2. tinggal serumah

35K 1.4K 18
                                    

Vote + comment jangan lupa biar author makin semangat update-nya <3

HAPPY READING
.
.
.

"Agatha jangan manja ya, jangan nyusahin!" Nasihat mama Agatha yang sudah berada di dalam mobil bersama suaminya.

Mereka kini tengah berpamit-pamitan sembari mama Agatha memberikan beberapa nasihat kepada anaknya. Orang tua Agatha akan berangkat ke Amerika saat itu juga, jadi mereka langsung menitipkan Agatha ke temannya yang sudah mereka anggap keluarga.

"Kalo gitu kami pergi dulu, Agatha inget apa kata mama tadi!" Pamit Papa Agatha.

Orang tua Agatha kemudian pergi meninggalkan pekarangan rumah Bian. Meninggalkan Agatha di tempat yang masih asing bagi Agatha. Ia tak tahu apakah dirinya bisa menyesuaikan diri dengan cepat. Dirinya bahkan baru di Indonesia selama satu Minggu.

Agatha merupakan gadis yang masih memiliki keturunan darah Amerika dari kakeknya. Ia terbilang cukup fasih berbahasa Indonesia karena sedari kecil ia sudah diajarkan menggunakan dua bahasa, yaitu bahasa Inggris dan Indonesia.

"Bian anterin Agatha ke kamarnya gih!" titah mama Bian namun tidak ada sahutan dari Bian.

"Ma, bang Bian udah pergi ke kamarnya dari tadi." Ucap Bayu.

"Loh? Bian ga sopan banget. Agatha sini biar tante anterin ke kamar kamu," tawar Mama Bian.

Agatha langsung menarik kopernya mengikuti mama Bian. "Iya, Tante."

Mereka langsung berjalan menaiki tangga menuju lantai atas. Kini sampailah mereka di depan kamar Agatha, mama Bian langsung menyuruh Agatha untuk mandi dan membersihkan diri karena sudah malam.

"Kamar Bian ada di sebelah kamar kamu, kalo kamu butuh apa-apa nanti ketuk aja pintu kamar Bian ya. Soalnya kamar tante sama Bayu jauh dari kamar kamu," saran mama Bian.

"Iya, Tante."

"Oh iya, om sama tante harus dateng ke pertemuan klien. Tante pergi dulu ya," pamit mama Bian yang langsung diangguki oleh Agatha.

Agatha langsung memasukkan kopernya ke dalam kamar dan mengunci pintu. Ia mulai melihat sekeliling dan berdecak kagum dengan kamar barunya. Kamar yang begitu luas dengan desain yang elegan membuatnya langsung jatuh hati pada kamar barunya itu.

"Wow! gorgeous!" Decaknya kagum.

Agatha langsung membersihkan diri dan mulai menata pakaiannya di lemari. Setelah itu, ia memutuskan untuk bersantai di balkon.

Agatha mulai membuka pintu balkon dan mulai menikmati keheningan malam disana. Desiran angin menghembus menerpa wajah manis Agatha.

Ck!

Agatha mendengar suara decakan kesal yang membuatnya langsung mengalihkan perhatian ke arah sumber suara. Terlihat Bian yang tengah berdiri di balkon sebelah balkonnya dengan membawa sebuah gitar.

"Lo ngapain sih disitu? Ganggu mood gue aja." Kesal Bian.

"Ganggu? Perasaan lo yang ganggu gue! Gue duluan disini." Jawab Agatha membela diri.

"Ga usah songong! Lo cuma numpang disini!"

'damn! Kata-katanya nylekit banget' batin Agatha.

"Kan bukan gue yang mau numpang disini! Mama lo yang ngebujuk gue!" Ucap Agatha tak mau kalah.

"Masuk sana! Lo ganggu!" Titah Bian.

"Ga mau! Lo aja yang masuk!"

"Oke!" Pungkas Bian.

Bian langsung memasuki kamarnya dan menutup pintu balkon dengan perasaan kesalnya.

"Sialan tu cewek!"

Bian mendudukkan dirinya di atas ranjang dan mulai memainkan gitarnya. Ia mulai memetik senar gitarnya dan mulai memainkan beberapa harmoni lagu.

Di sisi lain, Agatha yang masih menikmati sejuknya angin malam di balkon kamar tiba-tiba mendapat panggilan telepon dari ponselnya. Ia mengira orang tuanya lah yang menelpon. Namun ketika ia melihat ke layar ponselnya, ternyata bukan orang tuanya yang menelpon melainkan kekasihnya.

Dengan semangat Agatha langsung mengangkat panggilan telepon tersebut. "Hallo babe..."

["Wehe're you?!"]

"In Indonesia,"  jawab Agatha.

["When you back?"]

"I don't know."

["After some thought, I think we should end our relationship."]

"Nope! I can't!"

["Bye sweatie,"]  pamit sang kekasih.

Tut!

"What the fuck?! Are you kidding me?!" Kesal Agatha ketika ia mencoba menelepon kembali sang kekasih namun gagal. Sepertinya nomornya sudah diblokir.

Agatha sangat kesal saat ini. Bagaimana tidak? Ia baru saja diputuskan oleh sang pacar yang sangat ia cintai. Agatha yang kesal langsung melempar ponselnya ke ranjang lalu ia ikut menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang.

Agatha hendak memejamkan matanya, namun perutnya kini berbunyi karena dirinya merasa lapar. Tak punya pilihan lain, Agatha memutuskan untuk ke dapur mengambil beberapa makanan di sana.

Agatha mulai berjalan menuju dapur dan sesampainya di dapur ia sempat ragu karena lampu dapur yang sudah dimatikan. Seluruh penghuni rumah sepertinya sudah tertidur. Karena tak mengetahui dimana letak sakelar lampu, Agatha memutuskan untuk menerobos gelapnya dapur. Memang tidak terlalu gelap, jadinya Agatha bisa berjalan di tengah kegelapan itu.

Agatha yang dibesarkan di Amerika tentu saja tidak terlalu takut dengan hal-hal mistis, karena memang di sana tak banyak yang percaya dengan hal-hal mistis seperti itu.

Agatha mulai mencari sesuatu yang bisa ia makan, ia mulai membuka kulkas dan mendapati ada roti di sana. Tanpa basa-basi lagi Agatha langsung memakan roti tersebut.

Saat tengah asik menikmati rotinya, Agatha terlonjak kaget karena seseorang kini telah berada di dapur bersamanya dan mulai menghidupkan lampu. Agatha merasa jengkel karena ternyata yang memasuki dapur adalah Bian.

"Lo ngapain disini?" Tanya Agatha.

"Not your business!" Bian berjalan menuju kulkas dan Agatha langsung beranjak dari posisinya yang sebelumnya berdiri di depan kulkas.

Sebelum membuka kulkas Bian menatap sinis Agatha yang juga tengah menatap sinis dirinya. "Awas mata lo copot!" Sarkas Bian.

Agatha memutar bola matanya malas dan langsung mengalihkan pandangannya.

Bian mulai membuka kulkas dan langsung menghela nafasnya kasar. Bian menutup kembali pintu kulkas namun ia menutupnya dengan membanting pintu kulkas tersebut. Agatha langsung terlonjak kaget karena Bian.

Bian mendekatkan dirinya ke Agatha, tatapan mautnya berhasil membuat Agatha ciut dan tak bisa berkutik. "Lo makan roti gue?" Tanya Bian penuh intimidasi.

"Gue ga tau itu punya lo." Ucap Agatha membela diri.

Bian menjauhkan dirinya dari Agatha lalu ia bersidekap dada di depan Agatha. Bian masih tetap dengan tatapan mautnya. 

"Ganti."

"Are you kidding me?! Tengah malem gini lo nyuruh gue ganti satu roti lo itu?! Lagian cuma satu roti doang lo sewot banget sih!"

"Gue paling ga suka milik gue disentuh orang lain!"

"Okay, i don't fucking care!" Ucap Agatha lalu pergi meninggalkan Bian di dapur.

Agatha berjalan menuju kamarnya dengan perasaan yang sangat sangat sangat kesal. Sungguh hari paling buruk di hidupnya.

Tbc.....

ABIAN  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang