32 | Take Care Of You

3.2K 377 9
                                    

Matahari begitu terik siang ini, jalanan kota ramai dilalui kendaraan yang berlalu lalang. Seorang wanita bersama anak kecil disebelahnya bergandengan tangan menyebrangi jalan.

"Mom kecian paman itu" telunjuk mungilnya menunjuk seorang pengemis ditepi jalan.

"Ayo kita samperin" ajak sang ibu menggandeng tangan putrinya.

Si kecil itu memberikan makanan ditangannya pada pengemis berpakaian kumal dan compang-camping tersebut.

"Kamsahamnida" ia sujud syukur di kaki Lisa saking bahagianya mendapat makanan.

"Cama cama paman" senyum Lisa senang berbagi makanan. Anak itu mengorek saku celananya lalu memberikan selembar uang merah yang ia dapatkan dari pelanggan ibunya.

"Ini buat paman" ujar Lisa membuat pengemis itu menangis bahagia.

"Makasih nak, semoga kebaikan kalian dibalas tuhan dan selalu dalam lindungan Nya"

"Sama sama Ahjussi" ketika mereka ingin berbalik pergi seorang wanita bersama bayi digendongannya menghentikan langkahnya.

"Yeoubo, apa kau sudah mendapatkan uang" tanya sang istri yang sama kumal dengannya.

"Ini" ia mengangkat kotak makanan beserta uang yang diberikan Lisa tadi. Melihat itu Jennie tersenyum tipis. merasa senang bisa membantu sesama.

Keduanya makan bersama penuh kehangatan, anak mereka yang masih bayi tak berhenti menangis karena kelaparan alhasil Jennie ke minimarket untuk membeli susu formula dan beberapa roti buat mereka.

"Kasihan bayinya buk, tolong diterima ya" wanita itu melirik suaminya yang mengangguk lalu menerima pemberian Jennie.

"Makasih banyak. Kalian orang pertama yang baik pada kami" ucap istrinya membuat Jennie terenyuh.

"Sesama manusia sudah tugas kita saling menolong buk"

"Kalian berteduh lah disini, kasihan bayinya kepanasan" ajak Jennie ke sebuah toko roti di depan mereka.

"Apa ini tokomu?"

"Bukan, saya gak sekaya itu pak" senyum Jennie canggung.

Baru saja mereka berteduh sang pemilik toko keluar ketika mendengar suara gaduh. Awalnya ia mengintip di jendela lalu keluar membawa seember air kotor.

Byur

"Menjauhlah dari tokoku kau membuat pelanggan ku kabur" hardiknya memaki pengemis yang sangat kumal tersebut.

"Kau bisa mengusirnya secara halus Ahjumma tidak perlu pakai cara kekerasan seperti ini" bela Jennie yang malah membuatnya ikut terkena imbas. Ahjumma itu mendorong Jennie sampai membentur dinding.

Bugh

"Tidak usah ikut campur! Sekarang pergi dari sini" Lisa memegang tangan Jennie erat saat melihat ibunya mendesis kesakitan.

"Mom"

"Kau tidak apa-apa nona?" cemas mereka karena saat ini Jennie tengah hamil besar.

"Nde, ayo kita pergi" Jennie mengajak mereka berdua ke tempat yang lebih aman dan jauh dari keramaian.

"Kau tidak perlu melakukan itu untuk melindungi kami nona, kami akan merasa bersalah jika terjadi sesuatu pada bayi anda"

"Saya gapapa, kalian gak perlu khawatir" ucap Jennie memperlakukan mereka sangat baik dan sopan.

"Kalau begitu kami pulang dulu pak buk, mari"

Sampai di mansion perut Jennie tiba-tiba kram. Ia ke dapur memasak air panas lalu menuangkannya ke dalam botol. Melirik sekilas Lisa yang bermain di ruang tamu kemudian duduk di sofa mengompres perutnya.

"Ugh appo" ringisnya menutup mata.

"Yang kuat ya nak, Mommy pun akan sama kuatnya" ucap Jennie mengusap-usap perutnya yang membuncit besar.

"Mommy" Lisa datang sembari membawa boneka beruang dipelukannya.

"Mommy" Lisa datang sembari membawa boneka beruang dipelukannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hmm" dehem Jennie tanpa membuka matanya.

"Uyyu"

"Tunggu sebentar ya nak, perut Mommy lagi sakit" kata Jennie pelan memberi Lisa pengertian.

"Apa talna tadi?"

"Mommy juga gak tahu sayang"

Menit berikutnya deruman mobil di halaman mansion terdengar menampakkan Jisoo dengan setelan kantornya.

Ia berjalan menuju ruang tamu sambil membawa dua paper bag digenggamannya.

"Waegere, apa terjadi sesuatu" khawatir Jisoo melihat keadaan adiknya.

"Gak ada Unn, perutku cuman kram" jawab Jennie meletakkan botol tersebut diatas meja.

"Ck, kau bandel! Udah ku bilang istirahat saja jangan bekerja" omel Jisoo.

"Kalau aku gak kerja mau dapat uang darimana Unn"

"Jennie-ya, aku ini kakakmu. Kau tidak perlu sungkan meminta bantuanku"

"Aku gak enak terus merepotkan orang" jawab Jennie.

Jisoo tak menanggapi ucapan sang adik. wanita berbibir hati itu melenggang pergi menuju dapur dan kembali membawa ember berisi air hangat.

"Unnie ngapain" kaget Jennie atas sikap kakaknya yang saat ini memijit kakinya.

"Berak!" Sewot Jisoo membuat Jennie menelan ludah.

"Ini pasti tanda-tanda mau lahiran. Besok kita harus ke rumah sakit buat nanya HPL kamu" Jennie cuman diam tanpa menjawab. Sejujurnya ia tidak nyaman dan sopan karena perlakuan Jisoo ini.

"Unnie udah, aku gak papa"

Dan benar saja. Hal yang Jennie takuti terjadi.

"Apa yang kau lakukan Jisoo!" Jisoo langsung berdiri dan menghadang tubuh ayahnya sebelum melukai sang adik.

"Aku melakukannya atas kemauanku sendiri dan tolong jangan sentuh adikku dengan tangan kotormu itu"

Hyunbin yang mau marah gak jadi saat melihat Minho pulang.

"Sekarang ke kamar tidur!" Titah Jisoo menarik pelan tangan Jennie ke lantai dua.

"Unnie aku mau pulang saja"

"Gak! Kamu harus tetap disini buat jaga-jaga kalau nanti kamu lahiran" kukuh Jisoo menahan adiknya di rumah sang kakek.

"Tapi aku gak nyaman tinggal bersama mereka Unnie"

"Tenang saja, aku akan menjagamu"




TBC

The Best Mom ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang