Anyeeeonggg....
Makasih 10K komennya 🥰
***
SEBELUMNYA, hanya Hazel dan Giselle perempuan yang Aghas sayangi melebihi diri sendiri. Hanya dua nama itu yang selalu Aghas sebut dalam doanya kepada Tuhan. Tidak pernah terpikirkan oleh Aghas bahwa dia akan menambah satu lagi nama perempuan untuk ia sebut dalam doa, dan dia simpan dalam hatinya.
Snowy.
Gadis yang sejak satu bulan lalu mengisi hatinya dengan begitu mudah. Aghas tidak tahu kapan dia jatuh cinta pada Snowy, tetapi yang Aghas sadar sekarang ialah dia yang sudah jatuh sangat dalam dalam waktu satu bulan.
Dulu, Aghas selalu mendengkus tak percaya acap kali Shaga, Papanya mengatakan bahwa dia sangat mencintai Hazel sampai nyawapun akan dia berikan. Aghas sangsi bahwa ada manusia yang mencintai manusia asing melebihi diri sendiri. Aghas ragu, bahwa cinta bisa sekuat dan sedalam itu, tetapi kini, dia percaya. Sejak dia mencintai Snowy.
Rasa yang tertanam di hati Aghas untuk Snowy itu sangat besar, dan dalam. Cukup dalam sampai Aghas rasa hatinya kerap kali berdenyut nyeri setiap memikirkan Snowy.
Membayangkan wajahnya, senyumnya, tawanya, gerlingan matanya, semua yang ada pada Snowy selalu menyulut debar jantung Aghas bekerja berlebihan. Debarnya terasa kuat dan terlalu cepat. Itulah alasannya mengapa hati Aghas terasa nyeri.
Dan nyeri itu yang kini Aghas rasakan ketika melihat kekasihnya menangis. Snowy masih sesenggukan di pelukannya sejak pertama kali mobil Aghas sampai Bandara Soetta di sore hari.
Langit masih terang walau cahanyanya perlahan mulai menjadi oranye di atas sana. Sayang, mereka tidak bisa menikmati indahnya senja itu karena hati mereka tengah di liputi kesedihan.
Bukan hanya Snowy saja yang sedih tentu saja, tetapi Aghas juga. namun cowok itu berusaha untuk tenang, agar Snowy juga tenang.
"Udah, nanti matanya bengkak," bisik Aghas tepat di telinga gadis itu.
Seperti biasa, Snowy sedang berada di pangkuan Aghas dengan wajah berhadapan, sejak mereka berangkat tadi, gadis itu sudah berada di posisi seperti ini. Aghas tentu tidak keberatan, dia malah senang karena Snowy memeluknya selama perjalanan.
Tapi yang membuatnya sedikit terusik adalah Snowy yang tidak berhenti menangis. "Udah dong, sayang." Aghas coba membuat jarak hanya agar bisa melihat wajah Snowy.
Cowok itu tersenyum sedih melihat wajah Snowy yang kacau, wajahnya basah oleh air mata, sementara beberapa helai rambut ikut menempel di sisi-sisi wajahnya. Aghas mengambil sehelai tisu, dia posisikan tisu itu tepat di hidung Snowy. "Buang ingusnya."
Snowy membuang ingus itu sebanyak mungkin membuat Aghas tersenyum geli. Dia buang tisu itu lalu membersihkan sisa lainnya dengan tisu baru. "Tadi janji nggak akan nangis," peringat Aghas. Cowok itu berujar sambil menyingkirkan anak rambut di wajah Snowy lalu menyelipkannya di daun telinga. "Udah dong."
"Nggak bisa, sedih." Dada Snowy naik turun sementara napasnya tersengal-sengal. Pasti sesak, dan sakit sekali pikir Aghas.
"Minum." Aghas berikan air mineral, Snowy menghabiskannya dalam sekali teguk.
"Udah ya? Nggak malu keluar wajahnya berantakan?"
Snowy diam saja, masih mencoba meredakan tangisannya. Namun melihat wajah Aghas, serta bagaimana cowok itu menatapnya lembut justru membuat tangisan Snowy kembaali deras.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEFUDDLES (SELESAI)
Teen FictionSpin off Arunika's World dan SHAGA BISA DI BACA TERPISAH FOLLOW SEBELUM MEMBACA *** "Lo mau nggak pacaran sama gue?" Snowy. "Gue nggak mau pacaran sama lo. Gaya pacaran kita beda. Gue nggak suka main di luar, gue lebih senang habisin waktu di rum...