Jangan lupa vote + comment ya!
Happy reading!
.
.
.
.Suasana malam hari yang begitu menyejukkan membuat Agatha sangat bersemangat entah kenapa. Namun ia juga merasa sangat bosan karena tidak ada yang bisa ia lakukan. Ia memutuskan untuk turun ke lantai bawah dan menghampiri mama Bian yang tengah berada di ruang tengah.
Mama Bian terlihat tengah menonton televisi di ruang tengah. Disana juga terlihat ada Bayu yang sepertinya tengah mengerjakan tugas sekolah. Agatha langsung menghampiri mama Bian.
"Eh Agatha, sini duduk sayang."
"Iya, Tante."
Agatha langsung mendudukkan dirinya di sofa sebelah Bayu. Ia sedikit penasaran dengan tugas sekolah Bayu. "Haduhh ini susah banget!" Keluh Bayu.
"Sini kak Agatha bantu." Tawar Agatha dan Bayu dengan senang hati menerima tawaran dari Agatha.
Agatha langsung memperhatikan tugas matematika Bayu dan mulai mengingat setiap rumus. Ia mulai menorehkan tinta pulpennya pada buku tugas Bayu.
"Bian, sini!" Panggil mama Bian ketika melihat Bian berjalan menuruni tangga.
Bian pun memutuskan untuk langsung menghampiri mamanya dan duduk di samping Agatha. "Papa mana Ma?"
"Lagi di ruang kerjanya." Jawab sang mama. Bian ber-oh ria kemudian ia memperhatikan apa yang tengah Agatha tulis.
"Itu jawabannya seratus lima empat." ucap Bian tiba-tiba.
"Loh dari rumus yang gue pake, jawabannya enam ratus dua delapan kok!" Ucap Agatha tak mau kalah.
"Wah! Jauh sekali selisihnya." ucap Bayu.
"Di penyelesaian itu lo salah." Ucap Bian menunjuk ke penyelesaian yang ia maksud.
Agatha menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Ah!perasaan udah bener deh!"
Bian langsung mengambil pulpen yang dipegang oleh Agatha lalu menuliskan penyelesaian dari tugas Bayu yang benar. "Ini dikali sama ini dulu, baru yang ini disamakan."
"Ohhh, terus ini bisa dapet tiga ratus empat belas dimana?" Tanya Agatha penasaran.
"Kan yang ini dikali seratus." Jawab Bian sembari mengetuk kepala Agatha pelan menggunakan pulpen.
"Ohh, gitu!" jawab Agatha mengerti.
"Ini sebenarnya yang punya tugas siapa sih?" Gumam Bayu.
Ketika keduanya tengah berdiskusi, mama Bian langsung mengabadikan momen tersebut. Mama Bian memotret mereka tanpa sepengetahuan dari mereka. "Kalian cocok banget deh." Celetuk mama Bian.
Bian dan Agatha yang ngeh langsung menjadi akward lalu langsung menjaga jarak.
Drrt! Drrt!
Ponsel Bian bergetar menandakan adanya panggilan telepon masuk. Bian langsung mengangkat panggilan tersebut. Ekspresi Bian langsung berubah keget ketika mengangkat panggilan telepon tersebut.
"Kenapa Bian?" Tanya mama Bian khawatir.
Bian langsung menjawab oke dan memutuskan panggilan telepon tersebut. "Oh engga Ma, ini temen Bian ngajakin kumpul dadakan buat ngerayain kemenangan turnamen. Boleh kan, Ma?"
"Udah malem Bian," jawab mama Bian khawatir.
"Ga lama kok, boleh ya Ma?"
"Yaudah deh boleh. Tapi hati-hati!"
"Iya."
Bian langsung kembali ke kamarnya untuk mengambil jaket lalu langsung menuju garasi untuk mengambil motor.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABIAN [END]
Fiksi Remaja"What?! Gue harus tinggal satu atap sama badboy yang ga gue kenal?!" [FOLLOW SEBELUM BACA YA] Agatha Christina Wilson, gadis cantik keturunan Amerika yang mau tidak mau harus tinggal di rumah teman orang tuanya dikarenakan keinginan orang tuanya. Or...