06: Hari pertama

128 17 0
                                    

Veela tidak bermimpi kan? Ia sadar dan bukannya masih di tempat tidur dan tengah menikmati alam bawah sadarnya, kan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Veela tidak bermimpi kan? Ia sadar dan bukannya masih di tempat tidur dan tengah menikmati alam bawah sadarnya, kan?

Tidak. Veela tidak sedang bermimpi.

Tapi kenapa rasanya seperti mimpi?!

Ia baru saja menjadi pacar dari crush-nya, kan?
Jadi seharusnya Veela melompat senang, atau setidaknya ia tersenyum sepanjang langkahnya. Tapi kenapa Veela malah kebingungan seperti ini.

Apakah mungkin, jika perasaan itu hadir karena Veela sadar, bahwa ini semua hanyalah sebuah kepura-puraan saja. Dia tidaklah benar-benar menjadi pacar dari Rion. Veela hanya membuat perjanjian dengan pemuda itu. Itupun hanya sementara waktu. Hanya satu bulan, 30 hari, 720 jam, ya hanya selama itu.

Di sisi lain, Veela juga sadar, bahwa perasaan yang ia miliki tetaplah menjadi perasaan sepihak. Sekalipun mereka berpacaran, tapi hanyalah Veela yang memiliki perasaan.

Sanggup ga ya gue ngelakuin ini?

"Woi! Ngelamun aja."

Veela terperanjat saat suara Rissa mengagetinya.

"Ih Ris ngagetin aja."

"Lagian kenapa deh, sejak masuk tadi sampe istirahat gini, lo ngelamun mulu. Kesambet ya?" giliran Meilin yang menyahut, sedangkan Veela pun langsung membantah ucapannya. "Ngawur, gue ga kesambet. Gue cuma bingung aja soalnya sekarang gue pacaran sama Kak Rion."

"HAH?!!"

Bukan hanya Rissa, Mei ataupun Gigi. Satu suara yang terdengar bersamaan itu keluar dari semua mulut warga kelas Veela. Mereka semua menatap Veela tak percaya. Sedangkan yang ditatap kini terlihat kaget saat menyadarinya.

"Lo pacaran sama Kak Rion, Vee? Yakin lo?"

"Kak Rion kan suka Rebecca, masa pacaran sama elu."

"Ngadi-ngadi banget."

Kata mereka yang selanjutnya berhenti memandang Veela dan meneruskan kegiatannya masing-masing. Sedangkan Veela sendiri pun tak ambil pusing. Ia mengabaikan mereka.

"Kayaknya penyakit halunya Rissa nular ke Veela deh," itu suara Satria yang menyahut asal, dan kemudian disetujui oleh yang lainnya.

"Iya deh kayaknya, lo jangan tularin ke gue sama Gigi ya Riss," timpal Meilin seraya menggerakkan kedua tangannya, meminta Rissa menjauh.

"Idih, dikira kopid kali, nular."

"Lagian ya Vee, halu mah ga usah tanggung-tanggung. Cuma kakak kelas aja lo haluin, kalo sama-sama ga bisa digapai ya mending haluin bujang Korea sekalian," kata Rissa melanjutkan ucapannya.

"Terserah, yang penting gue ga halu," jawab Veela yang kini berdiri dari duduknya, hendak pergi ke luar kelas. Dan alangkah terkejutnya gadis itu saat baru saja melewati pintu, karena di sana, di depan kelasnya, ada sosok pemuda yang terlihat tengah menunggunya.

It's Starts With Strawberry [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang