39 | Duo Kim

3.2K 352 15
                                    

Beberapa tahun kemudian....

Lisa dan Zean sudah beranjak remaja. kini kedua anak itu duduk di bangku high school di salah satu sekolah favorit Busan.

Sementara Jennie sukses membawa perusahaannya menjadi maju bahkan sejajar dengan perusahaan ayah dan kakeknya.

Lambat laun seiring berjalannya waktu Lisa mengerti kisah kelam ibunya dan dia sangat membenci Taehyung. Berbeda dengan Zean yang gampang terpengaruh hasutan Taehyung dan menginginkannya tinggal bersamanya dan Irene.

"Percayalah padaku nak, ibumu sengaja menjelekkan aku di depanmu supaya kamu membenci Daddy" yakin Taehyung berbicara dengan putranya.

Zean menatap lekat wajah tampan Taehyung yang masih awet muda dengan tatapan penuh menyelidik. Ia dilema antara mempercayai Jennie atau Taehyung.

"Tapi Mommy bilang kau melecehkannya tuan" jawab Zean dengan deep voicenya.

"Sudah ku bilang itu akal-akalan nya untuk mencuci otakmu, dia wanita nakal yang suka main dengan banyak pria dan oleh sebab itulah aku menceraikannya" ucap Taehyung berdalih dengan sejuta kebohongan yang ia punya.

"Lalu apa alasanmu begitu kukuh menginginkanku tinggal bersamamu"

"Aku hanya tidak ingin kau dimanfaatkan terus olehnya demi keuntungannya sendiri" Zean termenung mencerna semuanya dari berbagai sudut pandang hingga lamunannya dibuyarkan oleh Irene disebelahnya.

"Jangan percayai kata ayahmu"
.

.

.

"Loh nak, adikmu mana kok belum turun" heran Jennie tidak mendapati anaknya satu lagi di meja makan.

"Masih tidur kali Mom" Jennie menghela napas lelah. Melepas celemek di pinggangnya kemudian naik ke lantai atas.

Tok Tok

Ceklek

Jennie menggoyangkan lengan Zean namun anak itu sama sekali tidak terusik hingga Jennie membuka gordennya,

"Yak! siapa yang membuka gordennya!" Teriak Zean membuat Jennie terlonjak kaget.

"Mommy, cepat bangun sekarang sudah jam setengah tujuh" mendengar suara Jennie mata Zean spontan terbuka nyalang.

Ia beranjak ke kamar mandi tanpa melakukan kontak mata dengan ibunya. Jennie yang diperlakukan seperti itu sudah biasa. Anak bujangnya itu memang dingin dan cuek.

Sesampainya di meja makan Jennie tersenyum hangat sembari meletakkan susu coklat hangat di sebelah piring Zean.

Rambutnya rapi tapi tidak dengan seragamnya yang keluar dan tidak menggunakan dasi beserta almamater.

"Dasinya kok gak dipake nak" tanya Jennie kesekian kalinya setiap pagi.

"Ribet"

"Biar Mommy pasangin" Zean keburu bangkit dari duduk kemudian menyambar kunci motornya.

"Ayo nanti kita telat" ucapnya pada Lisa sedangkan Lisa memandang sendu ibunya di depan tangga.

"Mom, aku berangkat dulu ya" pamit Lisa mencium tangan dan kedua pipi Jennie.

"Nde hati-hati di jalan nak" Lisa mengangguk lantas berlari kecil menyusul adiknya yang udah keluar duluan.

"Sikapmu barusan melukai perasaan Mommy, sampai kapan kau terus seperti ini" ucap Lisa ditengah keheningan. Suaranya pelan ditelan bisingnya kendaraan. Zean melirik Lisa sepintas lewat kaca spion motornya.

Lisa menghela napas. lagi-lagi Zean hanya diam.

"Yak! Jangan ngebut gue terlalu cantik untuk mati sekarang" pekik Lisa terkaget saat Zean mengencangkan laju motornya.

The Best Mom ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang