47 | We Love You Mom

2.6K 363 7
                                    

Pekerjaan seolah tak ada habisnya. Pagi, siang, sore dan malam rasanya sama. Entah waktu yang terlalu cepat berputar atau diri terlalu sibuk mengejar dunia.

Jennie hampir kehilangan semangat. Sempat berputus asa untuk tetap bangkit mengejar ketertinggalan. Namun dibalik semua itu ada dua makhluk turunan langit yang setia memberi semangat. Meminjamkan pundak kokohnya untuk sejenak menumpahkan beban berat yang tak sanggup lagi tertampung.

Gurat lelah di wajah ayu nan tak memudar di makan usia itu membuat mata manapun terenyuh bila memandangnya. Proporsi tubuhnya yang mungil dan ramping tampak kehilangan banyak bobot dari biasanya.

"Ugh" matanya sontak terbuka lebar tatkala merasakan cairan dingin membasuh kakinya.

Dilirik ke bawah dimana seorang lelaki tampan berusia belasan tahun tengah mencuci kakinya seraya memberi pijatan lembut.

"Apa aku mengganggu tidurmu Mom?" Tanya laki-laki itu sedikit terkekeh mengingat pertanyaan konyol yang ia lemparkan.

"Kapan pulangnya nak? Kok Mommy gak tau"

"Baru setengah jam tadi" Jennie diam tak menjawab lagi. Sejujurnya, pijatan Zean di kakinya sungguh membantu meringankan penat dan stress nya.

Dua puluh menit memberikan pijatan, Zean menyudahinya. Membentangkan handuk kecil putih di pahanya lalu meletakkan kaki Jennie diatasnya dan mengelap sisa air tersebut.

Sejemang Jennie tertegun, tak bisa mempercayai apa yang barusan ia lihat. Anak itu mencium kakinya berulang kali membuat hatinya terguncang.

Zean terus menciumi tempat dimana letak surganya itu berada. Kata orang anak laki-laki selamanya akan menjadi milik ibunya walau nanti telah beristri.

Kaki kecil putih yang masih belum keriput itu ia tatap lekat dan dalam. Teringat perlakuan buruk ia pada sang ibu adalah penyesalan terdalam. Zean masih menghukum dirinya akan itu. Dia begitu bodoh meragukan wanita bergelar ibu yang sebenarnya adalah bidadari tanpa sayap yang beruntungnya ia telah lahir dari rahimnya.

"Tunggu sedikit lagi Mom, biar aku yang mencari uang dan kau tinggal duduk diam di rumah" ujarnya penuh ketulusan.

Rasa panas mulai menjalar disekitar mata. Jennie bisa merasakan pandangannya buram akibat linangan mata. Senyuman Zean berkilauan layaknya sinar matahari di pandangan, membujuk diri ikut merasakan kenyamanan dari energi positif yang ia pancarkan.

Manik Zean beralih ke bawah. Kepala tertunduk dengan tangan mengusap lembut punggung kaki Jennie.

"Kaki ini telah melalui banyak jalanan. Lihatlah! bahkan bekasnya masih ada tak menghilang" lirihnya bergumam terdengar parau.

Tanpa disuruh, air mata meluncur di mata kanannya. Dengan cepat tangan kekar itu menyekanya lalu mendongak memperlihatkan senyuman paksa.

"I Love You" bisiknya lembut mengudara di telinga Jennie. Jennie mendekatkan wajahnya lalu memberikan kecupan hangat di keningnya.

"Kita makan yuk, Mommy pasti lapar kan. Makan apa kita hari ini Mom?"

Jennie mengedipkan matanya polos. seketika bingung ingin merespon apa.

"Aku lihat bahan makannya di kulkas dulu deh" ujar Zean membuka kulkas dan bergumam tampak berpikir menu apa yang akan dia buat.

Tak mau ambil pusing anak itu mengeluarkan semua bahan makanan dari kulkas membuat Jennie terganga. Tanpa mengucapkan apapun ia memasang apron di depannya lalu mulai memotong-motong bawang.

"Mommy duduk saja" ucapnya saat melihat Jennie ingin membantunya.

Beberapa menit kemudian, masakan siap disantap.

"Lisa belum pulang?"

"Belum, katanya ada tugas kelompok di rumah temen. Palingan sore nanti pulangnya" jawab Zean secara rinci.

Zean menyelesaikan makannya terlebih dulu. Berjalan ke dapur menyiapkan jus mangga dan potongan apel.

"Habisin Mom"

"Kenyang" rengek Jennie.

"Habisin eoh" kata Zean memasang wajah melasnya membuat Jennie kalah telak.

"Mommy istirahat dulu di kamar nanti malam kan ada pertemuan bisnis. biar aku yang ngerjain kerjaan rumah" katanya yang membuat Jennie terhenyak. Ia merasa gagal sebagai seorang ibu.

"Tapi nanti kamu kecapekan"

"Ngga kok"

"Sana! air hangatnya udah aku siapin buat mandi nanti keburu dingin" ujar anak itu menunjukkan senyuman manisnya.

"Ayolah Mom, jangan pikirin macam-macam. kami ngerti kok dan ini sudah tugas kami sebagai anak membantu kan. Mommy gak gagal kok jadi ibu justru kami yang gagal jadi anak buat Mommy" ucapan Zean semakin lama meremukkan hatinya.

"Ingat Mom, Mommy gak sendirian lagi. Ada kita di depan yang melindungi Mommy"

Jennie melamun membuat Zean bingung.

"Kenapa menatapku seperti itu Mom" canggungnya salting dengan pipi merah seperti kepiting rebus.

"Sejak kapan kamu pandai ngomong?"

"Ya sejak bayi lah kan Mommy yang ngajarin"

"Anni maksud Mommy ngomong semanis itu siapa yang ngajarin"

"Noona" jawabnya spontan.

"Udah ih Mom banyak banget nanyanya udah kayak polisi" dengus Zean.

Jennie yang pengen melontarkan sebuah kalimat langsung dicegah oleh Zean dengan cara tidak biasa.

Greepp

Anak bujang itu menggigit gemas pipi mandu sang ibu yang bergerak-gerak saat berbicara yang membuatnya gemas.

"ZEAN!!!" Pekik Jennie bergema di ruangan kosong itu.

"Kabur!" Ucapnya lari menjauh dari Jennie.

3 jam kemudian, Lisa tiba dengan suara cemprengnya.

"Lisa Barbie pul,- bruk" sebuah bantal sofa tepat melayang ke wajahnya.

"Berisik! Mommy lagi tidur" ketus Zean yang sedang duduk santai menonton tv.

"Yak buaya dua alam" jerit Lisa tak mengindahkan peringatan adiknya.

"Anjir dua alam"

"Berani ya Lo sekarang sama gue. Lo pikir Lo ganteng hah"

"Lah emang iya" jawab Zean ngeselin.

"Percuma ganteng tapi pendek" ucapan Lisa terdengar ambigu ditelinganya.

"Apanya yang pendek?" Saat mata gadis itu turun barulah Zean paham. Kedua tangannya sontak menutupi area privasinya.

"Noona ngintip aku mandi ya" katanya yang kini memundurkan tubuh saat langkah Lisa semakin mendekat.

Lisa tak menjawab. Gadis itu hanya menampilkan senyuman evilnya.

"Huuwaa Mommy masa depanku dilihat Noona" Zean berlari histeris ke lantai atas meninggalkan Lisa yang tertawa terbahak-bahak di sofa.







TBC

Part ini khusus momen Jenzean. siapa sangka kulkas 10 pintu itu bisa sosweet juga ternyata😂

The Best Mom ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang