Kalo waktu lagi-lagi ngatur kita buat ketemu, jangan larang gue buat jatuh ke lo lagi ya, Vee.
Kalimat itu, kalimat yang sampai saat ini masih Veela ingat benar dalam otaknya. Kalimat yang ternyata benar-benar terwujud juga. Karena kini, siapa sangka saat ia kembali bertemu dengan Rion di kampus barunya, Rion lagi-lagi jatuh padanya. Pada gadis kecil yang ia temui dulu. Dan karena perasaan Rion yang kali ini begitu tulus, Veela akhirnya luluh juga. Maka dari itu, keduanya memutuskan untuk bersama. Kembali menjalin suatu hubungan dan tentu saja tidak seperti sebelumnya. Karena kali ini mereka benar-benar berpacaran.
"Hei," ucap Rion saat menghampiri Veela di kantin fakultas kedokteran hewan. Pemuda itu sengaja membelokkan langkah kakinya saat melihat Veela memakan makanannya sendirian.
"Ih Kak, ngagetin tau ga."
Rion tersenyum mendapat respon seperti itu. "Kok sendirian?" tanyanya kemudian.
"Yang lain lagi pada sibuk."
"Kenapa ga ngajak aku? Kamu kan ga suka ke kantin sendirian."
Setelah menyesap es jeruk di depannya, Veela lalu menjawab ucapan Rion. "Ga papa, takut ganggu Kakak aja."
"Ga akan ganggu lah, Vee. Harusnya telpon aja tadi."
"Ga papa ih, lagian kantin juga lagi sepi."
"Kak Rion udah makan?" lanjut gadis itu.
"Udah kok," jawab Rion masih tetap memperhatikan Veela. Sesekali pemuda itu membantu Veela untuk menyelipkan rambutnya kebelakang. Membuat gadis itu memerah pipinya.
"Kak jangan gitu ih."
"Kenapa emang?"
"Malu diliat orang," jawab Veela, walau sebenarnya alasan paling tepat Veela melarang Rion berbuat begitu adalah karena ia tak tahan menahan degupan jantungnya yang begitu kencang. Dan satu lagi, ia takut jadi salah tingkah karena pemuda itu.
"Biarin," kata Rion menjawab. Masih dengan senyumnya, ia sendiri suka melihat Veela yang berhasil ia buat merah pipinya.
Beberapa saat selanjutnya sepasang kekasih itu akhirnya pergi dari kantin tersebut. Mereka hendak meninggalkan kampus setelah Veela mendapat kabar bahwa kelasnya dibatalkan. Sedangkan Rion, pemuda itu memang tak memiliki kelas lagi, ia masih di sana untuk bertemu dengan salah satu temannya, tetapi ia urungkan karena melihat Veela yang tadinya sendirian.
Keduanya kini berjalan bersama di atas trotoar menuju taman Akasia. Sepanjang perjalanan Rion sama sekali tak melepaskan genggamannya pada tangan kecil milik Veela. Terlihat begitu erat dan hangat.
"Vee..." panggilan itu terdengar.
"Kenapa?"
"Mau main basket ga?"
Veela agak bingung saat mendapat pertanyaan tersebut. "Tapi aku ga bisa," katanya ragu.
"Ga papa, aku ajarin, tinggal rebut bolanya trus lempar ke keranjangnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Starts With Strawberry [Complete]
Roman pour Adolescents[𝐓𝐞𝐞𝐧 𝐅𝐢𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧] Veela ga pernah tau, keputusannya buat jadi secret admirer Rion malah berakhir dengan kesepakatan gila yang membuatnya makan hati dengan terpaksa. ***** Berawal dari tertangkapnya Veela saat tengah meletakkan sekotak strob...