BEFUDDLES || 21

124K 14.2K 3.2K
                                    

Anyeeeonggg

Kalian pasti nyariin aku kan? hehehe

Maaf kemarin asam lambung kambuh, jadi di suruh rebahan sama Pak Suami :(

Tapi sekarang aku update, bawa yang manis-manis 🤗

Ramaikan lagi komentarnya, mau 1.5K, tabur di setiap baris ╰(*°▽°*)╯

***
LIONA sudah tahu, ada yang tidak beres di dalam kediaman Hengkara ketika dia melihat motor Reifan terparkir di sana, derai tawa yang terdengar menggema di ruang keluarga pun membuat dugaan Liona semakin yakin dengan dugaannya.

            Gadis itu sedikit gugup, perlahan takut menyapa hatinya. Namun, berbekal berbagai alasan untuk menghadapi apapun di dalam sana, Liona akhirnya membuka pintu tanpa mengetuknya lebih dulu.

            Suara tawa itu mendadak lenyap ketika sosoknya memasuki ruang keluarga. Anggota keluarga Hengkara lengkap ada di sana, di tambah Aghas juga Reifan. Mereka melihat Liona dengan tatapan yang sulit di artikan.

            “Tuan, nyon—“

            “Ikut saya ke atas.” Arunika bersuara lebih daripada suaminya, wanita itu berdiri lalu berjalan duluan di ikuti Radhit.

            Meremas tali sling bag nya dengan perasaan kalut, Liona menatap pada Summer yang diam saja memainkan ponselnya juga Reifan yang menatap padanya tetapi dengan tatapan yang jauh berbeda dari sebelumnya. Bukan tatapan ramah tentu saja.

            Tatapan Liona itu beralih pada Snowy, sesaat dia seperti melihat sosok Snowy kecil yang menatapnya iba saat dia membuat kesalahan, dulu seakali. Dan kali ini melihat tatapan itu sedikit membuat perasaan Liona terusik, dia menunduk sedetik, mengangkat pandangan lagi dan menemukan Snowy tersenyum remeh padanya sebelum kemudian gadis itu sibuk dengan Aghas di sisinya.

            Berjalan cepat menyusul Arunika dan Radhit, begitu sampai di lantai dua, Liona di suguhi tatapan benci. Dia tidak salah lihat, mata lembut Arunika yang biasa dia temui telah pergi. “Ponsel kamu.” Wanita itu menengadahkan tangan di hadaannya.

            “Nyony—“

            “Kasih ponselnya atau tangan ini nggak segan mendarat di pipi kamu.” Arunika mengancam, semaksimal mungkin menahan amarah yang sebetulnya membumbung tinggi. Siapa yang tidak marah mendengar putri kesayangannya di sakiti?

            Liona berikan ponselnya dengan berat hati.

            “Kode sandi?”

            “442244,” cicit Liona. Berdebar kencang jantung gadis itu sampai kakinya terasa lemas.

            Arunika membuka Instagram, namun tidak menemukan jejak akun palsu Snowy di ponsel itu. “Buka Instagram palsu yang kamu buat atas nama Putri saya.”

            “Nyonya aku ngga—“

            “Kesabaran saya setipis tisu, kamu buka Instagramnya, atau saya cabut semua biaya hidup kamu dan biaya rumah sakit Papa kamu.”

            Sial! Liona mengumpat di tempat, agaknya kali ini dia meremehkan Snowy.

            Arunika berikan ponsel itu, besar harapannya dalam hati bahwa mungkin Liona bukan pelakunya, ya, dia masih berharap bahwa gadis itu gadis baik, manis, dan lugu. Gadis yang dia sayangi karena bagaimanapun, dia turut melihat pertumbuhan Liona sejak lahir sampai sebesar sekarang.

            Liona sudah dia anggap seperti putrinya sendiri walau mungkin keasih sayangnya tidak besar seperti pada anak kandungnya. Tetapi sungguh, melihat Liona bayi, belajar berbicara, berjalan, berlari, dan sekarang sudah sebesar ini, Arunika seperti membesarkan anaknya sendiri.

BEFUDDLES (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang