46 | Never Give Up

2.5K 346 6
                                    

Akibat bencana alam tersebut, Jennie terpaksa membeli gedung baru untuk mendirikan perusahaan dan merintis dari bawah lagi.

Satu bulan penuh ini ia menghabiskan banyak waktunya di perusahaan ketimbang di rumah dan anak-anak memakluminya.

Larut malam Jennie pulang bersama raut lelahnya. Lisa dan Zean yang kebetulan menunggunya langsung memberi pelukan.

"Are you tired Mom?" Lisa bertanya sembari mengambil blazer dan tas dari tangan Jennie.

"Yeah" jawab Jennie menyunggingkan senyuman tipis dan mendudukkan dirinya di sofa.

Zean bertugas melepas heels Jennie. setelahnya ke dapur mengambil minum.

"Mandilah Mom, sudah kami siapkan air hangat" jawab Lisa mewakili membuat Jennie terharu.

"Kalian sudah makan kan"

"Sudah Mom"

"Maaf ya Mommy sibuk terus"

"Mommy kerja kan buat kita semua" Jennie mengangguk kecil. membelai lembut wajah mereka lalu berdiri.

"Mommy ke kamar dulu ya"

"Sweet dreams Mom" ucap mereka serentak.

.

.

.

Meeting selama berjam-jam tetapi tidak membuahkan hasil. Bos dari perusahaan yang ia ajak kerjasama terus mengulur waktu seolah tak ada habisnya.

"Jadi, apa kesimpulannya hari ini" tanya Jennie dengan raut malasnya.

"Sebenarnya aku tidak suka basa basi" pria itu mengeluarkan sesuatu dari dalam saku jasnya kemudian meletakkan benda tersebut di depan Jennie.

"Mwonde?" Setelah melihat isinya Jennie shock lalu mengembalikan balik barang itu ke pemiliknya.

"Maaf Mr, sekedar kau ketahui kalau aku ini bukan gadis tapi seorang ibu dan anakku sudah dua" jelas Jennie panjang lebar.

"Tidak masalah, aku bisa menjadi ayah mereka" katanya memaksa. sementara Jennie mulai tidak nyaman. Bagaimana tidak, mereka baru saja kenal satu bulan lalu dan dia tiba-tiba saja melamarnya.

"Anda membuang waktu berharga saya hanya untuk hal konyol seperti ini. Saya datang ke sini untuk membahas kerjasama bukan pernikahan"

"Dan apa artinya barusan kau menolak ku? Heol, tolong sadarlah disini kamu membutuhkan ku agar perusahaan mu dapat hidup di jajaran pebisnis lainnya" kata pria itu menyombongkan dirinya.

Jennie yang sudah muak. Mengemas barang-barangnya lalu keluar dari ruangan pribadi itu tanpa sepatah kata.

Bersamaan dengan itu, pintu ruangannya kembali dibuka memperlihatkan seorang sekretaris cantik.

"Maaf Mr, nyonya Kim membatalkan penawaran kerjasamanya" ucapnya membawa laporan dari sekretaris Jennie melalui chat.

Jennie kembali ke perusahaannya. Duduk di kursi kebesaran itu dengan pikiran kusut dan bercabang.

.

.

.

Di tempat lain, duo Kim tengah bekerjasama membuat sesuatu di dapur. anak itu memasak makanan untuk dibawa ke perusahaan Jennie.

Zean yang memasak sementara Lisa yang menatanya. Gadis itu tidak pandai memasak. Satu-satunya yang bisa ia masak adalah ramyeon dan berakhir membakar dapur akibat tak tau cara mematikan kompor.

"Semua siap?" Intruksi Lisa.

"Nee, waktunya berangkat"

Zean ke kamar mengganti baju begitupun dengan Lisa.

"Udah?" Tanya Lisa.

"Buset! Lu mau ke kantor apa tanding balap sih kak" shock Zean melihat outfit kece Lisa.

"Buset! Lu mau ke kantor apa tanding balap sih kak" shock Zean melihat outfit kece Lisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya kali gue balap baju gini, apa gak netes liur para buaya liat keseksian gua"

"Nee nee" angguk Zean pasrah.

Begitu sampai di lokasi, perusahaan yang biasanya ramai kini terlihat sepi. Hanya beberapa karyawan lama yang bertahan semenjak bencana itu.

Tok Tok

Ceklek

"Oh kalian" Joy yang membukakan pintu.

"Apa Mommy di dalam Aunty?"

"Ya, masuklah"

"Mommy capek" mata Jennie perlahan terbuka begitu mendengar suara familiar tersebut.

"Kalian ngapain disini"

"Nganterin makanan, Mommy pasti belum makan kan?"

"Perhatian banget" gemas Jennie mencubit pipi mereka.

"Gimana meetingnya tadi Mom, apa lancar?" Jennie menghela napas kemudian menegakkan duduknya.

"Tidak" lesu Jennie.

"Waeyo?"

"Dia meminta Mommy menjadi istrinya dengan iming-iming akan membantu perusahaan ini"

"Gila tu orang" heboh Zean naik pitam.

"Sajangnim" suara Joy menginterupsi. Ketiganya sontak menoleh ke arahnya.

"Barusan ada email masuk kalau perusahaan MJ group menerima proposal kerjasama kita" tutur Joy memberi tahu.

"Jeongmalyo?" Joy mengangguk.

"Dia meminta kita datang ke perusahaannya sore ini"

"Makan dulu" pergerakan Jennie langsung dihentikan Zean.

"Kita gak mau ya Mommy sakit gara-gara kerja"

"Arraseo"

"Kalau Mommy pergi terus kita gimana?"

"Pulang saja eoh istirahat"

"Tapi kan, -"

"Pulang sayang" ucap Jennie yang pada akhirnya membuat mereka luluh.

"Tapi syaratnya nanti harus pulang sebelum jam makan malam" ujar Lisa memberi syarat. Jennie tampak melamun namun tak lama kemudian mengangguk setuju.

"Kalau ada apa-apa telpon ya Mom"

"Iya-iya, ini anak berdua cerewet banget" gerutunya membuat Joy yang sejak tadi menyimak terkekeh.

Lisa dan Zean terpaksa mengajak kakinya berjalan meninggalkan perusahaan setelah di usir sang ibu. Perasaan keduanya sama-sama tak enak melepas Jennie pergi begitu saja.





TBC

Maaf ya guys kemaren gk update, soalnya lagi gak enak badan jadinya gak fokus nulis tapi aku usahain buat update dan menamatkannya dalam Minggu ini atau selesai UTS. Nyongan! 👋

The Best Mom ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang