30 | Silent

3.1K 438 24
                                    

Minho menggelar pesta di mansion megah miliknya dalam rangka merayakan kemenangan tender di Australia.

Seluruh keluarga berkumpul termasuk Jennie atas paksaan sang kakek. Sejak tadi Lisa tidak bisa tenang di pangkuan Jennie. bayi itu terus menggapai-gapai sesuatu di meja yang ia tempati.

"Duduk yang tenang baby" Jennie kewalahan menahan badan Lisa agar tidak menyentuh botol wine itu. Apalagi Shin-hye dari tadi terus meliriknya sinis.

"Mom au itu" Lisa menunjuk Whiskey yang sedang diminum oleh para tamu.

"Engga boleh, Lili masih kecil" bibir Lisa mengerucut gemas. Anak umur segitu memang lagi aktif-aktifnya. rasa ingin tahunya tinggi terhadap hal baru.

"Jangan lompat-lompat nak nanti kena perut Mommy"

Dugh

Baru diomongin perut Jennie gak sengaja ketendang kaki Lisa lumayan keras membuat Jennie meringis nyeri.

"Udah dibilangin bisa diem gak sih! rusuh banget" Shin-hye mencubit pantat sintal Lisa kuat dan menurunkannya dari pangkuan Jennie.

Bayi itu terdiam membisu di karpet. ingin menangis tetapi ia takut melihat seramnya wajah Sin-hye. Ia hanya dapat mengusap pantatnya yang terasa panas dan perih.

Usai acara berakhir Lisa cuman diam. Diajak bicara pun bayi itu hanya mengangguk dan menggeleng saja.

"Ini makanannya mau Mommy suapin?" Lisa menggeleng dan membawa bubur bayi nya jauh dari meja makan.

Untuk saat ini Jennie merasa tidak ada yang aneh dengan perubahan sikap Lisa. sembari memakan makanannya ia sesekali melirik putrinya di ruang tengah.

Rutinitas sehari-hari Lisa sebelum tidur adalah minum susu coklat favoritnya. namun khusus hari ini bayi itu tidak ingin dan langsung tidur memunggungi Jennie.

.

.

.

Sang fajar menyingsing di ufuk timur. kicauan burung dan kokokkan ayam membangunkan setiap insan dari balutan selimut.

Jennie dibuat terkejut saat tidak mendapati Lisa di sampingnya dan ketika hendak ke dapur ia melihat punggung mungil putrinya tengah membersihkan pecahan gelas di lantai.

"Cepat bereskan! Sebelum ada yang terluka" Sin-hye berkacak pinggang memarahi Lisa.

"Anak haram sepertimu memang pembawa masalah" Jennie mematung di tangga akhir. beruntung Lisa belum mengerti jika tidak ia pasti akan sakit hati.

Selepas kepergian Sin-hye Jennie menghampiri Lisa dan mengusap puncak kepalanya membuat Lisa mendongak.

"Bi, tolong dibersihkan" Bibi Lee melanjutkan pekerjaan Lisa. Jennie membawa bayi itu duduk di sofa untuk mengobati luka ditangannya.

"Apa ini sakit nak?" Tanya Jennie lirih. Lisa cuman diam tanpa respon sedikitpun.

"Kenapa Lili berada di dapur?"

"Haus" Lisa menjawab sambil menatap tangannya yang sedang diobati.

Sehabis mandi, saatnya mereka sarapan. Minho tidak bisa gabung karena ada meeting bersama kliennya.

Menu sarapan pagi ini adalah nasi goreng kimchi dan cuman Chaeyoung yang dibuatkan bubur bayi.

"Buat Lisa gak ada Bi?" Bibi Lee menggeleng canggung. Sin-hye hanya menyuruhnya membuat bubur untuk Chaeyoung.

"Makan saja apa yang ada" sela Sin-hye menghentikan langkah Jennie yang mau ke dapur. Wanita itu menggeram pelan dengan tangan terkepal.

Jisoo yang peka lantas menyuruh Chaeng berbagi makanan tapi bayi gembul itu menolak dan memakan rakus buburnya.

"Nanti perutnya sakit" gumam Jennie menyugar rambutnya frustasi. Ia lirik Lisa disebelahnya dan membungkukkan sedikit badan.

"Lili minum uyyu Mommy aja nanti ya"

"Tidak boleh nak, itu berbahaya bagi kandunganmu" sela Yejin membuat Jennie mendesah lelah.

Lisa yang mendengar itu langsung mengambil sepiring nasi goreng tersebut lalu memakannya di lantai.

Air matanya menitik tanpa sadar. bayi malang itu tidak seharusnya mendapat perlakuan buruk ini.

Baru satu suapan Lisa mengipas mulutnya. nasi goreng itu sengaja dibuat pedas atas permintaan nyonya rumah. Jennie mendekati Lisa dan ikut duduk disebelahnya.

"Sudah jangan dimakan lagi nanti Mommy belikan kimbap di minimarket"

Sesampainya di minimarket Lisa cuman diam memperhatikan sekeliling.

"Lili tidak mau beli apapun?" Heran Jennie saat Lisa hanya duduk diam di keranjang belanjaan. Biasanya setiap diajak ke minimarket balita itu dengan semangat menunjuk jelly dan yupi.

Lisa menggeleng membuat Jennie dilanda khawatir. Tidak biasanya Lisa seperti ini. Walau Lisa mengatakan tidak Jennie tetap membelikannya dan saat ditawarkan eskrim lagi-lagi ia menggeleng.

"Loh kenapa nggak mau, bukannya kemaren Lili pengen minta ini" Lisa diam membuat Jennie membuang napas.

"Ada apa, ada sesuatu yang menganggu Lili?"

"Yang"

"Iya, habis ini kita pulang" Lisa menggeleng. bukan rumah Minho maksudnya tapi apartemen kecilnya.

"Yang umah" Jennie mengangguk paham. sedikit mencubit pipi gembul Lisa dan tersenyum lalu mendorong keranjang belanjaannya menuju kasir.

Sampai di mansion, Jennie pamit ingin pulang tetapi dicegah oleh kakek dan ibunya.

"Kenapa harus buru-buru, disini saja selama beberapa hari lagi" ujar Minho. Jennie mengusap wajahnya kemudian melirik Lisa.

"Lisa tidak nyaman disini beoji"

"Waeyo? Kemarin dia tertawa dan berlarian disini" Jennie mengedikkan bahunya. setelah malam itu Lisa berubah menjadi pendiam.

                               ~•••~

Chaeyoung bermain bersama pengasuhnya dan Lisa bermain sendirian dengan bonekanya. Sementara Jennie beserta Yejin dan Jisoo tengah mengobrol di sofa.

Melirik jam dinding yang telah menunjukkan pukul 9 malam yaitu waktu tidur Lisa.

"Yaudah Eomma, Unnie aku tidur dulu" Jennie beranjak menghampiri Lisa untuk menyuruhnya tidur.

Saat sampai di kamar Lisa mengambil bantal dan meletakkannya di lantai membuat Jennie kebingungan.

"Kasurnya besar nak kenapa harus tidur di lantai" Lisa melirik Jennie sekilas sebelum mengambil boneka beruangnya.

"Panas" jawabnya lalu tidur di lantai dingin.

"Mommy hidupin AC nya dulu" Lisa bergeming dan tetap tiduran disana.

"Lili marah sama Mommy?" Lisa membalikkan badannya menghadap Jennie.

"Ndak"

"Terus kenapa dari kemaren baby diemin Mommy" air mata Lisa turun begitu saja dan itu membuat Jennie tersentak.

"Mommy tuma tayang dedek bayi" hati Jennie di dalam terasa di sayat. Inilah yang ia takutkan. takut tak bisa adil sama anak-anaknya.

"Talau ditu bial Lili mati caja"

"Siapa yang ngajarin Lili ngomong kek gitu" tanya Jennie tegas.

"Meleka tidak tuka tama Lili, meleka tuma tayang adik bayi dan Unnie" setelah mengucapkan itu Lisa berlari keluar dengan air mata berjatuhan.



TBC

The Best Mom ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang