25. permintaan maaf

17.1K 726 10
                                    

Jangan lupa vote + comment ya!
Happy reading!
.
.
.
.

Hari-hari berlalu, libur semesteran pun telah usai. Bian dan Agatha kembali bersekolah dan Bian tidak lagi mengantarkan Agatha sampai halte namun mengantarkannya sampai ke sekolah.

Bian memarkirkan mobilnya di parkiran sekolah. Saat Agatha hendak membuka pintu mobil, namun Bian dengan cepat langsung menghentikannya. Agatha terheran-heran namun tetap menurut saja.

Bian langsung menuruni mobilnya mendahului Agatha kemudian berlari ke sisi mobil dimana Agatha duduk. Bian langsung membukakan pintu mobil untuk Agatha.

"Ck ck ck, gue kira mau ngapain lo nyuruh gue jangan keluar dulu." Ujar Agatha sembari menggelengkan kepalanya terheran-heran.

"Terimakasihnya mana?"

"Ga ikhlas ya?"

Bian mengacak-acak rambut Agatha gemas lalu mencium kening Agatha lembut. Agatha langsung terlonjak kaget. Untung saja tidak ada siswa yang memperhatikan mereka karena parkiran yang sepi.

"Inget tempat dong!" Tegur Agatha.

"Iya, ga lagi."Bian langsung menggandeng tangan Agatha lalu mereka langsung berjalan beriringan menuju kelas.

Tiba-tiba Mala datang menghampiri keduanya. Bian yang masih memiliki trust issue dengan Mala langsung menyembunyikan Agatha di belakangnya. "Mau ngapain lo?" Tanya Bian ketus.

Agatha yang merasa risih langsung menarik badannya dari belakang Bian. "Bian apaan sih?" Kesalnya.

"Gue cuma mau ngomong bentar sama Agatha." Ucap Mala.

Bian menyidekapkan tangan di dadanya lalu menatap Mala tak suka. "Yaudah ngomong di sini."

"Boleh ga gue ngomong empat mata sama Agatha?" Pinta Mala.

"Bole--"

"Yaudah gue madep belakang." Ucap Bian menyela ucapan Agatha. Kemudian Bian langsung membelakangi Agatha dan Mala.

Agatha yang merasa geram langsung mendorong tubuh Bian menjauh dari mereka. "Lo kok tiba-tiba goblok sih? Ga gitu maksudnya Mala! Sana lo ke kelas duluan!"

"Tap--"

"Cepet!"

Bian pasrah dan memutuskan untuk mendahului Agatha menuju kelasnya. Sedangkan Agatha langsung menghampiri Mala kembali.

Tanpa aba-aba, Mala langsung memeluk tubuh Agatha dengan mata berkaca-kaca. "Gue minta maaf..." Ucapnya lirih.

Agatha mulai melihat situasi lapangan yang ramai memutuskan untuk mengajak Mala menuju ke taman belakang sekolah. Di sana mereka langsung mendudukkan diri mereka di kursi taman.

Mala menitikkan air matanya yang tak mampu ia bendung lagi. Mala merasa sangat bersalah dengan Agatha. Mala merasa begitu menyesal karena melakukan hal bodoh tersebut.

Agatha langsung memeluk mala lalu mengelus punggung sahabatnya itu. Agatha berusaha untuk menenangkan Mala.

"Gue ngerti kok, La. Kalo gue ada di posisi lo juga gue pasti punya dendam. Walaupun cara lo salah, tapi gue ga permasalahin itu lagi sekarang. Gue berterimakasih banget sama lo karna lo udah nyelametin nyawa gue. Kalo ga ada lo gue ga mungkin bisa selamet." Ucap Agatha tulus.

Hal tersebut membuat Mala kembali tak mampu membendung air matanya. Mala merasa begitu beruntung memiliki sahabat seperti Agatha. "Gue nyesel banget percaya sama Vani. Padahal kita udah sahabatan dari SMP tapi ternyata dia cuma jadiin gue kambing hitam. Gue ga nyangka."

ABIAN  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang