Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Perut Jennie semakin membesar dan ia belum memberitahu Lisa kalau sebentar lagi anak itu akan menjadi seorang kakak.
"Mommy~" rengekan manja Lisa membuat Jennie menoleh ke belakang.
"Ada apa nak" Lisa menarik-narik ujung piyama Jennie yang tengah memasak sarapan.
"Dendong"
"Nanti ya, Mommy lagi masak" Lisa tidak mengindahkan ucapan Jennie. Bayi itu menangis kencang membuat Jennie menghela napas.
Jennie segera menggendong Lisa yang lagi rewelnya, dirasa sudah tenang ia mendudukkan dirinya di sofa bersama Lisa di sebelahnya.
"Dak au duduk cini hiks baby inin dipeyuk" protes Lisa.
"Lili tidak bisa duduk dipaha Mommy, perut Mommy besar nak. Jadi duduk disitu saja ya"
"Mommy dak tayang baby agi hiks" tidak ingin anaknya menangis, Jennie menggendong Lisa meskipun beban diperutnya terasa lebih berat dengan adanya Lisa.
Usai sarapan Jennie mengerjakan pekerjaan rumah. Kehamilan bukan menjadi alasan baginya untuk bermalas-malasan karena saat inilah ia harus banyak gerak agar persalinannya nanti lancar.
Sementara Jennie sibuk di dalam, Lisa juga sibuk menyiram bunga dihalaman rumah.
"Mommy" teriak Lisa membuat Jennie segera keluar.
"Kenapa berteriak nak?" Lisa menunjuk bunga mataharinya yang terkulai layu.
"Bunga na ati Mom"
Jennie mengambil selang air lalu menyiramnya. bunga-bunga itu layu akibat panasnya terik matahari dan musim kemarau panjang yang belum dituruni hujan.
"Lili au coba" antusias Lisa melompat-lompat kegirangan meraih selang ditangan Jennie.
"Nih, jangan di semprot kemana-mana nanti orang marah" peringat Jennie.
"Nyiramnya jangan kebanyakan nanti bunganya mati" Jennie meninggalkan Lisa diluar. Masih banyak pekerjaan menumpuk di dalam yang harus dia kerjakan.
Satu jam berikutnya Lisa masuk dengan pakaian basah kuyup dan terpaksa Jennie memandikannya.
Habis mandi keduanya duduk di sofa ruang tengah sambil menonton tv.
"Kenapa tadi pagi rewel hum" Jennie mencolek dagu Lisa yang sedang manja dengannya.
"Lili banun ditinggal cendili tan baby tatut" Jennie terkekeh dan menggelengkan kepala. Ada-ada saja tingkah random Lisa yang membuatnya pening.
Manik mata Lisa turun ke bawah menatap perut sang ibu.
"Tenapa peyut Mommy becal cepelti bola" Jennie terkekeh atas pertanyaannya. Memang ia belum memberi tahu Lisa kalau dia mau punya adik.
"Karena di perut Mommy ada adik bayinya" Lisa termangu polos mencerna ucapan sang ibu.
"Adik bayi?" Jennie mengangguk kecil sembari mengusap lembut kepalanya.
"Cepelti adikna wintel"
"Iya, Lili tidak ingin menyapanya" Jennie mengambil tangan mungil Lisa lalu dia letakkan diatas perutnya.
Merasa ada yang menendang tangannya Lisa lantas menariknya dari perut Jennie.
Kedua bola mata bulatnya menatap dalam wajah sang ibu yang tengah menatapnya.
"Waeyo, apa Lili tidak suka" sendu Jennie.
"Cuka, tapi talau adik bayi lahil Mommy tidak tayang baby agi" mendengar ucapan Lisa, Jennie segera meluruskannya sebelum anak itu salah paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Best Mom ✓
FanfictionJennie Kim putri bungsu keluarga Kim yang harus menanggung aib seumur hidupnya akibat ulah pria bejat yang telah menodainya Akankah ia mampu melewati ini semua atau justru menyerah dengan keadaan. Highest Ranking 🏆 #1 in Jennie (2/3/23) #1 in Chae...