16 | Happy News

4.1K 464 14
                                    

Perlahan tapi pasti Jennie merintis karirnya dari bawah. Berawal dari pegawai cafe, pembuat kue dan kini berganti menjadi seorang seniman. Wanita itu menyimpan banyak bakat yang sayangnya dipendam.

Selain memasak, Jennie juga hobi melukis dan menyanyi. Jika dulu ia mendaftar menjadi trainee. sudah dipastikan namanya kini di kenal dunia.

Kini Jennie berprofesi sebagai pelukis. Awalnya ia menetapkan satu harga lukisannya hanya 100 ribu won hingga seorang kolektor seni menasehatinya agar menjual lukisan tersebut diatas 10 juta.

Jennie mengikut sertakan karya seninya dalam pameran dan bazar seni di kotanya sampai habis terjual. Siapa sangka goresan kuas diatas kanvas dari tangannya menciptakan pundi-pundi uang yang menggiurkan.

"Sayang lihatlah uangnya banyak sekali" takjub Jennie memegang uang segepok di tangannya kepada Lisa.

Hari ini seorang turis membeli 3 buah lukisannya dengan nominal fantastis yaitu 100 juta won. Sampai Jennie menganga dibuatnya. 10 lukisan yang ia bawa habis terjual. Hampir 150 juta won Jennie dapatkan sehari.

Jennie memang penikmat seni tetapi ia tidak tahu kalau lukisan miliknya bisa di bandrol ratusan juta. Kalau begini ceritanya Jennie bisa kaya dalam sekejap mata.

"Lisa-ya, sekarang Lili bisa beli baju dan mainan baru" sendu Jennie mengingat pakaian Lisa semuanya sudah sempit dan lusuh.

"Cah emm" jawab Lisa menyesap jari telunjuk dan tengahnya.

"Kebiasaan! ngemut jari" decak Jennie mengeluarkan tangannya dari mulut tapi bayi itu menangis. Alhasil Jennie biarkan saja.

Di tengah perjalanan pulang, Jennie bertemu seorang pengemis renta buta di pinggir jalan dengan pakaian compang-camping nan kumalnya.

"Harabeoji. Ini ada sedikit uang untukmu" Jennie menyelipkan 5 lembar uang merah ke telapak tangan si kakek tua itu.

"Terimakasih banyak nak, terimakasih" kakek tua itu membungkuk berkali-kali dan terharu.

"Sama-sama harabeoji" senyum Jennie lemparkan meskipun si kakek tak bisa melihat namun ia yakin kakek itu bisa merasakannya.

Sampai di rumah, langit telah berwarna jingga. Sang raja siang tenggelam di balik laut di ufuk barat.

Sehabis mandi dan makan malam ia duduk di sofa ruang tamu menonton kartun bersama si bayi.

"Cocomelon....."

Lisa kecil tampak fokus mengamati karakter demi karakter yang ditampilkan dalam animasi tersebut.

Cocomelon adalah salah satu kartun favorit yang ia tonton setiap harinya sebelum tidur bersama Jennie sebagai pengganti dongeng ataupun lagu pengantar tidur.

Setengah jam menonton Lisa mulai bosan. Matanya pun tampak sayu pertanda mengantuk. Ia balik badan mengganti posisi menghadap sang ibu.

"Nen Mom nen" pinta Lisa berusaha membuka kancing piyama sang ibu.

"Ngantuk?" Tanya Jennie dijawab anggukan polos oleh si kecil. Jennie membuka kancing bajunya dan memberikan apa yang di mau sang anak.

Tak cukup satu jam, Lisa tertidur pulas. Jennie membawanya ke kamar dan meletakkan Lisa di box bayinya. Merasa sudah aman, Jennie menutup pelan pintu kamar lalu memasuki kamar lainnya.

Kamar itu kosong tapi penuh peralatan lukis seperti kuas, kanvas, cat lukis serta stand lukis. Sebenarnya Jennie gak ada niatan buat banting stir. Dia tidak sengaja menemukan alat-alat itu disini. Mungkin milik penyewa kontrakan dulu yang tertinggal dan Jennie iseng menuangkan emosinya dalam kertas putih itu.

Tema lukisan Jennie adalah alam dan terkadang dirinya. Ia mengekspresikan emosinya sedetail mungkin hingga yang melihat bisa membaca cepat maksud lukisan tersebut.

Saking larutnya dalam suasana Jennie tak sadar jika kini jarum jam itu tepat menunjukkan pukul 12 malam. Ia mengemas peralatannya bersiap untuk tidur.

.

.

.

Dunia maya kini digemparkan oleh kehadiran seorang pelukis muda yang kabarnya digaet ratu Elizabeth untuk melukis dirinya di kerajaan Inggris. Siapa lagi kalau bukan Kim Jennie, putri bungsu keluarga Kim yang dulu pernah dihujat satu negara.

Saking fenomenalnya, kabar ini sampai ke telinga Hyunbin dan Jisoo karena berdampak pada perusahaan mereka. Berkat berita tersebut saham Hyunbin meningkat tajam sebanyak 50%.

"Lihatlah, bukankah ini anak bungsunya sajangnim?"

"Bukankah dia dulunya terlibat kasus prostitusi"

"Heol, Daebak dia berhasil meraup ratusan juta dalam sehari"

"Orang cantik mah beda"

Begitulah bisikan para karyawan yang kini dimabuk Jennie sampai Hyunbin geram sendiri.

"Anak itu benar-benar ingin mengantarku cepat mati" amarah Hyunbin tertahan. Ia melangkah cepat menuju ruangannya diikuti sekretarisnya dibelakang.

Alih-alih bangga dan senang Hyunbin justru tertekan dan kebakaran jenggot. Entah apalagi kesalahan anaknya itu kali ini.

Jika Hyunbin marah maka berbanding terbalik dengan Jisoo. Ia sangat bangga dan bahagia prestasi adiknya dibicarakan bahkan Jisoo pribadi dibuat terkejut. Dia tak pernah tahu kalau Jennie memiliki bakat menggambar.

"Dulu kau menggambar kepala petak, tangan lidi nan senjang serta kakinya yang besar. Lukisanmu benar-benar absurd dulu tapi sekarang lihatlah, aku melihat sosok lain dari dirimu" gumam Jisoo menatap hasil lukisan Jennie di internet. Senyumannya luntur tatkala membaca sebuah artikel paling atas.

Jennie Kim menolak tawaran ratu Elizabeth dengan alasan tidak bisa meninggalkan anaknya sendiri

Rahang Jisoo terjatuh dibuatnya.

"Ni anak goblok atau dongo sih udah dijamin biaya perjalanannya masih aja ditolak" kesal Jisoo lalu mengambil handphonenya untuk menghubungi Jennie.

"Yeobose,- "

"Yak pabbo!" Jerit Jisoo membuat Jennie menjauhkan benda pipih itu dari telinganya.

"Apaan sih Unn teriak-teriak. Aku gak budek kali ya" rengut Jennie mengusap-usap telinganya.

"Kenapa kau menolak tawaran ratu Elizabeth!" Tanya Jisoo tanpa nada lembut sedikitpun.

"Suka-suka ku lah"

"Yak! Jugeullae"

"Aku memang menolaknya tapi uangnya tetap mengalir" jelas Jennie sebelum kakaknya itu beneran membuatnya tutup usia.

"Maksudnya?"

"Aku tetap melukis tapi tidak harus ke sana"

"Terus gimana caranya Lo ngegambar goblok!"

"Lewat VC dong Unn. Kau ini kudet sekali"

"Dasar kucing buntut spiral" emosi Jisoo meledak-ledak karena kelakuan adiknya satu itu yang tak pernah berubah. Selalu cuek dan tak mau peduli.

"Seharusnya kau menjelaskannya pada media"

"Ya gimana, orang dari pihak sananya baru negosiasi tadi buat tetap dibikinin. Makanya don't trust media" cibir Jennie diseberang sana.

"Iya-iya deh" pasrah Jisoo.

"Yaudah aku tutup dulu nanti malam ku hubungi lagi" panggilan tersebut terputus sepihak.

Jisoo full senyum hari ini. Selain kabar bahagia sahamnya naik, rezeki adiknya juga naik.




TBC

Si Hyunbin sebenarnya kenapa sih?

The Best Mom ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang