Anyeeooongggg!
Lagi pada ngapain?
REIFAN tersenyum samar saat dia membaca deretan pesan yang Snowy kirim minggu lalu, saat mereka masih bersama tentu saja. Tiga tahun berpacaran dengan Snowy tidak membuat Reifan bosan. Snowy selalu punya cara untuk membuatnya tertawa dengan tingkah konyolnya.
Snowy itu gadis yang manja, kekanakan, cemburuan, dan hal itu terkadang Reifan syukuri karena itulah yang membuat hubungan mereka bertahan lama dengan penuh warna. Snowy cerewet, gadis itu tidak pernah berhenti bicara kecuali sedang tidur. Setiap hari, selama tiga tahun, Snowy tidak pernah kehabisan topik pembicaraan kalau sedang bersamanya.
Dan sekarang, gadis itu pergi.
Bukan pergi seperti tidak terlihat lagi, Reifan masih bisa melihat Snowy, jarak mereka berdekatan, tapi ada jurang tak kasat mata yang membuat mereka berjarak. Jarak yang membuat mereka terasa asing. Dan jujur saja, Reifan kini kesepian.
Dia merindukan Snowy.
Dia merindukan semua tentang gadis itu. Senyumnya, tawanya, gaya bicaranya, cemburuannya, merajuknya. Reifan rindu.
Dunianya terasa sepi padahal hanya Snowy yang pergi.
Reifan masih punya orang tua, teman, sahabat, dan juga Liona. Tapi kenapa Reifan merasa tidak punya siapa-siapa sekarang, kenapa dia merasa kurang lengkap jika tidak ada Snowy di sisinya.
Reifan membaringkan tubuh, memejamkan mata, wajah Snowy langsung membayang di lamunannya. Snowy terenyum, gadis itu tertawa, tapi kemudian menangis. Mata gadis itu berkaca-kaca, ada luka di sana.
Luka yang mungkin tanpa sengaja Reifan beri, luka yang belum sempat Reifan obati, karena Snowy lebih dulu memilih pergi.
Reifan mengusap wajah, ada air yang ikut tersapu dari pelupuk matanya. Dia menangisi Snowy, menyadari bahwa kehilangan gadis itu ternyata bisa semenyakitkan ini.
Sebelumnya, Reifan merasa baik-baik saja. Snowy marah, gadis itu sudah biasa mengajaknya berpisah. Tetapi keesokan harinya, Snowy akan memaafkannya dan kembali padanya. Tetapi kini, Snowy bahkan enggan menatapnya.
Aku capek, Rei. Aku mau berhenti, aku nyerah.
"Gimana bisa kamu nyerah gitu aja?" Reifan menggumam getir. "Padahal aku udah janji, bakal berubah."
Reifan berjanji akan berubah walau sebenarnya Reifan merasa tidak ada yang salah dengannya. Dia hanya menemani Liona untuk beberapa waktu, dan setelah semuanya berlalu, dia akan kembali menemani Snowy setiap hari seperti sebelumnya.
Tetapi Snowy enggan memberikannya kesempatan, gadis itu pergi, dan anehnya kini, entah kenapa malah Reifan yang merasakan penyesalan.
Menghela napas panjang, Reifan lalu menegakkan badan. Dia kembali menekuri ponselnya, mencari kontak Liona dan meneleponnya. Dia butuh teman untuk bicara, atau kalau tidak Reifan akan gila.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEFUDDLES (SELESAI)
Teen FictionSpin off Arunika's World dan SHAGA BISA DI BACA TERPISAH FOLLOW SEBELUM MEMBACA *** "Lo mau nggak pacaran sama gue?" Snowy. "Gue nggak mau pacaran sama lo. Gaya pacaran kita beda. Gue nggak suka main di luar, gue lebih senang habisin waktu di rum...