Heloooo
Maaf baru update, mati lampu lama banget di rumah, mana wifi putus agatau knp, kesel bngt ಥ_ಥ
1.5K komen lagi yaaaaa :*
Di tabur di tiap baris 🤗
***
TIDAK jadi di kamar Winter, Snowy menyeret empat orang cowok itu menuju lantai lima, lantai teratas di rumahnya yang dulu pernah di jadikan klinik pribadi keluarga Hengkara. Radhit bahkan pernah mempekerjakan satu dokter dan dua perawat di sini selama enam tahun, namun, karena Dokter Riska juga perawatnya jenuh tidak ada kerjaan setiap hari, akhirnya mereka resign, dan sejak itupula, ruangan klinik tersebut Radhit kosongkan.
Namun semenjak Winter masuk SMA dan minatnya pada musik begitu tinggi, jadilah Radhit memutuskan membangun studio musik pribadi untuk Winter. Summer di berikan kuasa di lantai empat yang di jadikan arena nya untuk bermain game online, sementara untuk Snowy, Radhit memberikan lantai tiga yang kini menjadi studionya untuk latihan dance.
Lift terbuka, kelima orang itu tiba di lantai lima. Langsung di suguhi studio cukup luas. Ada berbagai macam alat musik di sana, gitar akustik, elektrik juga bass. Ada pula drum kit kesayangan Winter, keyboard milik Summer, piano juga biola milik Snowy.
Aghas cukup kagum dengan studio pribadi itu, dia memang senang bermusik daripada berolahraga seperti futsal dan basket. Jadi, saat melihat berbagai macam alat musik tersedia di sana, tangan Aghas gatal, ingin memainkan salah satunya.
"Udah lama nggak ke sini,"gumam Reifan.
"Ya lah, lo kan sibuk sama Liona," sahut Snowy lempeng. Membuat Reifan malu.
Winter, Summer juga Reifan memerhatikan ruangan itu dengan seksama. Banyak ingatan masuk dan singgah di kepala mereka. Dulu, sebelum kecelakaan itu terjadi, mereka sering menghabiskan waktu di sini. Bermain musik layaknya mereka group band, dengan Snowy yang menjadi vokalis.
"Ruangan ini nggak berubah sama sekali," Reifan bergumam lagi.
"Jelas, yang berubah kan lo sama si onoh." Lagi-lagi Snowy menyahut, melirik Reifan dan menunjuk Summer dengan wajah datar.
Winter menahan tawa, sementara Aghas duduk di sofa lanjut menarik Snowy agar duduk di sampingnya. tangan cowok itu menyelinap ke belakang punggung, jadi terlihat seperti tengah memeluk pinggang gadis itu.
Hal itu tidak luput dari perhatian Winter, Summer juga Reifan. Ke tiganya menatap Aghas datar, sedikit tajam, yang di tatap hanya diam, topang kaki lalu mengangat ke dua alis. Dari wajahnya saja mereka tahu bahwa Aghas sedang berbicara dalam hati seperti 'ngapain lo pada lihatin gue?'
Peka dengan keadaan itu, Snowy berdeham. "Oh ya, belum kenalan ya. Ghas, itu Winter sama Summer, abang gue. Itu Reifan."
"Mantan Snowy satu-satunya." Reifan menekan kata mantan dengan sombong.
Aghas mendengkus, menatap Reifan tengil. "Jadi dia yang bibirnya nggak good look—" Snowy injak kaki Aghas, astaga, cowok ini kenapa jadi comel sih?!
Reifan menatap Snowy dengan raut tanya.
"Nggak, bukan apa-apa." Snowy lirik Aghas penuh peringatan, yang di tatap hanya diam dengan wajah datar andalannya.
Summer bergerak, cowok itu duduk di bangku sambil menekan tuts keyboard, di ikuti Winter yang duduk di depan drum nya sementara Reifan duduk di dekat barisan gitar karena hanya itu tempat yang kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEFUDDLES (SELESAI)
Teen FictionSpin off Arunika's World dan SHAGA BISA DI BACA TERPISAH FOLLOW SEBELUM MEMBACA *** "Lo mau nggak pacaran sama gue?" Snowy. "Gue nggak mau pacaran sama lo. Gaya pacaran kita beda. Gue nggak suka main di luar, gue lebih senang habisin waktu di rum...