32. pemakaman

13.1K 577 2
                                    

Jangan lupa vote + comment ya!
Happy reading!
.
.
.
.

_____

Untaian kenangan akan selalu teringat, canda tawamu tak akan pernah sirna meski langit telah menutup usiamu.
_____

Kini prosesi pemakaman almarhum Arkana telah selesai dilangsungkan. almarhum Arkana dimakamkan tepat di sebelah makam almarhum Lily.

Orang-orang sudah banyak yang mulai beranjak dari area makam. Kini hanya tinggal keluarga dan teman-teman almarhum Arkana yang masih di sana.

Agatha tak berhenti menitikkan air matanya sedari tadi. Sembari dirangkul oleh Mala, Agatha berdiri mematung memandangi makam almarhum Arkana. "Gue ga nyangka Arkana pergi secepat ini, La." Lirih Agatha yang diangguki oleh Mala.

Mama Arkana terlihat sangat sedih sembari menaruh sebuket bunga di atas makam anaknya. Kemudian suaminya langsung mengelus punggung istrinya itu agar lebih tenang.

"Papa minta maaf ma, papa udah salah. Papa ga bakal lagi ngilangin hal yang sama. Karna papa, anak kita sampai jadi korban." Sesal papa Arkana yang membuat istrinya semakin menangis tersedu-sedu.

Bian mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Agatha yang sedari tadi tidak bersamanya. "Agatha mana?" Tanyanya pada Vino.

"Tuh, lagi sama cewek gue." Jawab Vino sembari menunjuk ke arah Agatha dan Mala. Terlihat Agatha yang memeluk mala dari samping sembari menaruh kepalanya di pundak Mala.

Bian langsung menghampiri keduanya untuk mengajak Agatha pulang. Bian khawatir karena Agatha belum makan apapun dari pagi. Toh mereka juga sudah lumayan lama di sana setelah prosesi makam selesai.

"Pulang yuk." Ajak Bian.

Agatha langsung mengangkat kepalanya lalu menyeka air matanya. "Bentar lagi bisa ga? Gue masih ga mau ninggalin Arkan disini."

"Kita pulang aja dulu Tha, lo juga belum makan apa apa dari tadi." Usul Mala.

Agatha pun mengangguk lalu Bian langsung menggandeng tangan kekasihnya itu. Vino juga langsung menghampiri Mala untuk pulang bersama. Mereka berempat kemudian menghampiri orang tua Arkana untuk pamit pulang.

"Om, Tante, kita pamit pulang duluan ya. Kita berdoa semoga Arkana ditempatkan di sisi terbaik Tuhan." Pamit Bian.

"Iya nak Bian, terimakasih ya buat doa-doa kalian. Terimakasih juga selama ini udah jadi temen Arkan." Ucap mama Arkana.

Setelah berpamitan, mereka beranjak dari tempat tersebut. Bian dan Agatha langsung memasuki mobil untuk pulang.

"Agatha." Panggil Bian.

Merasa terpanggil, Agatha langsung menoleh ke arah Bian. Saat Agatha menoleh, Bian langsung menyeka bekas air mata di pipi Agatha. "Mata lo sampe bengkak gini."

"Jelek ya keliatannya?" Tanya Agatha dengan mata yang berkaca-kaca.

"Lo jadi ga suka lagi sama gue?"

Bian terkekeh gemas lalu mengelus pipi Agatha. "Siapa bilang? Gue jatuh cinta sama lo bukan karna fisik lo."

Agatha langsung memalingkan wajahnya dari Bian lalu bersidekap dada. "Berarti gue jelek."

"Ga gitu sayang."

Agatha kembali menatap Bian dengan wajah kesalnya. "Kalo gue jadi ulat lo masih suka sama gue?"

"Huh?" Bian tak habis pikir dengan pertanyaan nyeleneh yang dilontarkan oleh kekasihnya itu.

"Masih atau engga?" Tanya Agatha lagi.

ABIAN  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang