48 | Furious

2.6K 385 9
                                    

Dimana pun dan kapanpun kedua anak itu selalu menemaninya. Tak membiarkan ia di temani kesepian dan selalu datang memberi sebuah senyuman. Jennie sangat bersyukur di masa sulit seperti ini ada dua jagoan hebat yang siap menjadi garda terdepan untuknya.

"Mommy" kedua bocah itu berdiri di depan pintu kamar sang ibu menunggu Jennie keluar.

"Sebentar" sahut Jennie dari dalam.

Ceklek

"Omo! Pada mau kemana rapi banget" kaget Jennie disambut tampilan kece badai anak-anaknya.

"Temenin Mommy lah. Biasanya acara-acara begini kan bawa pacar atau pasangan gitu" jawab Zean.

"Iya bawa pasangan tapi bukan bawa anak" wanita itu memutar matanya malas. Tingkah mereka selalu diluar prediksi.

"Gapapa aku bisa gantiin posisi itu, cincinnya masih di pake kan" pandangan Jennie ikut menjurus ke arah tangannya. Cincin berlian itu memeluk manis jari pemiliknya.

"Kajja" Jennie tertegun kala tangan besar putranya membungkus sempurna tangannya. Terasa hangat dan nyaman. Perasaan yang belum pernah ia rasakan saat bersentuhan dengan laki-laki. Wajar karena dia belahan jiwanya.

Untuk malam ini Zean yang menyetir. Jennie duduk di bangku sebelah kemudi dan Lisa dibelakang.

Sepanjang jalan mereka hanya diam tetapi Jennie tampak gelisah. Zean yang menyadari itu lantas mengusap punggung tangan Jennie dan berucap.

"Everything will be okay"

Sesampainya di lokasi Jennie menarik napas panjang lalu menghembuskannya pelan. Orang-orang yang ia temui nanti bukan sekedar pebisnis biasa tetapi kumpulan teman lamanya.

Zean menekuk lengannya, menyuruh Jennie mengalungkan tangannya disana. Mereka terlihat seperti pasangan muda. Di dukung oleh proporsi tubuh Zean yang tinggi membuat siapapun yang melihat akan menganggap mereka pasangan serasi.

"Terus gunanya gue dimari apa" dengus Lisa merasa terabaikan.

"Dayang" jawab Zean ngasal mendapat pukulan dikepala belakangnya.

"Berantem Mommy usir pulang" ancam Jennie membuat keduanya menyengir.

"Hehe jangan dong Mom udah capek-capek begaya masa disuruh pulang"
 
"Noona jangan buat masalah" bisik Zean menarik tangan Lisa sehingga berdiri disampingnya.

"Kau juga" bisik Lisa mencubit pinggang Zean.

Seusai drama sesaat itu mereka masuk ke dalam sebuah ruangan privat yang telah di reservasi sebelumnya. Dentuman heels Jennie mengalihkan perhatian banyak pasang mata disana. Jennie tampak gugup namun sebisa mungkin bereaksi normal.

"Woah bintang sesungguhnya telah datang" heboh mereka yang malah membuat atmosfer disana menjadi canggung.

Untuk saat ini Lisa dan Zean masih diam selagi mereka belum keterlaluan.

"Ku dengar kau mencari mitra bisnis"

"Nde" jawab Jennie canggung.

"Kenapa? Bukankah perusahaan mu lebih maju dari kita-kita disini" kalimatnya ambigu. Antara memuji atau menghina.

"Mom, boleh pesan uyyu" Zean berbisik. Matanya melirik milkshake milik orang lain diatas meja.

"Ck, malu-maluin aja lu. Baru nyampe juga" Lisa lagi-lagi mencubit pinggang adiknya membuat laki-laki itu meliuk kesakitan.

"Pesanlah nanti Mommy bayar"

"Boleh?" Tanya Zean sekali lagi berbinar-binar.

"Iya"

The Best Mom ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang