BEFUDDLES || 19

115K 13.2K 4.2K
                                    

Anyeeoongg

Mon maap baru nongol, ngetik dadakan ini karena draft sudah habis wkwk 

Ke tambah dua bocilku agak rewel, jadi susah buat ngetik cepet 😌

Makasih buat spam komennya 🥰 aku tahu kalian emang paling gercep kalau di tantang huaaaa jujur aku takut sama kecepetan kalian spam komen 🤣

1.5K komen lagi buat update bab 20 besok, taburin di setiap barisnya yaaakk 🥰

Happy Reading!

***

SUMMER, berpapasan dengan Liona yang sepertinya sudah siap pergi karena gadis itu terlihat rapi. Cowok itu tersenyum, sedikit menggeser badannya untuk menghadang langkah Liona. "Ke mana, Li?" hari ini adalah hari Sabtu, biasanya Liona pergi ke rumah sakit untuk menjenguk papanya, jujur, Summer juga sebenarnya sudah siap, siapa tahu Liona ingin di antar olehnya. "Ke rumah sakit?"

"Den." Liona menyapa sopan, "Iya ke Rumah Sakit."

"Mau gue anter?" tawar Summer. "Kebetulan gue mau pergi juga ke arah sana."

"Nggak, den. Nggak usah." Liona berusaha ramah, tapi sedikit muak karena harus berpura-pura. "Aku sama temen."

"Temen?" Summer membeo.

Liona mengangguk. "Iya, den. Aku berangkat dulu." Gadis itu menunduk lalu melangkah namun Summer menahannya. Tidak suka, Liona tepis kasar tangan cowok itu.

Summer sedikit terkejut, dia menatap Liona yang selama beberapa detik wajahnya terlihat berbeda. Liona lalu berdeham. "M-maaf den, aku kaget. Aku permisi dulu." Gadis itu melanjutkan langkah.

Penasaran akan siapa teman Liona, Summer diam-diam mengikuti gadis itu. Tidak melewati pintu utama, Summer justru memilih jalan pintas melalui garasi. Saat dia keluar, Liona baru saja membuka pintu pagar.

Di karena kan pagar rumahnya itu berbentuk besi hollow gavanis, yang tinggi hingga menutup rumah mereka, membuat Summer lebih leluasa untuk mengikuti lalu bersembunyi di baliknya. Melalui celah yang sedikit, Summer mengitip, dia terkejut melihat dua motor scoppy terparkir di depan pagar rumahnya.

Satu motor di tumpangi Sherin yang membonceng Sahara, sementata satu motor lain di tumpangi Stasia yang kemudian membonceng Liona. "Kalian nggak apa-apa, anter aku?" suara Liona terdengar.

"Nggak apa-apa, lah. Sekalian kita pengen jenguk bokap lo." Stasia menyahut. "Eh tapi, Snowy tahu nggak lo berangkat sama kita?"

Liona menggeleng. "Nggak. Kalau Non Snowy tahu pasti bakal marah besar," katanya. "Tadi, den Summer juga sempat nawarin nganter, cuma pas kita mau berangkat, Non Snowy datang dan marah-marah. Makanya nggak jadi, untung ada kalian."

"Lo di marahin lagi? nggak ada yang belain lo apa?"

Liona terkekeh. "Mana ada yang belain pembantu kayak aku. Tapi nggak apa-apa, tadi non Snowy cuma marah aja, nggak pukul aku kayak biasanya."

"Summer nggak belain lo? biasanya dia belain lo kalau di Sekolah."

Liona menggeleng sedih. "Kalau di rumah, aku tetap pembantu buat mereka. Mau den Summer, den Winter, jarang belain aku."

"Ck, bener-bener mereka ya, apalagi si Snowy. Kalau nanti dia tahu kita yang anter lo, terus dia marah. Lo bilang sama kita, biar kita yang lawan dia," decak Sherin kesal.

Liona mengangguk. "Makasih ya."

Kemudian keempat orang itu pergi, tanpa tahu, ada Summer yang sudah benar-benar kecewa pada Liona.

BEFUDDLES (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang