07: Sebuah amarah

171 17 0
                                    

Hari jumat menjadi hari bagi Rion dan teman-temannya berkumpul dalam formasi lengkap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari jumat menjadi hari bagi Rion dan teman-temannya berkumpul dalam formasi lengkap. Bermain futsal lalu setelah selesai mereka mengobrol menceritakan berbagai macam hal random yang bisa terpikirkan.

Contohnya seperti ini.

"Lo pada tau ga si, mamang-mamang Sari Roti yang pake motor," Gavin memulai.

"Iya tau, ada tuh sering lewat depan rumah gue."

"Nah yang di komplek gue ini agak lain keknya. Ngebut banget anjir kalo lewat."

"Pembalap kali Gav," itu sahutan dari Gio.

"Gue curiga kalo itu Lorenzo," baiklah Gavin mulai ngawur sekarang. "Tapi anehnya, kalo mba Siti yang beli, pasti dapet."

"Mba Siti cewenya kalik itu."

"Waduw, gue kalah dong."

"Kalah lah, mba Siti kan cakep."

"Cakepan Veela lah," Dipta berujar "Iya kan Yon?"

Rion yang tengah asyik dengan ponselnya langsung terkesiap. Tatapan penuh tanya pun ia arahkan pada Dipta.

"Kenapa gue?"

"Ya lo kan pacaran sama Veela," imbuh Atlas sementara Gavin bertanya. "Lo beneran pacaran sama Veela?"

Baiklah, sesi interogasi dimulai.

"Iya, kemarin gue udah buktiin kan."

"Lo udah ga suka sama Becca, atau gimana?"

"Gue masih suka sama Becca."

"Trus kenapa pacaran sama Veela?" ini Gio yang bertanya.

"Karena Veela mau pacaran sama gue, walau gue ga suka sama dia..." jeda sejenak.

"Ya dia bilangnya sih mau bantu gue lupain Becca dan ini caranya. Tapi sebenarnya, gue sama sekali ga berniat buat lupain Rebecca," Rion lanjut menjelaskan, yang penjelasan itu membuat teman-temannya kehilangan kata-kata. Mereka sedikit tak menyangka bahwa Rion seperti itu.

"Gila lu Yon."

"Anak orang lu mainin gitu."

"Dia yang mau main-main sama gue. Ya udah gue ikutin aja, lagian dia seneng kan."

Ah, sungguh. Rion berhasil membuat mereka terdiam lagi.

"Ternyata punya jiwa-jiwa fuckboy ya lo," kata Gavin menimpali. Sedangkan Rion, pemuda itu tak lagi menjawab, ia diam dan kembali memainkan ponselnya. Teman-teman yang lain pun kembali membicarakan hal random lainnya, terkecuali sosok Gio. Sama dengan Rion, ia hanya diam. Berpura-pura fokus membaca komik di handphone-nya, padahal sebenarnya pikiran Gio terfokus pada hal lainnya.

Sampai akhirnya, Gio memilih berdiri. Membuat teman-temannya memberikan atensi.

"Gue cabut duluan ya, bokap manggil soalnya," ucap Argio.

It's Starts With Strawberry [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang