Jangan lupa pencet tanda bintang + comment ya!
Happy reading!
.
.
.
.Agatha melihat jam di ponselnya yang sudah menunjukkan pukul tujuh malam dan semua siswa kini telah selesai makan. Acara selanjutnya yaitu acara kumpul-kumpul dan membuat api unggun.
Agatha dan Mala mulai mendudukkan diri mereka di kumpulan para siswa yang juga sudah duduk menunggu acara yang sudah terjadwal selanjutnya. Api unggun kini telah dihidupkan. Semua mulai bernyanyi ria begitupun dengan para guru.
Waktu berlalu dan suasana malam kian mendingin. Kini hanya tinggal beberapa guru yang berada di sana untuk mengawasi para siswa.
Arkana mulai berdiri di kerumunan para siswa yang tengah terduduk. "Kalian setuju ga kalo Bian nyanyi buat kita?" Tanya Arkana yang langsung diteriaki setuju oleh kebanyakan siswa. Terutama siswa perempuan, mereka berteriak setuju dengan sangat keras.
"Lo apa-apaan sih?!" Kesal Bian.
"Hehe, peace." Ucap Arkana cengengesan sembari menunjukkan dua jarinya.
"Ayo dong Bian nyanyi!"
"Iya! Kak Bian ayo dong!"
"Bian! Bian! Bian!"
Para siswa kini menyoraki nama Bian dan mau tidak mau Bian mengiyakan permintaan tersebut. Bian meminjam gitar dari salah satu siswa namun dirinya masih tetap duduk di posisi awalnya. Tempat duduk Bian tepat menghadap ke arah dimana Agatha duduk dengan Mala.
Bian mulai memetik senar gitarnya hingga terdengar melodi yang merdu. Intro lagu Bukti karya Virgoun pun terdengar.
Memenangkan hatiku
Bukanlah satu hal yang mudah
Kau berhasil membuat,
Ku tak bisa hidup tanpamu
Menjaga cinta itu
Bukanlah satu hal yang mudah
Namun sedetikpun tak pernah kau,
Berpaling dariku
Beruntungnya aku, dimiliki kamu
Kamu adalah bukti
Dari cantiknya paras dan hati
Kau jadi Harmoni sat ku bernyanyi
Tentang terang dan gelapnya hidup ini
Kaulah bentuk terindah
Dari baiknya tuhan padaku
Waktu tak memusaikan cantikmu
Kau wanita terhebat bagiku
Tolong kamu camkan itu.Meruntuhkan egoku
Bukanlah satu hal yang mudah
Dengan kasih lembut kau pecahkan
Kerasnya hatiku......
Saat bernyanyi, mata Bian hanya fokus memandangi Agatha. Sedetikpun ia tak berniat memalingkan wajahnya dari Agatha.
Mala yang merasa Bian sedari tadi melihat ke arahnya dan Agatha langsung merasa sangat senang. "Tha! Liat deh, Bian ngeliat ke arah kita." Bisik Mala excited.
Agatha hanya menjawabnya dengan senyuman. Agatha memalingkan wajahnya dari arah Bian dan masih enggan untuk menatap wajah Bian karena ketika dirinya menatap ke arah Bian, jantungnya akan berdetak sangat kencang.
°°°°
Setelah acara api unggun selesai, kini acara bebas. Namun para siswa tidak diperbolehkan pergi jauh-jauh dari area camping. Meskipun sudah malam, namun para siswa masih ingin berbincang-bincang dan belum ingin tidur.
Suasana dingin puncak membuat Agatha terus ingin makan sesuatu. Agatha memutuskan untuk mengambil makanan di stand makanan yang disediakan di sana.
Agatha mulai mengambil buah strawberry lalu memakannya. Saat tengah asik memakan strawberry, tiba-tiba Bian datang menghampiri Agatha.
"Bian! Lo ngagetin ih!"
"Gue mau ngomong sesuatu sama lo." Ucap Bian terlihat begitu serius.
"Yaudah, silahkan."
"Ga disini, Tha."
"Terus?"
Bian langsung menarik tangan Agatha dan membawanya ke suatu tempat. Agatha nampak sedikit takut namun ia percaya dengan Bian jadi rasa takutnya kini kian memudar.
Agatha mengedarkan pandangannya melihat pemandangan sekitar yang begitu indah meskipun di malam hari. Agatha berdecak kagum dalam hatinya.
Bian menghela nafasnya panjang lalu menggenggam tangan Agatha. Hal tersebut membuat Agatha sedikit terkejut.
"Gue suka sama lo."
Agatha membulatkan matanya tak percaya. Agatha begitu terkejut mendengar pengakuan tiba-tiba dari Bian. Agatha terdiam seribu bahasa dan tak tahu harus menjawab apa.
"Gue tau ini tiba-tiba banget, tapi gue udah lama suka sama lo."
"Gue--"
"Lo jangan egois sama diri lo sendiri. Jangan membohongi perasaan lo cuma demi teman lo." Sela Bian.
Agatha mendongakkan kepalanya lalu menatap Bian tak percaya. "Lo tau soal Mala?"
"Gue tau semuanya."
Agatha yang merasa dilema langsung memeluk tubuh Bian lalu menelungkup kan wajahnya pada dada bian. "Tapi dia sahabat gue dan gue ga mungkin nyakitin hati sahabat gue sendiri."
Bian mengelus kepala Agatha lembut. "Tapi gue sukanya sama lo bukan sama Mala. Nanti biar gue yang jelasin ke Mala."
"Gue juga sebenarnya suka sama lo." Ucap Agatha yang membuat senyuman terbit di wajah seorang Bian.
Bian mendongakkan kepala Agatha lalu memegang lembut kedua pipi Agatha yang kini terlihat begitu merah. Bian terkekeh gemas karena Agatha terlihat begitu manis dengan pipi meronanya.
Cup!
Bian mengecup bibir ranum Agatha dan hal tersebut membuat pipi Agatha tambah memerah. Agatha menelungkupkan kembali wajahnya pada dada bian.
"We're dating now." Ucap Bian.
Tanpa mereka sadari, Mala ternyata memperhatikan interaksi mereka dari kejauhan. Nafas Mala menjadi menggebu-gebu karena merasa sangat marah. Mala merasa dirinya telah dihianati oleh sahabatnya. Sendiri. Tiba-tiba, Vani yang juga merupakan sahabat Mala datang menghampiri Mala.
"Liat kan? Cewek kaya Agatha tuh ga sepatutnya kita percaya. Sekarang lo ditikung kan?" Ucap Vani memanas-manasi Mala.
"Gue kasihan deh sama lo, La. Gue mau bantuin lo ngasih pelajaran ke cewek ga tau diri itu. Lo tinggal ajak Agatha besok ke tengah hutan deket tempat kita camping yang ada gudang tuanya. Nanti biar kita kerjain tuh cewek ga tau diri."
Mala tak menggubris ucapan Vani dan memilih untuk langsung pergi menuju tendanya.
°°°°
Agatha mulai melepaskan pelukannya dari Bian namun ia masih enggan untuk melihat wajah Bian. "Gue mau ke tenda." Ucap Agatha.
Bian mengecup kening Agatha lalu mengusap kepala Agatha lembut. "Biar gue anterin."
"Ga usah, ntar ada yang liat. Lo langsung pergi ke tenda lo aja."
Bian mengangguk setuju. Namun Bian belum ingin beranjak dan masih memperhatikan Agatha hingga Agatha memang sudah benar-benar masuk ke dalam tenda. Setelah itu barulah Bian memutuskan untuk pergi ke tendanya.
Agatha yang baru memasuki tenda melihat Mala yang sudah berbaring di tengah tenda. Agatha pun lalu ikut berbaring di sebelah Mala.
"Abis dari mana aja lo?" Tanya Mala dengan nada datarnya.
"Abis dari jalan-jalan bentar."
"Tumben berani sendiri? Kenapa lo ga ngajak gue?"
"Oh itu, gue niatnya cuma bentaran doang tapi karna keasikan liatin bintang, gue jadi lama di luar."
Mala tak menggubris lagi ucapan Agatha dan memutuskan untuk langsung pergi tidur. Begitupun dengan Agatha, ia memutuskan untuk langsung tidur karena sudah merasa begitu mengantuk.
Tbc....
Di klik ya tombol bintangnya!
KAMU SEDANG MEMBACA
ABIAN [END]
Teen Fiction"What?! Gue harus tinggal satu atap sama badboy yang ga gue kenal?!" [FOLLOW SEBELUM BACA YA] Agatha Christina Wilson, gadis cantik keturunan Amerika yang mau tidak mau harus tinggal di rumah teman orang tuanya dikarenakan keinginan orang tuanya. Or...