19: Sebuah kepingan

91 16 0
                                    

TK Bintang Harapan 12 tahun yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TK Bintang Harapan 12 tahun yang lalu.

Riuh, kacau, semua orang berlarian diiringi dengan suara teriakan yang memekakkan telinga. Sebagian besar orang tua mencari anaknya, menerobos masuk mencoba menyelamatkan.

Sementara api berkobar semakin besar, dengan asap pekat yang terus memenuhi tempat itu. Tanpa menyadari ada sosok lain yang terjebak di dalam sana. Menangis meringkuk dengan kaki kecilnya yang tertimpa potongan besar lemari kayu.

"Ayah..." gumamnya, hanya bisa menangis dan berharap akan ada seseorang yang menyadari keberadaannya. Sesekali gadis itu terbatuk, akibat dari banyaknya asap yang mencoba masuk. Dengan terus berusaha untuk memanggil, meminta pertolongan.

Seperti sudah ditakdirkan, suara anak kecil yang hampir tersamarkan itu dapat didengar oleh seseorang. Seseorang yang kini berada dalam gendongan sang ayah. Yang juga tengah berusaha membebaskan diri dari sana.

"Papa, berhenti Pa!" spontan si pria kecil.

"Kenapa? Kita harus keluar dari sini, nak.."

"Ada orang di sana," mendengar penuturan putranya, lelaki itu langsung menuju arah yang ditunjuk. Dengan tetap berhati-hati akan api yang dapat membakar diri.

"Ya ampun!" kagetnya saat melihat keadaan anak perempuan itu. Tanpa berlama-lama ia bergerak menurunkan putranya lalu mengangkat lemari dan kemudian beralih menggendong anak kecil itu menggunakan satu tangannya. Sementara satu tangannya yang lain menggenggam erat tangan putranya.

"Jangan lepasin tangan Papa, kita keluar dari sini."

Meski sedikit kesulitan mereka berhasil keluar dan selamat dari kebakaran yang terjadi di sana. Mereka pun berkumpul di tempat yang cukup jauh dari titik kebakaran bersama para orang tua yang juga menenangkan anaknya masing-masing.

"Ada yang luka selain kakinya?" yang lebih tua mencoba bertanya pada anak perempuan tadi usai ia memberikan pertolongan seadanya untuk kaki gadis kecil itu. Dan meski sedang menangis, anak itu tetap menggelengkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan tadi.

"Sabar ya, mama sama papa kamu pasti lagi ke sini," Kata pria itu yang selanjutnya beralih pada putranya.

"Kamu ada yang luka ga, nak?"

"Ga ada, Pa."

"Ya udah, Papa mau bantuin di sana, kamu temenin dia sekalian dihibur, biar ga nangis lagi," si lelaki kecil mengangguk. Dan selepas ayahnya pergi anak kecil itu menuruti ucapan ayahnya. Ia berusaha menghibur si gadis kecil agar berhenti menangis.

"Jangan nangis lagi, liat deh aku punya ini," katanya sambil mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Sebuah benda persegi panjang berwarna biru dengan gambar kucing dan tikus di ujungnya.

Dirasa bahwa si gadis kecil tertarik anak itu pun dengan pelan memukulkan persegi panjang tadi ke lengannya. Dan yang terjadi adalah benda itu berubah bentuknya. Ia tak lagi berbentuk panjang. Melainkan berbentuk bulat dan melingkari lengan si anak lelaki.

It's Starts With Strawberry [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang