Sejak tadi Lisa rewel pengen ngajak Jennie main tapi Jennie gak bisa karena baby Zean lagi nyusu.
"Mommy bocan ayo main dilual" rengek Lisa sambil memeluk boneka beruang kesayangannya.
"Main disini saja eoh ini di rumah sakit nak bukan tempat bermain" ucap Jennie memberi pengertian. Dia lelah dan mengantuk karena mengurus Zean semalaman.
"Ndak mau, pokoknya main di lual" Jennie menghela napas. memijit kepalanya yang berdenyut.
"Tungguin dedeknya tidur dulu baru kita main ya" Lisa menggeleng dan menghentakkan kakinya kesal.
"Cekalang!"
"KALAU MOMMY BILANG NANTI YA NANTI!" tanpa sadar ia meninggikan suaranya membuat Lisa terkesiap.
Jennie merutuki dirinya ketika melihat tubuh mungil Lisa bergetar ketakutan. wajar, karena ini pertama kalinya Jennie semarah ini padanya.
"Mommy jaat!" Lisa melempar boneka beruangnya lalu keluar dari ruangan Jennie sambil menangis.
Jennie menghela napas berat dan memejamkan matanya.
"Mommy capek nak seharusnya kamu mengerti" gumamnya menitikkan air mata.
Lisa menangis terisak di taman belakang rumah sakit sambil memeluk kakinya dan menyembunyikan wajahnya disana.
"Hey, kenapa menangis?" Lisa mengangkat wajahnya saat mendengar suara seseorang.
"Onty tiapa?"
"Heol, kau melupakanku?" Balita itu terdiam bingung.
"Aku Bae Irene teman Mommy mu" Lisa mengangguk seadanya kemudian mengabaikan Irene.
"Kok sendiri, Mommy mu dimana?" Tanya Irene duduk disebelahnya.
"Di dalam"
"Habis berantem ya sama Mommy nya"
"Em, Mommy jaat!"
"Yaudah kalau gitu jadi anaknya Aunty saja" Lisa spontan menoleh hingga mata hazelnya bertubrukan dengan mata Irene.
"Ndak mau Onty tan juda punya anak" geleng Lisa melengos. pasalnya Irene tengah hamil besar sekarang.
"Apa salahnya? Aunty bisa menyayangimu seperti anak Aunty sendiri" Lisa menatap dalam mata Irene penuh harap.
"Benelan? Dengan entengnya Irene mengangguk dan mengulurkan tangan kanannya pada Lisa.
"Kalau gitu ayo kita pulang ke rumah Aunty" Lisa menerima uluran tangan Irene kemudian tersenyum tipis.
Tiba-tiba Jennie datang sambil menggendong Zean.
"Mau kau bawa kemana anakku Irene" Irene dan Lisa saling bertatapan.
"Ku bawa pulang, kau tak becus menjadi ibunya" mendengar ucapan Irene, Jennie menjadi emosi.
"Tutup mulutmu! Jika kau tidak tahu apa-apa jangan ikut campur"
"Bukannya aku ikut campur memang kenyataanya kau membuang anakmu sendiri jadi mending aku ambil" jawab Irene enteng lalu melewati tubuh Jennie bersama Lisa digenggamannya.
"Lisa-ya" Jennie mengikuti Lisa dengan langkah tertatih-tatih karena perutnya masih nyeri. Lisa menoleh kebelakang, hatinya berat meninggalkan Jennie tapi dia tidak suka Jennie memarahinya.
Sedetik kemudian Jennie merasa penglihatannya berkunang-kunang. dia mengerjapkan mata berkali-kali guna menjernihkan pandangan dan berakhir terduduk lemas di bangku tunggu.
Melihat itu Lisa bergegas lari menghampiri sang ibu.
"Mom" panggil Lisa namun tak ada jawaban. Mata kucing itu tertutup rapat.
"hiks Mommy anun hiks"
Pandangan Lisa beralih pada sang adik. Ia menahan tubuh adiknya agar tidak terjatuh dari pangkuan ibunya.
Irene mendekat dan memanggil suster yang lewat untuk membawa Jennie kembali ke ruangannya dan tak lupa memanggil dokter.
"Tubuhnya masih lemas dan pastikan ia beristirahat dengan cukup"
Selepas kepergian dokter itu, Irene masih setia disana menunggu Jennie sadar.
"Eungh" Jennie membuka matanya perlahan dan Lisa lah pemandangan pertamanya.
"Lili" lirih Jennie lemah.
Jennie merubah posisinya menjadi duduk bersandar di brankar.
"Waeyo, Lili masih marah?"
Lisa melepas kontak mata tatkala mata bulatnya bertemu mata sayu sang ibu.
"Kamu gak bahagia ya tinggal sama Mommy" Lisa tak merespon. Pandangannya masih terpaku di objek yang sama.
Melihat respon anaknya Jennie mengangguk kecil dan tersenyum kecut.
"Mommy memang miskin. pakaian kita memang gak sebagus dia dan kamu pasti malu mempunyai ibu yang kotor sepertiku" Jennie terisak diakhir kalimatnya dan detik itu juga Lisa memeluk erat tubuh Jennie.
"Lili dak malu unya ibu tepelti Mommy talna Mommy Lili ibu telbaik sedunia" ucapan Lisa mampu membuat Irene terharu.
Jennie mengurai pelukan mereka.
"Janji jangan tinggalin Mommy ya"
"Dandi"
Cuph
Kini matanya berpindah pada Irene yang sedang menggendong bayinya lalu memintanya.
"Kemarikan bayiku"
"Gomawo" ucapnya dan Irene tersenyum tipis.
Satu jam Irene pulang, Jisoo datang masih mengenakan setelan kantor.
"Gwenchana? Ku dengar tadi kau sempat pingsan"
"Ah ya tadi aku bosan dan jalan-jalan sebentar mencari angin tapi tiba-tiba kepalaku pusing" alibi Jennie mengarang cerita agar Lisa tidak disalahkan.
"Udah tau masih lemah ngapa harus jalan-jalan sih" omel Jisoo mendapat putaran mata dari sang empu.
"Kata dokter besok kamu udah boleh pulang. Siangnya aku bakal kesini lagi dan nganterin kalian pulang"
"Apa gak ngerepotin Unn?"
"Gak kok, besok aku juga free"
.
.
.
Malam harinya selesai menyusui si kecil, Jennie yang mau tidur tak sengaja menangkap wajah sendu Lisa yang sedang memperhatikannya.
"Mommy" ucap Lisa ragu memilin jari-jemari mungilnya resah.
"Iya" jawab Jennie tersenyum simpul.
"Mau uyyu" kepala Lisa tertunduk. takut Jennie memarahinya seperti siang tadi.
"Aigoo si kakak mau uyyu rupanya" kekeh Jennie mengacak rambut hitam tebal Lisa.
"Tatak?" Ulang Lisa terheran.
"Hu'um kakaknya Zean"
"Butan baby agi?"
"Baby itu Zean kalau Lili kakak, kan Lili sudah besar" balas Jennie.
"Lili matih tecil" protes Lisa tidak terima bersedekap dada. Jennie tergelak kecil mendengarnya.
"Jadi uyyu gak nih kalau nggak Mommy tidur" balita itu merangkak cepat dan membaringkan tubuhnya disebelah Jennie.
"Yang Mmy"
"Besok kita pulang" jawab Jennie sambil menyelipkan anak rambut Lisa ke belakang telinganya.
"Peyut Mommy acih atit?"
"Masih tapi udah mendingan" anaknya itu terlalu peka dan perhatian. Hal sekecil apapun tak luput dari mata bulat indahnya.
"Sekarang Lili tidur ini sudah malam" Lisa mengangguk dan merapatkan tubuhnya pada Jennie kemudian melanjutkan mengemut uyyu nya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
The Best Mom ✓
FanfictionJennie Kim putri bungsu keluarga Kim yang harus menanggung aib seumur hidupnya akibat ulah pria bejat yang telah menodainya Akankah ia mampu melewati ini semua atau justru menyerah dengan keadaan. Highest Ranking 🏆 #1 in Jennie (2/3/23) #1 in Chae...