36: Pada Akhirnya

82 11 2
                                    

Satu hari setelah diadakannya pensi, juga satu hari setelah Veela mendapatkan dua kali pengakuan, Veela terlihat tenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu hari setelah diadakannya pensi, juga satu hari setelah Veela mendapatkan dua kali pengakuan, Veela terlihat tenang. Berusaha bersikap biasa saja dan menghabiskan waktu bersama teman-teman sekelasnya. Hari ini mereka berkumpul di rumah Julian, hendak bermain bersama, mumpung hari libur, dan mumpung Julian sendirian, katanya.

Sedari pagi mereka terlihat begitu sibuk. Mulai dari menyiapkan tempat, mencari barang yang akan dijadikan bahan barbeque-an, juga sibuk memilih permainan yang akan mereka mainkan nantinya.

Sekarang, di bagian belakang rumah Julian, terlihat begitu riuh karena kumpulan anak-anak sebelas Mipa dua itu. Mereka terlihat bergembira bersama. Sampai akhirnya satu teriakan nyaring terdengar mengejutkan mereka.

"Juliannnnnnnnn!"

Bisakah kalian tebak siapa yang berteriak? Yap Gigi, gadis itu yang menjadi sumber suara keras tersebut. Gadis itu terlihat amat begitu kesal usai Julian yang sebelumnya tengah memainkan bola tak sengaja melemparkan benda bundar tersebut tepat mengenai kepala Gigi, lalu membuat es krim yang dibawa gadis itu jatuh begitu saja. Jatuh saat belum sempat Gigi rasakan sedikit saja.

"Gi, ga sengaja Gi. Sumpah," Julian berujar, perlahan ia berjalan mundur sebelum akhirnya benar-benar berlari saat Gigi mulai mengejar lelaki itu.

Sementara keributan kembali terdengar dari sisi lain, lebih tepatnya di sekumpulan teman-temannya yang saat ini tengah memanggang sosis yang mereka siapkan. Rissa yang ada di sana terdengar kesal dan melampiaskan emosinya kepada Satria.

Penyebabnya?

Itu karena Satria tidak becus memanggang, membuat sosis tersebut berakhir gosong dan tak layak dimakan. Makanya Rissa yang sudah amat sangat kelaparan mengamuk kepada cowok itu.

Veela yang penasaran pun mencoba menghampiri, bukan untuk membantu, gadis itu datang hanya untuk mengomentari, sekaligus memprovokasi.

"Emang ga bener ni si Bang Sat, marahin aja Riss," begitu katanya. Jangan salah paham, Veela tak bermaksud mengumpat kok. Walau memang terdengar seperti itu.

Setelah puas Veela memilih untuk pergi, gadis itu berjalan ke sisi lain dan duduk di tepi kolam renang yang ada di sana. Memasukan kakinya ke dalam kolam dan mulai menggerakkannya perlahan. Memainkan air yang terasa begitu segar sekarang.

Terdengar helaan nafas berasal dari gadis itu. Yang secara tak sengaja disadari oleh Meilin, spontan membuat gadis itu mendekat dan duduk di samping Veela.

"Lo kenapa Vee?" tanya Meilin.

"Ga kenapa-kenapa," Veela menjawab. "Pengen tenang aja sebentar, anak-anak dari tadi ribut banget soalnya."

"Ga usah heran deh, Mipa dua kalo kumpul gini ya jelas banget ributnya."

"Bener lo."

Di sisi lain, Rissa yang telah selesai mengamuk dan juga Julian yang sudah tak lagi-lagi dikejar oleh Gigi, memberikan atensi pada Veela dan Meilin. Mereka sedikit mengomentari sebelum kemudian ide jahil muncul di benak mereka.

It's Starts With Strawberry [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang