Seiring berjalannya waktu disertai kerja keras dan doa orang-orang tersayang, Jennie dapat mampu bangkit dari keterpurukan. Sesulit apapun jalannya dan sekusut apapun benangnya Jennie selalu bisa menemukan titik terang.
Sekarang Lisa dan Zean telah sukses dengan bidang profesi yang mereka geluti. Zean menggantikan posisi Jennie di perusahaan sementara Lisa mempunyai studio foto sendiri dan menjadi BA dari beberapa brand mewah.
Lisa tidak tertarik dengan dunia bisnis yang menurutnya sangat membosankan dan alhasil Zean lah yang terpaksa menempati posisi itu walau harus mengorbankan cita-citanya menjadi dokter.
Disisi lain Chaeyoung bekerja sebagai soloist terkenal di bawah naungan YG Entertainment. Si cantik pemilik suara unik itu membawa banyak keuntungan bagi perusahaan sehingga ia dijuluki YG princes oleh para penggemar.
Semenjak keduanya bekerja, Jennie tidak diizinkan lagi ke perusahaan kecuali hanya sekedar berkunjung atau mengantarkan makanan.
Ceklek
Tatkala pintu itu terbuka, seorang lelaki tampan terlihat tengah sibuk memeriksa berkas-berkas yang menumpuk di mejanya. Mata elangnya bergantian mengamati kertas dan layar komputer guna mencocokkan data.
"Nak"
Kepalanya menoleh ke sumber suara. Senyum pun tercipta saat mendapati siapa yang telah memanggilnya.
Bergegas ia bangkit lalu mempersilahkan wanita paruh baya itu duduk.
"Duduk Mom"
Laki-laki itu adalah Zean. setiap melihat Jennie senyumnya tak pernah luntur. Ada kesan bahagia tersendiri yang menyelimuti kalbunya. Berbeda dengan Zean, Jennie justru memandang sendu putranya.
"Ini pasti berat bagimu kan nak?"
"Yang seharusnya kau menyelamatkan nyawa banyak orang harus terkurung dalam ruangan membosankan ini" imbuh Jennie yang membuat ia mengerti maksud ucapan sang ibu.
Zean tersenyum lembut lantas membasahi bibirnya sebelum menjawab.
"Apa yang Mommy katakan, aku senang dengan pekerjaan ini"
"Selama bekerja disini tidak ada yang mengganggumu kan?"
"Ngga, mana ada yang berani sama aku" ucapnya berlagak sombong.
"Mommy bawa makanan?" Tanya Zean sembari melirik paper bag bawaan Jennie.
"Ada, kamu lapar hum?" Zean mengangguk-angguk polos.
Jennie tersenyum kemudian mengeluarkan makanan yang baru selesai ia masak di rumah.
"Joy makanlah dulu" kata Jennie memanggil mantan sekretaris sekaligus sahabatnya. Joy masih bekerja disana meski bukan Jennie lagi bosnya.
"Gue makan di luar Jen bareng suami gue, boleh kan?"
"Kok tanya ke gue, ke Zean dong kan dia bosnya"
"Sajangnim, apa boleh?" Joy bertanya gugup. sekiranya Zean tak mengizinkan karena sebentar lagi mereka ada meeting.
"Iya Aunty tapi ingat jangan sampai telat"
Sepeninggalan Joy, tinggal lah Jennie dan Zean. Anak itu makan begitu lahap, sepertinya bekerja menguras tenaga dan perutnya.
Dan Jennie pun senang melihat anaknya makan selahap itu.
"Zean-ah"
"Hmm"
"Kapan kau akan membawa calon mu ke rumah" seketika itu juga Zean berhenti mengunyah dan meletakkan sendok disebelah piring.
"Aku jomblo Mom, gak ada cewek yang mau sama aku" ucapnya.
"Masa seganteng ini gak ada yang suka. Gak percaya Mom" ucap Jennie masih tak percaya. Dari segi manapun anaknya ini sempurna, baik pendidikan, karir maupun fisik jadi tak mungkin ada cewek yang menolak.
"Beneran, fisik bukan penilaian Mom"
Jennie menghela napas. Dari tahun ke tahun ia terus menanyakan itu dan ia yakin Zean pasti muak mendengarnya.
"Apa kamu gak mau menikah?"
"Nde, aku cuma mau hidup sama Mommy dan Noona" jawab anak itu polos.
"Zean-ah bukannya Mommy memaksa Mommy ini sudah tua dan tinggal menunggu ajal sementara kakakmu juga sudah berumah tangga kamu tidak mungkin bisa tinggal sendiri nak" nasehat Jennie dengan mimik serius.
"Mommy jangan ngomong kek gitu Mommy masih muda dan sehat" lirihnya.
"Umur gak ada yang tau nak, sehat atau sakit bukan menjadi patokan ajal seseorang"
"Tapi kalau Mommy gak ada aku kan bisa tinggal sama Noona"
"Kakakmu mungkin gak masalah tapi suaminya pasti tidak nyaman kalau kalian tinggal seatap sayang. Kalau kamu menikah dan punya anak dimasa tua nanti ada yang merawatmu nak" nasehat Jennie penuh kelembutan.
Awalnya Lisa juga sama seperti Zean tidak mau menikah sebab trauma dengan apa yang dialami Jennie tapi seorang lelaki gagah berani berhasil mendapatkan hatinya dan menikahi Lisa hingga sekarang mereka telah dikarunia seorang anak perempuan.
Chaeyoung pun begitu, ia menikah dengan pengusaha kaya raya pilihan Hyunbin. Walau sempat menolak namun lama kelamaan Chaeyoung mulai menerima suaminya dan mencintainya sampai memiliki seorang putri.
Sekarang tinggal Zean, laki-laki penggila kerja itu menghabiskan banyak waktunya di kantor ketimbang diluar karena tuntutan pekerjaan.
"Mom" Zean mengambil kedua tangan Jennie dan menggenggamnya.
"Aku takut seperti Daddy. Ku habiskan waktu ku di kantor agar aku tidak rambang mata dan berakhir merusaknya. Jadi ku mohon beri aku waktu sebentar lagi dan setelah menemukan yang tepat maka aku akan mengenalkannya padamu. Mommy percaya kan sama aku" Jennie mengangguk kecil bersama perasaan yang menggelitik. Ia tahu anak-anaknya pasti trauma.
"Yaudah, kalau gitu Mommy mau ke tempat kakakmu mengantarkan makanan ini" kata Jennie membereskan bekas makanan Zean.
"Gak usah Mom, dia bilang makan diluar sama Jungkook Hyung"
"Begitukah? Kalau gitu Mommy pulang aja"
"Mau aku anterin Mom"
"Mommy bawa mobil sendiri. Kamu lanjut saja kerjanya. Jangan sampai kelelahan eoh"
Cuph
Bahu tegap itu seketika turun. Ucapan Jennie terngiang-ngiang di kepalanya.
"Bagaimana caranya aku memberitahu mu Mom"
TBC
Oke guys I'm back, wkwk. Selain karena kesibukan RL aku juga pusing mikirin alurnya menuju ending. Rencananya bakal end di part 50 tapi gak jadi karena nanggung jadi aku tambah beberapa chapter lagi.
Double up? Kalau vote nya 100 dalam 1 menit.....
KAMU SEDANG MEMBACA
The Best Mom ✓
Fiksi PenggemarJennie Kim putri bungsu keluarga Kim yang harus menanggung aib seumur hidupnya akibat ulah pria bejat yang telah menodainya Akankah ia mampu melewati ini semua atau justru menyerah dengan keadaan. Highest Ranking 🏆 #1 in Jennie (2/3/23) #1 in Chae...