Layaknya sebuah ranting yang dipatahkan dengan mudah menggunakan kedua tangan, harapan Veela pun begitu. Harapannya yang terbang melambung tinggi sekarang jatuh begitu saja. Hancur lebur menyatu dengan tanah hingga tak tersisa. Ya, karena kenyataannya apa yang terjadi saat ini sama sekali tak memenuhi ekspetasi gadis itu.
Kebahagiaan yang sempat ia rasakan saat membaca rentetan pesan dari Rion kemarin, nyatanya tak dapat bertahan lama. Karena sekarang, hal yang ia bayangkan sebagai kencan itu ternyata tak hanya melibatkan Rion dan dirinya saja. Tapi juga Rebecca. Rebecca Karania.
Ya, gadis itu ada di sana, ikut bersama mereka. Tersenyum penuh seakan tengah mengejek Veela, menertawakan gadis itu atas ekspetasi tingginya.
"Kenapa diem aja?" Rion yang bertanya. Sementara Veela langsung mengomentari pemuda itu menggunakan batinnya, ternyata masih inget juga lo kak, kalo gue ada di sini.
"Lagi sariawan," Veela menyahut asal, ia jelas berbohong sekarang.
Rion pun tak banyak menanggapi, perhatiannya dengan mudah ia arahkan pada Rebecca lagi. Tak sedikit pun menyadari bahwa ada banyak duri-duri tajam yang mulai menghujam Veela. Berbanding terbalik dengan Rebecca, yang meski senyuman menghias wajahnya, tapi perasaan tak enak terus menyerang hatinya.
Gadis itu sadar bawa dirinya telah menyakiti Veela. Padahal sebenarnya tujuannya bukanlah ini, sama sekali tak ada niatan bagi Becca untuk membuat Veela begini. Ia hanya ingin membuat Rion dan Veela bersenang-senang bersamanya dan juga Arka, tetapi kehadiran dirinya malah membuat Rion mengabaikan keberadaan Veela.
"Gue ke toilet dulu ya," Rebecca pamit, sementara kedua orang di hadapannya sama-sama mengangguk untuk menanggapi.
Meninggalkan Rion dan Veela yang saat ini berada pada sebuah kedai minuman, Becca nyatanya tak pergi ke toilet seperti apa yang ia katakan pada mereka. Gadis itu pergi menuju bioskop, melihat daftar film yang terputar hari ini lalu dengan segera membeli tiketnya. Dan setelah itu ia kembali menuju Rion dan Veela.
"Abis ini mau kemana?"
Mendengar pertanyaan Rion, Becca jadi buru-buru mengambil ponselnya. Mengecek beberapa hal, dan kemudian melakukan sedikit kebohongan. "Eum Kak, gue kayanya harus balik deh papa nelpon tadi. Kak Arka juga ga bisa kesini."
"Kenapa?"
"Dia mendadak ada urusan katanya," balas Becca, masih berbohong. Gadis itu sekarang mengeluarkan dua lembar tiket yang tadi telah dibelinya.
"Oh iya, ini gue ada tiket bioskop, tapi gue ga bisa nontonnya, jadi buat kalian berdua aja," Becca melanjutkan, dan secara tak sengaja kedua matanya menangkap sosok Arka yang tengah berjalan ke sana. Becca jelas terkejut tetapi ia berusaha untuk bersikap biasa saja.
"Ya udah, kalo gitu gue pergi dulu."
Belum sempat Rion membantah atau pun menjawab ucapan Becca, Becca lebih dulu pergi dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Starts With Strawberry [Complete]
Teen Fiction[𝐓𝐞𝐞𝐧 𝐅𝐢𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧] Veela ga pernah tau, keputusannya buat jadi secret admirer Rion malah berakhir dengan kesepakatan gila yang membuatnya makan hati dengan terpaksa. ***** Berawal dari tertangkapnya Veela saat tengah meletakkan sekotak strob...