5 | Boy or Girl

5.7K 564 8
                                    

Minggu ini musim dingin akan melanda Korea selama tiga bulan ke depan. Sekolah diliburkan sementara begitupun dengan para pekerja.

Setiap pulang Jennie selalu dikasih makanan dan uang oleh Jessica. namun selalu ia tolak.

"Beli pakaian hangat dan makanan enak" ujar Jessica menyelipkan sebuah amplop coklat ke tangan Jennie.

"Saya ambil makanannya aja buk" tolak Jennie mengembalikan uang itu. Walau ia sangat membutuhkan tapi Jennie tidak mau merepotkan apalagi sampai berhutang budi.

"Arraseo, besok hari terakhir kamu bekerja"

"Ibu memecat saya?" Jessica menggeleng dan terkekeh melihat ekspresi kaget Jennie.

"Bukan, aku ingin kau istirahat di rumah sampai musim dingin berakhir" Jennie bernapas lega. Ia sangat membutuhkan banyak uang saat ini.

"Baiklah kalau begitu saya pamit pulang dulu buk"

"Iya, hati-hati"

Sebelum pulang Jennie singgah ke mall buat beli pakaian hangat dan persediaan makanan sampai 3 bulan ke depan.

Hiasan pohon natal mulai terlihat di beberapa toko karena tak lama lagi hari raya umat Kristen itu akan tiba.

"Christmas with you" ucap Jennie mengelus perutnya yang mulai membesar. Tahun ini ia merayakan Natal hanya bersama sang anak yang masih dalam kandungan.

"Mommy akan membuatkan cake untukmu. Kajja kita beli bahannya" seru Jennie semangat memasuki mall untuk berbelanja.

Gadis itu menahan dirinya agar tidak berbelanja barang yang tidak dibutuhkan ketika melewati toko pakaian mewah dan tas branded.

Ia memilih beberapa jaket hangat dan syal lalu membayarnya. Membeli kebutuhan pokok dan barang-barang untuk mempersiapkan natal.

"Udaranya sudah mulai dingin" Jennie memakai jaket yang barusan ia beli tadi akibat tak tahan dengan udara Busan yang mulai dituruni salju.

Sesampai di rumah Jennie menyalakan penghangat ruangan dan radio untuk mengusir kesunyian. Duduk di depan meja melanjutkan rajutan baju bayinya.

"Akhirnya selesai juga" lega Jennie setelah selesai mengerjakan boneka beruang rajutan beserta pakaian bayi yang lucu.

"Apa kau suka nak" Jennie mencocokkan baju kecil itu ke perutnya kemudian tertawa geli dengan kelakuannya sendiri.

.

.

.

Hacih

Dua hari ini Jennie terus bersin-bersin dan pilek. Cuaca dingin memang tidak cocok dengan tubuhnya. Fisiknya memang lemah sedari lahir.

Walau sudah memakai jaket dan selimut tebal Jennie masih menggigil kedinginan.

"Kapan musim dingin ini berakhir" gerutunya mengusap air yang terus-terusan keluar dari hidungnya.

Disisi lain keluarga besar Kim Hyunbin tengah berkumpul dengan hangat di ruang keluarga. Disaat semua orang mengobrol hanya Jisoo yang melamun dan tidak tertarik dengan obrolan.

"Aku mengkhawatirkannya" gumam Jisoo tak sengaja di dengarkan Yejin.

"Siapa?" Jisoo menoleh.

"Jennie, Eomma"

"Dia tidak tahan dengan musim dingin apalagi sekarang ia sedang hamil dan tidak ada seorang pun menjaganya disana" Yejin memeluk Jisoo dari samping sembari mengusap lengannya.

Tanpa Jisoo ketahui jika kekhawatirannya itu menjadi kenyataan. Adik kecilnya itu tengah menahan sakit di luar sana.

                              ~•••~

Bunga-bunga mulai bermekaran pertanda musim semi telah datang dan Jennie siap untuk beraktivitas kembali.

"Aigoo anaknya Mommy tumbuh dengan baik ya" celetuk Jennie menatap eksistensi dirinya di cermin.

Sebelum ke cafe, Jennie ke rumah sakit dulu buat cek kandungan.

"Bayinya sehat dan jenis kelaminnya perempuan ya Bu" ucap si dokter sembari menggerakkan alat USG tersebut diperutnya.

Jennie tersenyum manis menatap pergerakkan bayi di layar monitor tersebut. tak terasa 7 bulan sudah berlalu dan tinggal menunggu 2 bulan lagi sebelum ia lahir ke dunia.

"Anak Mommy cantik banget" batin Jennie.

Seusai cek kandungan ia menuju cafe tempatnya bekerja.

Ceklek

"Yaa Jennie-ya aku merindukanmu" ucap Nayeon langsung memeluk Jennie begitu sampai di ambang pintu.

"Nado" jawabnya membalas pelukan Nayeon.

"Gimana kabarmu?"

"Baik, kamu sendiri?" Jennie balik nanya.

"Sama" perhatian Nayeon turun pada perut besar Jennie. Tersenyum sejenak melihat betapa gigihnya ibu muda itu mencari uang demi anaknya.

"Udah beli perlengkapan bayi Jen"

"Belum Nay, rencananya Minggu depan" Nayeon mengangguk dan menarik tangan Jennie ke dapur. Jennie dibuat melongo ketika melihat banyaknya hidangan disana.

"Apa ada acara disini" tanya Jennie menuntaskan rasa penasarannya.

"Ada, acara baby shower mu" Jennie terharu oleh sikap hangat mereka bahkan ia sendiri tidak pernah kepikiran untuk mengadakan pesta ini.

"Kenapa harus repot-repot" ujar Jennie segan sambil menyentuh balon-balon biru dan pink.

"Girl or Boy" ada satu balon besar ditengah-tengah balon lainnya bertulisan boy dan girl.

"Ini buat mengungkapkan jenis kelamin bayimu" Jennie tersenyum tipis.

"Kau sudah tahu jenis kelaminnya apa?" Jennie menganggukkan kepalanya.

"Cepat! Nanti Jennie keburu datang" Omelan Jessica sontak membuat kedua gadis itu menoleh ke belakang.

"Loh Jen, kapan sampainya" bingung Yeri.

"Baru tadi Yer" Jessica menepuk tangan untuk mengambil perhatian mereka.

"Cah, mumpung Jennie udah disini maka acaranya akan kita mulai" Jessica memberikan intruksi pada anak buahnya.

Ia menyuruh Jennie berdiri di depan sembari memegang jarum untuk meletuskan balon tersebut.

"Dalam hitungan ketiga kamu pecahkan balonnya, oke. siap?" Jennie mengacungkan jempolnya meski sedikit takut dengan balon.

1...2...3

Dor

"Yeay chukkahe baby girls" sorak mereka riang ketika potongan kertas kecil berwarna pink keluar dari balon tersebut.

Mereka bergantian mengecup perut Jennie kecuali karyawan cowok.

"Gomawo" mata Jennie berkaca-kaca menatap mereka satu-persatu. Ia tahu jika acara ini sebenarnya dilakukan bersama keluarga atau kerabat dekat namun untuk saat ini biarkan mereka menggantikan posisi yang kosong itu.

Jennie juga dibanjiri kado dan ucapan semangat dari rekan kerjanya.

"Selamat young Mom" ucap Yeri.

"Sehat selalu keponakan Aunty" sahut Nayeon.

"Kau tidak sendiri Jennie-ya. Mulai sekarang kami adalah keluargamu" timpal Jessica membuat Jennie hampir menangis.

"Makasih semuanya"



TBC

Buat yang bingung sama keterkaitan cerita sama judul chapter sebelumnya. Itu sebenarnya nama cafe ya tapi gak aku jelasin dalam cerita.

Dan sekedar informasi, Minggu depan mungkin aku bakal jarang up karena udah masuk kuliah tapi bakal aku usahain up tiap hari.

Dan satu lagi maaf kalau ceritanya gaje tapi nikmatin aja ya dan beri bintang se ikhlasnya😂

The Best Mom ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang