BEFUDDLES || 06

132K 14.5K 3K
                                    

Anyeooonnggggg

3200 KATA, NIH. BISMILLAH 500 VOTE 500 KOMEN 😋

Komen "SEMANGAT"  disini 😚

Komen "SEMANGAT"  disini 😚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Done! Cantik banget, sih." Snowy berdecak kagum melihat Giselle yang tampak cantik dengan rambut gelombangnya yang di catok oleh Snowy. Tadi, saat selesai mandi, mereka berdua sepakat untuk saling bantu bersiap-siap.

Giselle tersipu. "Masih cantikkan kakak," katanya dengan sorot mata berbinar. "Makasih, ya, kak, udah mau catokin rambutku." Gadis itu mematut diri, tidak bisa dia pungkiri, dirinya memang terlihat cantik, tapi jika di sandingkan dengan Snowy begini, Giselle merasa kalah jauh.

Snowy menggeleng, dia menyimpan kedua telapak tangannya di pundak Giselle sembari menatap gadis itu lewat cermin. "Lebih cantik kamu, tapi karena kamu masih kecil, jadi wajahnya imut. Nanti kalau udah besar, dan bisa ngerawat diri, kamu pasti bakal lebih cantik dari ini," ujarnya tulus.

Giselle merasa pipinya panas bahkan mulai pegal karena terus-terusan senyum. "Ish! Pokoknya cantikkan Kak Snowy!"

"Terserah kamu aja," dengkus Snowy.

"Eh, kak, tapi kayaknya rambut aku di ikat aja, deh. Bahaya kalau di urai, pasti di tegur guru sama di nyinyirin kakak kelas," kata Giselle dengan bibir mengerucut.

"Iya, juga, ya. Kamu, 'kan, masih SMP." Snowy menggumam. Mereka tadi sempat mengobrol, saling melempar tanya mengenai banyak hal termasuk pendidikan mereka. "Ya udah, deh, sini."

Giselle tersenyum, dia menegakkan badan selagi Snowy mulai menyatukan helai demi helai surainya. "Kak, boleh nanya nggak?"

"Mm, tanya aja."

"Pas Abangku lihat kakak pertama kali, pasti dia nggak kedip ya saking terpesonanya?"

Snowy mendadak diam, satu ingatan masuk ke kepalanya. Terpesona apanya? Aghas bahkan sama sekali tidak akan meliriknya kalau saja Snowy tidak menghentikan motor cowok itu. Ck, mengingat bagaimana Aghas meliriknya dingin dan mengatainya sundel bolong membuat Snowy mencebik tanpa sadar.

"Eh? Aku salah tanya, ya?" Giselle memasang raut tak enak.

Snowy menggeleng. "Mm ... abang kamu waktu pertama kali liat kakak—"

"Pasti terpesona, lah, masa nggak." Giselle cekikikan.

Snowy nyengir garing. "I-iya terpesona, sampai nggak kedip terus mulutnya nganga," katanya berbohong. Snowy lalu memejamkan mata, berulang kali meminta maaf karena telah berbohong.

Ya Allah! Maafin Snowy! Sungguh Snowy tidak punya pilihan selain berbohong, atau dia akan malu karena ada cowok yang mengabaikannya!

"Udah aku duga!" Giselle bertepuk tangan. "Mana mungkin ada cowok yang nggak terpesona sama kakak!"

BEFUDDLES (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang