22. penculikan

16.9K 725 14
                                    

Jangan lupa vote + comment ya!
Happy reading!
.
.
.
.

⚠️ Terdapat adegan kekerasan pada part ini!

......

Agatha membuka matanya perlahan. Agatha nampak kebingungan karena dirinya berada di sebuah bangunan yang nampak sudah tua dan usang. Agatha semakin merasa kebingungan dan panik karena melihat tangan dan kakinya yang diikat. Agatha diikat dan didudukan di sebuah kursi kayu. Ingin sekali rasanya Agatha berteriak namun ia tidak bisa karena mulutnya yang dilakban.

Agatha melihat sekeliling namun semuanya nampak begitu asing. Agatha merasakan tubuhnya bergetar ketakutan ketika melihat seorang laki-laki yang berjalan ke arahnya sembari membawa sebuah pisau di tangannya. Laki-laki tersebut berjalan dengan smirk-nya yang begitu menakutkan.

Laki-laki tersebut menggoreskan sisi tumpul pisau di wajah Agatha hingga membuat tubuh Agatha meronta-ronta. "Hahahaha....! Agatha, Agatha, kasian banget sih lo harus jadi tumbalnya Bian. Padahal lo cantik gini, sayang kalo gue bunuh lo gitu aja, iya kan?"

"Tapi tenang aja, gue jamin Bian pasti bakalan nyusulin elo ke akhirat nanti karna dia juga ga bakalan gue biarin tetap hidup. Begitupun dengan keluarga Bian, karna mereka hidup gue jadi hancur! Mereka yang udah buat orang tua gue mendekam di penjara!"

Lelaki tersebut adalah Gavin Atmajaya, anak dari seorang pengusaha bernama Atmajaya yang harus mendekam di penjara karena melakukan penipuan dan korupsi di kantornya. Gavin melakukan hal tersebut kepada Agatha lantaran merasa dendam dengan keluarga Bian karena keluarga Bian telah membuat keluarganya hancur dengan menjebloskan orang tua Gavin ke penjara. Mengapa Agatha dan bukan Bian?

Gavin tahu jika Bian mencintai Agatha, Gavin tidak pernah bisa mengelabuhi Bian dengan mudah jadi dirinya memutuskan untuk menjebak Agatha. Gavin tidaklah sendiri, ia dibantu oleh Vani dan Mala yang dihasut oleh Vani.

Vani berjalan mendekati Agatha lalu menampar pipi Agatha. Hal tersebut membuat Agatha begitu terkejut. Mengapa Vani tega melakukan hal keji ini kepadanya? Apa salah Agatha selama ini?

"Yaampun Agatha, mau nangis? Nangis aja, gapapa. Hahahaha..!" Ejek Vani.

Gavin melepas lakban dari mulut Agatha karena ingin mendengar kata-kata terakhir yang dilontarkan oleh Agatha.

"Salah gue apasih?! Kalian kenapa jahat banget sama gue?!"

"Lo nanya?! Lo nanya salah lo apa?! Karna lo udah ngerebut Bian dari gue! Gue ga bakal biarin Bian jatuh ke pelukan cewek lain selain gue!" Bentak Vani.

"Gue tau Bian ga mungkin bisa jadi milik gue, jadi kalo gue ga bisa milikin dia, siapa pun juga ga boleh! Asal lo tau ya, Mala sahabat lo itu juga ikut sekongkol sama kita. Karna kenapa? Karna dia udah tau kalo elo ngehianatin dia! Elo udah ngerebut Bian!" Imbuhnya.

Vani melakban kembali mulut Agatha lalu mengambil pisau yang Gavin pegang. Vani mulai menorehkan sisi tajam pisau ke dahi Agatha hingga membuatnya mengeluarkan darah. Agatha meronta-ronta kesakitan namun Vani menikmati kegiatannya itu. 

°°°°

Mala berjalan keluar dari hutan menuju camp-nya. Semua orang nampak khawatir dan tentu saja hal tersebut membuat Mala bertanya-tanya. Tiba-tiba Bian dan Vino datang menghampiri Mala.

"La, tadi Agatha sama elo kan? Sekarang dia dimana?" Tanya Bian khawatir.

"G-gue ga tau." Jawab Mala gugup.

"Jangan bohong, La! Gue tau tadi Agatha jalan ke arah hutan sama lo!" Bentak Vino.

"Gue bilang gue ga tau! Tadi kita udah balik ke camp kok abis dari sana tapi dia pergi lagi entah kemana!" Bohong Mala.

Bian langsung pergi mencari para guru untuk meminta izin mencari Agatha di hutan. Vino menatap Mala dengan tatapan kecewanya.

"Gue kecewa sama lo, La." Ucapnya kemudian pergi meninggalkan Mala begitu saja.

Mata Mala kini berkaca-kaca lalu Mala langsung berjalan menuju tempat dimana semua siswa dikumpulkan oleh para guru untuk menghindari hal yang sama terjadi.

Mala berdiri sembari menatap termenung ke depan. Mala sangat menyesali perbuatan kejinya itu. Mala mulai menitikkan air matanya namun dengan cepat Mala langsung menyekanya.

'Ngapain gue mengorbankan sahabat gue sendiri demi cowok yang jelas-jelas ga mencintai gue? Kenapa gue jadi jahat gini?' Batin Mala menyesal.

Mala memutuskan untuk menyelamatkan Agatha. Mala mulai berlari sekuat tenaga menuju tempat dimana ia meninggalkan Agatha sendirian. Para guru dan siswa kaget sekaligus panik melihat Mala yang kabur.

Semua guru berteriak memanggil nama Mala agar Mala berhenti namun Mala tak menghiraukannya. Mala terus berlari, yang ada di pikirannya saat ini hanya bagaimana cara untuk menyelamatkan Agatha secepat mungkin. 

Sesampainya Mala di tempat dimana dirinya meninggalkan Agatha tadi, Mala langsung mengedarkan pandangannya mencari bangunan tua terdekat tempat dimana Agatha disekap.

Mala terus berlari hingga akhirnya ia menemukan tempat tersebut. Mala langsung memasuki bangunan tua tersebut dan mendapati Agatha yang tengah disiksa oleh Vani dan Gavin.

Mala melihat ke bawah dan mendapati ada sebuah balok kayu. Dengan cepat Mala mengambil balok kayu tersebut lalu memukul punggung Gavin dari belakang hingga membuat Gavin jatuh tersungkur.

Mala juga mendorong tubuh Vani hingga membuatnya jatuh terhempas lumayan jauh. Mala yang panik dengan cepat membantu Agatha melepaskan lakban dari mulu Agatha.

Mala yang tak kuasa menahan air matanya langsung menangis tersedu-sedu di hadapan Agatha. "G-gue minta maaf, Tha. Hiks! Gue udah jahat sama elo."

"Ga ada waktu buat nangis, La! Kita harus cepet pergi dari sini!" Ucap Agatha yang langsung diangguki mengerti oleh Mala.

Mala berusaha melepaskan ikatan Agatha namun naasnya, Gavin langsung memukuli kepala Mala hingga berdarah menggunakan balok kayu. Hal tersebut membuat Mala jatuh tersungkur tak berdaya.

"Gue minta maaf sekali lagi, Tha. Gue udah jahat...." Lirih Mala.

"Berani-beraninya Mala ngehianatin kita!" Ucap Vani kesal.

"KALIAN KEJAM BANGET SIH!" Teriak Agatha dengan berlinang air mata. Agatha tak kuasa menahan air matanya ketika melihat Mala yang jatuh tak berdaya di pangkuannya.

Vani berusaha untuk bangkit dan langsung menghampiri Agatha. "Kenapa? Ga seneng? Suka-suka kita lah!" Bentak Vani.

"Gavin, tutup pintunya! Gue ga mau ada orang lagi yang dateng buat nyelametin cewek ga tau diri ini!"

Gavin dengan cepat menutup pintu gudang tua tersebut lalu Gavin membopong tubuh Mala dan meletakkan tubuh Mala menjauh dari mereka.

Kemudian Gavin menghampiri Vani yang langsung mengambil kembali pisau yang sudah tergeletak di lantai dan berniat untuk menusuk Agatha. Namun tiba-tiba....

Bruk!

Tbc...

ABIAN  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang