Suasana pagi yang begitu menyejukkan, udara yang begitu menyegarkan membuat siapa saja pasti akan bersemangat untuk mengawali pagi yang indah ini. Burung-burung dengan merdunya berkicau dan bertengger di dahan pohon. Sinar matahari yang belum terasa menyengat menerpa seluruh isi bumi. Semilir angin menghembus menerpa bunga-bunga yang sedang bermekaran hingga membuatnya beterbangan indah.
Dihari minggu yang cerah ini seorang lelaki tampan dengan perawakan yang nyaris sempurna terlihat sedang berjoging sembari mendengarkan musik dari earphone yang melekat di telinganya.
Lelaki tersebut adalah Abian Pradipta Putra yang kerap dipanggil Bian. Ia merupakan siswa kelas XI yang populer di sekolahnya. Siapa yang tidak kenal dengan lelaki ini? Ia bahkan bisa dikatakan sebagai mostwanted sekolah. Hampir semua siswi berusaha untuk mendekati dirinya. Namun ia sepertinya belum tertarik untuk menjalani sebuah hubungan.
Bian merupakan ketua klub basket di sekolahnya. Selain basket, ia juga ikut klub musik dan menjadi anggota band sekolah. Kemampuan basketnya memang tak bisa diragukan lagi, klub basketnya sudah sering mengikuti turnamen dan hasilnya selalu memuaskan. Begitu juga dengan kemampuan bermusiknya. Ia merupakan gitaris band yang handal dan suaranya sudah tak bisa diragukan lagi.
Meskipun Bian sangat aktif di kegiatan non-akademik tetapi kemampuan akademiknya juga tidak bisa diragukan. Semua guru-guru di sekolahnya terkadang heran dengan Bian karena walaupun ia sering membolos kelas dan tidak mendengarkan penjelasan dari guru namun Bian tetap bisa dengan mudah menyelesaikan tugas-tugas ataupun ulangannya. IQ Bian bisa dikatakan cukup tinggi.
Bian mulai melihat jam digital yang terlilit di tangannya, yang sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Karena merasa sudah cukup siang dan sinar matahari sudah mulai terasa menyengat, Bian memutuskan untuk langsung pulang dan menyudahi jogingnya.
Tak butuh waktu lama bagi Bian untuk kembali ke rumah karena ia berjoging tak terlalu jauh. Sesampainya di rumah Bian mendapati mamanya yang tengah bertelepon ria dengan seseorang.
"Ah iya! Tenang aja nanti kalo mereka udah akrab baru kita bahas soal pertunangannya." Ucap Sarah a.k.a mama Bian yang tengah berteleponan.
Bian tak menghiraukan hal tersebut dan langsung berjalan menuju dapur untuk mengambil air. Mama Bian menyadari bahwa anaknya sudah pulang langsung menutup teleponnya dan langsung menghampiri Bian di dapur.
"Bi rotinya habis ya?" Tanya Bian kepada Bi Irma yang merupakan asisten rumah tangga di rumah tersebut.
"Masih ada di kulkas kok Den," jawab Bi Irma.
Bian mengangguk lalu langsung membuka kulkas untuk mengambil roti yang dikatakan oleh Bi Irma.
"Bian!" Panggil mama Bian
"Hmm? Oh iya, tadi mama ngomongin soal pertunangan, emang siapa yang bakal tunangan?" Tanya Bian penasaran.
"Oh itu.... Itu temen mama yang bakal tunangan! Iya! Temen mama!" Jawab mama Bian kikuk.
"Temen mama emang ada yang masih muda ya? Ga mungkin kan udah tua baru tunangan?" Gumam Bian yang masih bisa didengar oleh mamanya.
"Heh! Mama masih muda ya, jadi temen mama juga banyak yang masih muda."
"Iya deh, iya. Bi Irma kok masak banyak banget? Kita bakal kedatangan tamu, Ma?"
"Iyaa, kamu nanti jangan dulu kemana-mana soalnya bakal ada tamu yang dateng," ujar sang mama.
"Kan ga ada hubungannya sama Bian, ngapain Bian disini?"
"Udah nurut aja! Atau motor kamu mama sita?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ABIAN [END]
Teen Fiction"What?! Gue harus tinggal satu atap sama badboy yang ga gue kenal?!" [FOLLOW SEBELUM BACA YA] Agatha Christina Wilson, gadis cantik keturunan Amerika yang mau tidak mau harus tinggal di rumah teman orang tuanya dikarenakan keinginan orang tuanya. Or...