Jangan lupa vote + comment ya!
Happy reading
.
.
.
.Jam kini sudah menunjukkan pukul tiga sore. Agatha merasa begitu bosan karena harus di rumah saja. Agatha tidak diperbolehkan keluar rumah karena kondisi kakinya yang masih belum sembuh. Sepulangnya dari sekolah Agatha hanya berdiam diri di rumah. Agatha sempat dibawa ke klinik karena mama Bian merasa khawatir dengan keadaannya.
Agatha beranjak dari ranjangnya dan berniat untuk ke lantai bawah. Agatha berusaha berjalan meskipun jalannya sedikit pincang. Agatha yang cepat merasa bosan tak ingin lebih merasa bosan jika hanya berdiam diri di kamar.
Saat Agatha keluar dari kamarnya, Agatha mendapati Bian yang sepertinya hendak memasuki kamarnya. Bian melihat sekilas ke arah Agatha dan kembali hendak membuka pintu. Tingkah Bian seolah-olah seperti tidak memperdulikan Agatha.
"Mau kemana lo?" Tanya Bian tanpa menoleh ke arah Agatha.
"Ke bawah."
Bian mengurungkan niatnya untuk memasuki kamar dan menutup kembali pintu kamarnya. "Kaki lo masih kaya gitu tapi lo sok-sokan mau nurunin tangga?"
"Gue bosen di kamar mulu."
Bian kemudian mengulurkan tangannya ke arah Agatha. Hal tersebut tentu saja membuat Agatha terheran-heran. Kemudian Bian mendekatkan dirinya dengan Agatha dan langsung meraih sebelah tangan Agatha lalu menaruh di pundaknya. Tangan Bian satunya lagi memegang pinggang Agatha.
"Gue bantuin." Ucap Bian dengan nada acuh.
Agatha merasa sedikit terkejut karena perlakuan Bian yang tiba-tiba baik kepadanya. Namun Agatha tak mempermasalahkan hal tersebut. Agatha merasa lega karena ada yang membantunya untuk menuruni tangga yang panjang tersebut.
"Makasih." Ucap Agatha tulus. Mereka pun kemudian menuruni setiap anak tangga menuju lantai bawah.
"Lo mau duduk di mana?" Tanya Bian.
"Anterin gue sampe dapur."
Bian kemudian membantu Agatha menuju dapur dan membantunya duduk di kursi.
"Bian ambilin cemilan dong." Pinta Agatha.
"Nyusahin banget lo jadi cewek."
"Hehe, Bian kan baik hati dan suka menolong."
Mau tak mau Bian langsung mengambilkan Agatha beberapa cemilan di kulkas dan memberikannya kepada Agatha. Setelah itu, ia langsung beranjak pergi meninggalkan Agatha.
Tak lama, Bayu datang ke dapur untuk mengambil air. Bayu yang mendapati Agatha duduk di meja makan sembari memakan cemilan langsung menghampiri Agatha dan ikut duduk di sebelah Agatha.
"Kak Agatha kakinya masih sakit ya?" Tanya Bayu basa-basi.
"Iya nih, jadi susah ngapa-ngapain."
Mereka berdua langsung mengobrol ria karena nyambung satu sama lain. Bayu menceritakan bagaimana sekolahnya sedangkan Agatha menceritakan bagaimana kehidupannya di Amerika dulu. Saat tengah asik berbincang, tiba-tiba ada seorang laki-laki yang menghampiri mereka di dapur.
"Bayu," panggil laki-laki tersebut.
"Bang Marvel!" Pekik Bayu kemudian langsung berlari menghampiri Marvel dan memeluknya.
Bayu melepaskan pelukannya, "kapan balik ke Indonesia?" Tanya Bayu.
"Ga lama." Jawab Marvel.
Marvel berjalan mendekati Agatha yang terduduk di meja makan sembari memperhatikan Marvel. "Hai," sapa Marvel.
Marvel mengulurkan tangannya berniat untuk berjabat tangan. "Kenalin gue Marvel, sepupunya Bian. Lo.... pacarnya Bian ya?"
"Bukan! Gue bukan pacarnya Bian." Sanggah Agatha cepat.
"Dia anak temen bokap sama nyokap gue. Di dititipin di sini karna orang tuanya tinggal di Amerika." Jawab Bian yang tiba-tiba datang.
Agatha kemudian menjabat tangan Marvel kemudian tersenyum manis. "Kenalin juga, gue Agatha Christina Wilson. Panggil aja Agatha."
"Beautiful name, sesuai sama orangnya." Jawab Marvel.
Agatha kemudian melepas jabatan tangannya dan tersenyum ke arah Marvel. "Thank you for say that."
Bian melihat interaksi keduanya dengan tatapan malasnya. Bian kemudian mendudukkan dirinya di kursi sebelah Agatha sedangkan Marvel mendudukkan dirinya di kursi depan Agatha dan Bayu memutuskan untuk pergi ke kamarnya.
"Sebelumnya Agatha ga tinggal di Indonesia ya?" Tanya Marvel.
"Iya, gue tinggal di Amerika."
Keduanya kini berbincang-bincang dengan akrab. Agatha memanglah cepat bisa mengakrabkan diri dengan orang lain karena dirinya yang humble. Namun Bian yang berada di sana merasa jengkel karena diabaikan. Entah mengapa Bian juga merasa tak senang melihat kedekatan Agatha dengan kakak sepupunya itu.
Drrt! Drrt!
Tiba-tiba ponsel Agatha yang berada di sakunya berdering. Agatha langsung mengeluarkan ponselnya dan melihat siapa yang meneleponnya. Terlihat ternyata temannya Casey lah yang menelepon.
"Kalian ngobrol berdua dulu aja ya, gue mau ke kamar dulu." Pamit Agatha yang diangguki oleh Marvel.
"Bisa sendiri?" Tanya Bian khawatir.
"Bisa."
Namun Bian yang masih khawatir dengan kondisi Agatha memutuskan membantu Agatha menuju kamarnya. Dengan senang hati Agatha menerima bantuan Bian.
Setelah mengantarkan Agatha, Bian kembali menuju lantai bawah dan mendapati Marvel yang sudah duduk di sofa ruang tengah. Bian memutuskan untuk menghampiri Marvel dan ikut mendudukkan diri di sofa.
"Lo suka sama Agatha ya?" Tanya Bian tiba-tiba. Hal tersebut tentu saja membuat Marvel terkejut dibuatnya.
"Gue yang baru sehari kenal dia ya ga mungkin langsung suka gitu aja." Jawab Marvel.
"Who knows."
"Kenapa? Lo naksir dia?" Tanya Marvel balik.
Bian terdiam seribu bahasa, entah mengapa dirinya tak mampu menjawab pertanyaan sederhana yang dilontarkan oleh kakak sepupunya itu. Marvel menatap Bian paham. Kemudian menggelengkan kepalanya heran.
"Lo naksir kan?" Tanya Marvel lagi.
"Ga tau." Jawab Bian ambigu.
"Kayaknya lo--"
"Gue mau ke kamar." Sela Bian yang kemudian langsung pergi meninggalkan Marvel.
"KOK LO NINGGALIN GUE SIH?" Teriak Marvel tak terima.
Bian tak menggubris Marvel dan tetap berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Saat melewati kamar Agatha, Bian tak sengaja melirik sekilas. Bian terkejut ketika melihat Agatha yang berjalan mengesot di lantai.
"Lo ngapain?!" Tanya Bian terheran-heran.
"Hehe, gue mau ngambil air tapi ribet jalan pincang." Jawab Agatha cengengesan.
Bian menghela nafasnya pasrah dan entah mengapa ia langsung membuat Agatha mengambilkan air. Bian mulai berjongkok dan memberikan Agatha segelas air. Kemudian Bian menggendong tubuh Agatha kembali ke ranjangnya.
["AWW! THAT'S SO SWEET!"] Pekik Casey yang memperhatikan mereka sedari tadi. Ternyata Agatha belum mematikan sambungan panggilan videonya dengan Casey di laptop.
["BIAN! I'M YOUR BIGGEST FAN!"] Pekik Casey.
"Haha, thank you."
["Biannn, would you like to be my boyfriend? Aaaa! You're gorgeous!"]
Agatha membulatkan matanya kaget. "In your dream!" Ucapnya ketus. Kemudian Agatha langsung memutuskan panggilan telepon tersebut.
Tbc....
KAMU SEDANG MEMBACA
ABIAN [END]
Fiksi Remaja"What?! Gue harus tinggal satu atap sama badboy yang ga gue kenal?!" [FOLLOW SEBELUM BACA YA] Agatha Christina Wilson, gadis cantik keturunan Amerika yang mau tidak mau harus tinggal di rumah teman orang tuanya dikarenakan keinginan orang tuanya. Or...