Jangan lupa vote + comment ya!
.
.
.
.
.Dua hari berlalu kedua orang tua Agatha kini sudah berada di Indonesia untuk menjaga putri semata wayang mereka.
Agatha dipindahkan ke rumah sakit swasta ternama di kota tempat Bian tinggal untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik. Sebelumnya Agatha memang dirawat di rumah sakit umum karena rumah sakit tersebutlah yang paling terdekat dengan tempat camping mereka.
Bian mulai membuka pintu ruang rawat inap Agatha dengan membawa sebuket bunga di tangannya. Bian mendapati orang tua Agatha yang sudah berada di sana untuk menjaga Agatha. Bian lalu menyalimi tangan kedua orang tua Agatha.
"Om sama Tante istirahat dulu aja, biar Bian yang jagain Agatha di sini." Tawar Bian.
Orang tua Agatha yang sangat percaya dengan Bian pun menyetujui tawaran dari Bian. "Kami percayakan Agatha sama kamu ya Bian, kami mau beli makan dulu." Ucap mama Agatha yang diangguki mengerti oleh Bian.
Kedua orang tua Agatha lalu beranjak dari ruangan tersebut. Bian kemudian mendekati ranjang Agatha dan menaruh buket bunganya di meja dekat ranjang Agatha.
Bian mencium kening Agatha lalu mengelus tangan kekasihnya tersebut dengan lembut. "Gue bawain bunga daisy, bunga kesukaan lo...."
"....Lo ga ada niatan buat buka mata trus liat gue?"
Bian menatap Agatha sendu, bohong jika dirinya mengatakan bahwa dirinya tidak merindukan sosok Agatha. Bian sangat merindukan sosok ceria Agatha.
Tiba-tiba mata Agatha perlahan terbuka, Bian yang melihat hal tersebut membulatkan matanya senang. Bian hendak memanggil dokter namun tangannya ditahan oleh Agatha. Hal tersebut membuat Bian mengurungkan niatnya.
"Lo siapa?" Tanya Agatha tiba-tiba.
Deg!
Bagaikan disambar petir di siang bolong, Bian terkejut bukan main. Bian tak percaya dengan apa yang ditanyakan oleh Agatha. Bian mengedipkan matanya beberapa kali dan menatap Agatha tak percaya. Bagaimana bisa Agatha melupakan dirinya? Apakah Agatha amnesia?
"Lo lagi bercanda kan? Ga lucu!" Kesal Bian.
"Hahahaha...! Mukanya kok panik gitu sih? Takut ya gue lupain lo?" Ejek Agatha yang ternyata hanya berpura-pura lupa ingatan. Agatha ternyata sudah sadar sedari kemarin namun Bian belum mengetahui hal tersebut.
"Gue panggilin dokter ya." Tawar Bian.
Agatha berusaha mendudukkan dirinya dan dengan sigap Bian langsung membantunya. "Ga usah panggil dokter, gue udah baikan kok, dari kemarin malah." Ucap Agatha.
"Gue kira lo belum sadar. Kok nyokap sama bokap lo ga ngasih tau gue?" Tanya Bian heran.
"Gue sengaja nyuruh mereka ga ngasih tau lo."
Bian mencubit pipi Agatha lantaran merasa gemas dengan kelakuan kekasihnya itu. "Suka banget bikin orang khawatir."
"Hehe, ga lagi deh." Jawab Agatha cengengesan.
Bian mengambil buket bunga daisy yang tadinya ia taruh di meja lalu memberikannya kepada Agatha. Hal tersebut membuat senyuman lebar terbit di wajah manis Agatha.
"Kapan belinya?" Tanya Agatha penasaran.
"Tadi."
"Tau aja gue suka daisy."
Bian mengelus lembut kepala Agatha sembari tersenyum. "Apasih yang ga gue tau dari pacar gue."
'Gue kira pas kita pacaran Bian bakal cuek-cuek aja, ternyata gue salah.' batin Agatha.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABIAN [END]
Teen Fiction"What?! Gue harus tinggal satu atap sama badboy yang ga gue kenal?!" [FOLLOW SEBELUM BACA YA] Agatha Christina Wilson, gadis cantik keturunan Amerika yang mau tidak mau harus tinggal di rumah teman orang tuanya dikarenakan keinginan orang tuanya. Or...