Suasana malam begitu mencekam. Hujan deras kembali mengguyur kota namun kali ini dibarengi dengan suara gemuruh guntur juga kilatan cahaya yang bergantian menyambar. Hal tersebut membuat Agatha yang takut dengan suara guntur menjadi tidak bisa tidur dan hanya terduduk gemetaran di atas kasur sembari melilit tubuhnya dengan selimut.
Jam kini sudah menunjukkan tepat pukul dua belas malam. Agatha langsung mengambil ponselnya karena merasa semakin takut. "Gue ga kuat, Gue takuut," lirih Agatha.
"Mana tante Sarah lagi di luar kota sama om." Imbuhnya.
Gruduuugg!
"AAAAA..!"
Suara gemuruh guntur semakin terdengar nyaring. Agatha langsung lari ketakutan meninggalkan kamarnya lalu mengetuk pintu kamar sebelahnya.
Tok! Tok! Tok!
"Bian..." Panggil Agatha.
Bian yang ternyata belum tidur langsung membukakan pintu kamarnya untuk Agatha. Ia merasa sedikit khawatir karena mendengar teriakan Agatha tadi.
"Kenapa?" Tanya Bian khawatir.
Kilatan cahaya putih kembali menyambar dan menandakan bahwa suara gemuruh guntur akan kembali terdengar. Agatha yang merasa semakin takut dengan refleks langsung memeluk erat tubuh Bian.
"Bian gue takuutt..." Lirih Agatha.
"Terus mau lo gimana?" Tanya Bian bingung.
"Gue mau nginep di kamar lo."
"Ga!" Tolak Bian mentah-mentah.
"Yaudah lo yang nginep di kamar gue."
Bian berusaha melepaskan pelukan Agatha dari tubuhnya karena ia sudah merasa sesak. "Ga mau!"
"Lo ga kasihan sama gue?"
"Ga."
"Tega lo!"
"Sama kaya gitu doang takut lo." Ejek Bian.
"Heh! Asal lo tahu, kalo phobia itu bisa sama apa aja ya!"
"Oh," jawab Bian singkat.
"Bian, gue tidur di sofa deh, lo tidur di kasur. Boleh yaaa!" bujuk Agatha.
"Masuk!" Titah Bian.
"Yeyy! Bian baik deh."
Agatha langsung berlari kecil memasuki kamar Bian. Kamar yang tidak kalah luas dengan kamar miliknya. Nuansa abu-abu mendominasi cat kamar tersebut yang membuatnya terlihat elegan dan maskulin. Bian melempar salah satu bantalnya ke arah Agatha yang langsung ditangkap oleh Agatha.
"Awas kalo lo ganggu, gue lempar lo langsung ke kamar lo!" Ancam Bian.
"Siapa juga yang bakal ganggu?" Sanggah Agatha.
Agatha langsung memposisikan dirinya sebaik mungkin di sofa milik Bian. Mungkin dirinya akan bangun dengan rasa sakit di badannya pada esok hari karena posisi yang tidak terlalu nyaman di sofa. Namun daripada ia harus merasa ketakutan sendirian lebih baik ia tidur di sofa.
Karena suara gemuruh guntur juga kilatan cahaya petir tidak terlalu terdengar lagi. Agatha bisa tidur dengan nyenyak namun Bian masih enggan untuk tidur dan memilih untuk memainkan ponselnya.
Bugh!
Tiba-tiba tubuh terjatuh dari sofa yang tidak terlalu tinggi. Bian yang sedikit terkejut awalnya hanya membiarkan saja karena ia pikir Agatha akan terbangun dan kembali ke sofa dengan sendirinya. Namun ternyata dugaan Bian salah, Agatha sama sekali tidak terbangun dari tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABIAN [END]
Teen Fiction"What?! Gue harus tinggal satu atap sama badboy yang ga gue kenal?!" [FOLLOW SEBELUM BACA YA] Agatha Christina Wilson, gadis cantik keturunan Amerika yang mau tidak mau harus tinggal di rumah teman orang tuanya dikarenakan keinginan orang tuanya. Or...