Karena kalian baik kasih komentar banyak di bab 15 padahal belum sehari, jadi aku update lagi wkwk
Ingaaaat, kalau mau aku rajin update, kuncinya satu, kalian rajin penuhin komen dan jangan lupa voteeeee 🤣
Yukk 1,5K komen bisa ya buat bab 17 besok.
semangkuuuy, semangat kuuuyyy....
***
Snowy di ijinkan pulang dengan alasan sakit, memang benar gadis itu sakit, lukanya ada di mana-mana, hati juga badannya.
Masih di gendong Aghas, kedua orang itu berjalan menuju lapang parkir. Snowy tidak banyak bicara, gadis itu diam saja memeluk leher Aghas dan menyandarkan pipi nya pada punggung lebar cowok itu.
Aghas berjalan pelan, matanya sesekali melirik tangan Snowy yang melingkar di lehernya. Luka di tangan gadis itu belum di obati, lecetnya cukup parah, kini malah memar mulai terlihat.
Keparat, melihat luka itu membuat Aghas marah lagi. dia belum puas menghajar bajingan Adit tapi pak Darto lebih dulu melerai tadi. Dia seharusnya bisa menghajar Adit lagi nanti, tapi sayang, bajingan satu itu sudah di bawa ke rumah sakit karena lukanya parah.
Cih, harusnya cowok itu mati saja sekalian.
"Ghas, lo nggak apa-apa emang anter gue pulang? Udah di ijinin?"
"Udah." Sebenarnya Aghas memang di suruh pulang, alias di usir dan di suruh pulang ke rumah untuk memberikan surat panggilan untuk orang tuanya agar datang ke Sekolah nanti senin.
Kata Pak Darto, Aghas sudah keterlaluan menghajar Adit. Guru BK itu ingin masalah ini di bicarakan dengan orang tua Aghas juga orang tua Adit. Mengingat kondisi Adit yang katanya parah sampai di bawa ke rumah sakit, mungkin Aghas akan kena skorsing.
Tapi, dia tidak peduli.
Hanya dua meter lagi, Aghas sudah bisa memasuki lahan parkir, namun suara yang menyerukan nama Snowy membuat dia berhenti lantas berbalik badan. Ada tiga cowok mendekat, Reifan, Winter, dan Aghas tidak tahu siapa satu orang lain, tetapi saat melirik badge name, Aghas lihat nama Summer tertera di sana.
Snowy, Winter, Summer, apakah mereka kembar? Pikir Aghas.
"Snow." Summer lebih dulu bersuara, "Lo nggak apa-apa?"
Mereka bertiga mendengar kabar bahwa Adit menganggu Snowy, namun sayangnya mereka telat datang dan hanya melihat saat Adit di bawa ambulance.
Tetapi fokus Snowy tertuju pada Reifan, "Rei, gue perlu bicara sama lo."
Reifan sedikit terkejut karena Snowy mau berbicara padanya setelah lebih dari satu minggu mengabaikannya. "S-sekarang?" tanyanya gugup.
"Iya."
"Ini kamu mau pulang? sekalian aku anter aja kalau emang mau bicara, gimana?" usul Reifan dia menatap Aghas dengan senyum miring tertahan.
Snowy diam sebentar, dia perlu bicara dengan Reifan untuk mengatakan beberapa hal, salah satunya menanyakan, mengapa foto-foto yang Snowy kirim kepada cowok itu bisa di kirim kepada Adit?
"Ya udah." Snowy menyetujui. "Ghas, gue nggak ap—" gadis itu sedikit kaget ketika Aghas berjongkok dan menurunkannya dari gendongan. "Nggak apa-apa gue pul—"
"Terserah lo," jawab Aghas sambil merapikan sweaternya.
"Lo masuk kelas gih."
"Mm." Aghas pergi begitu saja, berjalan dengan langkah lebar tanpa mau menoleh ke belakang. Cowok itu pergi ke selasar lalu bersembunyi di balik mading, diam saja di sana menunggu Snowy pergi karena dia tidak mungkin kembali ke kelas setelah di pulangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEFUDDLES (SELESAI)
Teen FictionSpin off Arunika's World dan SHAGA BISA DI BACA TERPISAH FOLLOW SEBELUM MEMBACA *** "Lo mau nggak pacaran sama gue?" Snowy. "Gue nggak mau pacaran sama lo. Gaya pacaran kita beda. Gue nggak suka main di luar, gue lebih senang habisin waktu di rum...