BEFUDDLES || 09

122K 15.1K 2.1K
                                    

Heyooo!

Kaget gaaakk, kaget lah yaa wkwk

Kasih satu komentar kalian di sini :*

Happy reading!

SNOWY menguap lebar tepat ketika Pak Rusdi, guru fisika selesai menerangkan, entah materi apa, Snowy tidak memerhatikannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SNOWY menguap lebar tepat ketika Pak Rusdi, guru fisika selesai menerangkan, entah materi apa, Snowy tidak memerhatikannya. Akibat menangis, mata Snowy bengkak dan dia menjadi ngantuk. Snowy bahkan sempat terlelap beberapa detik dan akan tidur nyenyak kalau saja Stasia tidak menyikut perutnya.

"Gue ngantuk banget, gila." Snowy menguap lagi. Fisika dan jam terakhir sekolah adalah hal yang sepatutnya tidak di gabungkan, karena Snowy yakin, tidak akan satupun materi yang menyangkut di otak kecilnya ini.

"Lo mah, semua pelajaran ngantuk," omel Stasia. "Snowy, jangan tidur anjir. Nanti gue lagi yang kena. Ayok, bertahan. Sepuluh menit lagi." Stasia menyemangati Snowy seperti gadis itu akan melahirkan anak saja. "Snow! Bertahan!"

"Nggak, gue nggak sanggup, bye." Snowy menidurkan kepalanya, miring menghadap ke jendela. Gadis itu diam menikmati pemandangan di luar sana. Pada lapangan upacara yang sekarang kosong, sekosong hatinya.

Etdah.

Mata Snowy mulai berat, dan hampir saja tertutup kalau dia tidak melihat kehadiran seseorang di koridor depan kelasnya. Aghas, cowok jangkung itu berdiri dengan punggung bersandar pada salah satu pilar. Cowok itu menghadap ke arahnya. Di tangannya ada ponsel yang sedang di mainkan sementara telinga cowok itu terpasang airpods putih tanpa kabel.

Apa Aghas sedang menunggunya? Kenapa cowok itu repot-repot menjemputnya di depan kelas?

Snowy masih diam memerhatikan cowok itu, tersenyum geli melihat Aghas yang beberapa kali melempar tatapan tajam pada gadis yang menatapnya penuh minat. Mungkin, merasa ada yang memerhatikan, Aghas menoleh pada jendela. Snowy menyingkap tirai tipis di kelasnya, lalu mengedipkan sebelah mata pada Aghas yang langsung melengos.

Bel pulang akhirnya berbunyi tepat saat jam menunjukkan pukul 15.30, Snowy segera membereskan bukunya dan memasukannya ke dalam ransel. "Snow, lo nggak akan latihan sekarang?" tanya Stasia.

Snowy mengangguk. "Kaki gue masih sakit, belum bisa latihan."

"Lo bisa ngawasin kita aja, sekalian ngawasin junior yang latihan buat pembukaan pensi entar."

"Aaah males, nanti aja."

"Cih, bilang aja lo mau balik sama dia." Stasia mengedikan dagu ke arah Aghas.

"Kesempatan langka ini, mumpung dia mau."

"Emang dia pernah nggak mau?"

Snowy mengangguk. "Gue di tinggalin tadi pagi."

Stasia menganga. "Snow, harga diri lo terluka nggak?"

"Banget, sakit ulu hati gue," kata Snowy, memegang dada kiri dengan tawa. "Tapi karena dia ganteng, ya udah deh nggak apa-apa. Gue jual aja harga diri demi di bonceng dia."

BEFUDDLES (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang