BEFUDDLES || 27

124K 14.5K 5.2K
                                    

anyeeoonggg

Beneran, part ini panjang banget 🥹

Penuhin komentarnya yaaa. 3K komen buat update bab 28 besok 🫶🏼🫰🏻

***

AGHAS menyambut kehadiran Shaga juga Hazel yang baru saja pulang setelah memenuhi panggilan dari Sekolahnya. Cowok itu membukakan pintu, lalu sedikit mengkerut kening mendapati wajah Hazel terlihat dingin.

"Mam," sapanya saat Hazel melewati ambang pintu.

Hazel hanya mengangguk dengan senyum tipis, sebelum kemudian wanita itu melenggang menuju kamar.

"Pa, Mama kenapa?" tanya Aghas sambil menutup pintu ketika Shaga sudah masuk rumah.

Shaga menghela napas, dia melirik Aghas, seketika meringis dalam hati. Jika Hazel saja sangat marah ketika melihat Snowy di buat sedih oleh temannya, lalu bagaimana dengan Aghas? Anaknya itu pasti akan ngamuk jika tahu Snowy sempat di ganggu dan di buat menangis.

"Pa?"

Tetapi, Shaga juga tidak pandai berbohong, dia sudah terbiasa untuk jujur karena di latih militer oleh Hazel dulu.

"Mama kamu ngamuk tadi di Sekolah." Shaga mulai bercerita, sejak mereka sampai di Sekolah dan berjalan menuju ke ruang BK, mereka tidak sengaja melihat Snowy berdiri berhadapan dengan empat orang tampak sedang beradu mulut.

"Mama kamu, kan, galak-galak gitu tapi pedulinya tinggi. Dia nggak akan tinggal diam kalau lihat seseorang lagi di bully. Apalagi ini Snowy, anak kesayangannya yang baru. Wuuh, langsung tanduknya muncul," ucap Shaga menyimpan dua kepalan tangan di atas kepalanya. "Papa biarin aja Mama kamu samperin Snowy, nggak tau deh ngomong apa aja sama mereka."

"Siapa?"

"Hah?"

"Siapa aja orang yang ganggu Snowy tadi?"

"Ah, Papa nggak tahu. Nggak sempat kenalan. Tapi cewek semua, empat orang."

Aghas terdiam, sudah bisa menebak siapa empat orang itu. "Bangsat," umpatnya lirih.

Shaga menyengir, merinding merasakan aura dingin yang Aghas keluarkan. "Kamu tenang aja, Mama kamu bela Snowy habis-habisan. Snowy udah aman, jadi kam—ck, nggak sopan amat anak si Hazel," decak Shaga saat Aghas pergi begitu saja meninggalkannya.

Aghas berjalan menuju kamar Hazel di ikuti Shaga di belakangnya. "Ma, aku masuk ya?"

"Mm, masuk aja bang."

Aghas masuk, menemukan Hazel yang sudah berganti pakaian menjadi dress home. "Kenapa?" tanya Hazel, peka terhadap raut anaknya yang tidak bersahabat.

"Siapa aja tadi gangguin Snowy?"

"Oh." Hazel tampak berpikir. "Siapa tadi ya, Mama nggak terlalu ingat namanya. Pokoknya semua wajah cewek itu burik, seragamnya pada lusuh, mereka kelihatan kayak nggak mandi. Jijik pokoknya."

Aghas mengangguk-angguk. "Ok aku udah tahu."

Shaga melongo. "K-kamu tahu? Padahal Mama kamu deskripisiin mereka sekacau itu?"

Aghas mengangguk. "Yang satu anak supirnya Snowy, yang tiga anak dance."

"Emang mereka seburik itu ya? Sampai-sampai kamu bisa hapal?" heran Shaga.

"Karena Sowy jauh lebih cantik, jadi pas bareng mereka, mereka kelihata burik. Dan cuma anak Dance yang temenan dekat sama dia," jelas Aghas. "Terus gimana Mam?"

BEFUDDLES (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang