22 | Little Attention

3.3K 361 10
                                    

Pagi harinya Jennie dibuat keheranan oleh Yejin. ibunya itu sudah berada di dapur pagi-pagi sekali. Melihat itu Jennie merasa tertampar, sudah menumpang tapi tidak mau bekerja.

"Biar Jennie saja yang masak Eomma" Yejin menoleh dan tersenyum tipis.

"Sebentar lagi ini siap gak perlu repot-repot. kamu mau makan apa biar Eomma buatin" Jennie diam cukup lama. memandang tak percaya wanita yang telah melahirkannya ini.

"Eomma maaf merepotkanmu" Jennie menunduk malu. Yejin mematikan kompor dan mengangkat dagu Jennie sehingga menatapnya.

Raut wajah Yejin tak dapat dijelaskan. ada banyak emosi yang bercampur disana. namun satu yang dapat Jennie tangkap, mata teduh itu masih tulus memandangnya.

"Mau Eomma buatin samgyetang?" Jennie mengangguk. Apapun yang Yejin masak adalah kesukaannya.

"Sementara itu bangunkan dulu anakmu" Jennie mengangguk dan berbalik badan menuju kamarnya.

Dilihatnya sang bayi masih damai dalam tidurnya.

"Baby bangun nak" Jennie menepuk pelan paha berisi Lisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Baby bangun nak" Jennie menepuk pelan paha berisi Lisa.

Lisa menggeliat kecil lantas mengucek matanya.

"Mmy"

Jennie langsung membawa Lisa mandi dan menggosok giginya. sejak dini ia ajarkan bersih dan bangun pagi agar Lisa disiplin.

Ketika sampai di meja makan keluarga besarnya sudah berkumpul disana.

"Baby tunggu sini Mommy buatin buburnya dulu" Jennie meletakkan Lisa di sofa. Tidak ingin kehadirannya menganggu kenyamanan mereka.

"Ini buburnya non Jennie" seorang maid memberikan semangkuk bubur bayi yang sudah siap.

"Gomawo" Jennie melirik Yejin sekilas kemudian tersenyum. Ia tau pasti sang ibu lah pelakunya.

"Baby makan sendiri ya"

Tiba-tiba Jennie merasa mual gara-gara aroma masakan dan morning sicknessnya. Ia berlari kecil ke kamar mandi terdekat. hal itu tidak luput dari perhatian Yejin dan Jisoo namun sebisa mungkin ia acuh agar Hyunbin tidak curiga.

Jennie bersyukur morning sicknessnya tak separah saat dia mengandung Lisa dulu. Usai dari kamar mandi Jennie menghampiri Lisa.

"Pinter ya makannya" puji Jennie mengusap rambut tebal Lisa.

"Mommy dak mamam?" Lisa bertanya karena Jennie terus memperhatikannya.

"Nanti nak" bayi itu lantas menyodorkan satu sendok bubur ke mulut Jennie.

"Aaa" suruh Lisa. otomatis Jennie membuka mulutnya.

"Nak?" Jennie mengangguk seadanya.

"Mommy acih atit?" Ekpresi Lisa mendadak sedih. wajah Jennie terlihat pucat.

"Mommy udah sehat kok"

Detik itu juga Lisa menangis membuat Jennie gelagapan.

"Huuwaa" tangis Lisa menggelegar mengundang atensi mereka yang berada di meja makan.

"Mommy gapapa nak"

"Mommy oong hiks baby dak cuka hiks" isak Lisa merasa dibohongi. Tak tega melihat putrinya menangis Jennie menggendongnya.

Jennie mondar-mandir menenangkan Lisa di gendongannya. Memang badannya terasa lelah tapi ini hal yang wajar diusia kehamilannya sekarang. Dijelasin pun percuma, bayi itu gak bakal ngerti.

"Kenapa Jen?" Jisoo datang setelah menyelesaikan sarapannya.

"Mommy aat hiks" Jisoo terkekeh sembari mengusap air mata Lisa.

"Mommy nya jahat kenapa nak?" Tanya Jisoo lembut.

"Tatana dah cembuh tapi acih atit" Jisoo mulai paham ketika melihat wajah pucat adiknya.

"Aku beneran gapapa Unn, ini mungkin efek kehamilan" bisik Jennie tanpa suara. Jisoo mengerti tapi tetap saja dia khawatir.

"Gak suka ya lihat Mommy sakit" Lisa ngangguk disela isakannya.

"Ututu kasihannya, sini sama Aunty biar Mommy nya makan dulu"

"Makan dulu sana, kau membuat anakku menangis" usir Jisoo dibalas putaran mata oleh si kucing.

"Jisoo-ya ayo berangkat. Pagi ini kita ada meeting" seru Hyunbin dari tangga atas sedang memakai jasnya.

Jennie sontak mengambil Lisa dan makan sambil memangkunya.

"Kalau ada apa-apa telpon saja eoh, Unnie akan langsung pulang" pesan Jisoo dijawab anggukan oleh sang empu.

Lisa hanya diam sambil memainkan boneka anak ayamnya. Dia tahu dimana tempat ia harus diam dan bermain.

Yejin yang tengah duduk membaca majalah di ruang tengah sesekali melirik mereka dan tersenyum tipis.

Lisa dibiarkan main di karpet bersama Chaeyoung dan pengasuhnya. Sementara Jennie mencuci piring kotor bekas ia dan keluarganya makan tadi.

"Biar kami saja non" cegah bibi Lee, kepala maid disana.

"Tidak apa-apa, dikit lagi juga selesai" jawab Jennie yang akhirnya dibiarkan oleh mereka. Meskipun Jennie sudah tidak tinggal disana mereka masih menghormati Jennie sebagai anak majikannya.

"Yaa! kenapa kalian membiarkannya bekerja" teriak Yejin kepada seluruh maid yang menonton Jennie sedang mengepel.

"Jangan marahin mereka Eomma, aku yang memaksa" sahut Jennie membela mereka.

"Letakkan pel itu lalu duduklah disana" titah Yejin tegas. Jennie menghela napas namun tak urung menurutinya.

Walau dalam kondisi hamil pun Jennie udah biasa bekerja bahkan lebih keras dari ini tapi dia senang diperhatikan oleh Yejin meskipun ibunya itu tidak mengatakannya secara langsung.

Bosan bermain, Lisa menghampiri ibunya yang terlihat sangat kelelahan. Wanita berpipi mandu itu memejamkan matanya sambil bersandar di kepala sofa.

"Mommy" mata Jennie terbuka perlahan. Lisa memilin jari-jemari mungilnya.

"Kenapa nak?"

"Uyyu" Jennie mengangkat tubuh Lisa lalu membaringkannya di paha. Lisa menghisap dada ibunya dengan kencang membuat Jennie meringis.

"Pelan-pelan sayang"

"Emm pckpckpck" setelah beberapa menit Lisa berhenti menghisap dadanya.

"Uyyu, tidur, makan itu aja kerjaan nih bayi" celetuk Jennie tergelak melihat mulut Lisa ternganga sehabis nyusu.

Cuph Cuph Cuph

Jennie mencium seluruh wajah Lisa yang tertidur pulas. Kebahagiaan tersendiri baginya melihat pemandangan seperti ini.

Sebelah tangannya mengusap perutnya yang masih rata sambil tersenyum.

"Sehat-sehat di dalam perut Mommy nak" ucap Jennie pelan.



TBC

The Best Mom ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang