Entah sudah berapa kali Veela mencoba untuk memutar gagang pintu kamar mandi yang ia masuki, tapi tetap saja tak ada hasilnya. Pintu itu tetap tak terbuka, ia tetap terkunci di dalam sana. Beberapa kali pula Veela mencoba bersuara untuk meminta tolong. Tapi sepertinya keadaan di luar pun kosong, tak ada orang selain dirinya. Dan sialnya lagi ia tak bisa menghubungi siapa-siapa karena tas yang berisi ponsel tak ia bawa juga.
"Halo, ada orang di luar?" Veela mencoba lagi, kali ini ia lebih mengeraskan suaranya agar bisa sampai ke telinga siapa pun yang ada di luar area kamar mandi.
"Tolong ada yang kekunci di sini," gadis itu masih tak menyerah juga. Ia terus bersuara sampai akhirnya suaranya itu teredam oleh bunyi nyaring yang terdengar secara tiba-tiba.
Veela pun merasa kaget saat mendengar bunyi tersebut lalu menebak-nebak bunyi apa itu. Sampai akhirnya Veela menyadari bahwa bunyi itu berasal dari alarm kebakaran. Secara mendadak rasa panik langsung memenuhi hati dan pikirannya. Pun jantung yang awalnya berdetak normal mulai menaikkan temponya.
"Tolong ada orang di sini!"
Veela menjerit lagi, kali ini tangannya tak lagi memutar kenop pintu, melainkan menggedornya. Terus berusaha untuk terbebas dari sana. Tapi nihil, usahanya itu sia-sia. Tetap tak ada orang yang menemukannya.
"Tolong!!!" Veela semakin panik, apalagi setelah ia melihat bahwa asap mulai bergerak memenuhi ruangan itu.
"Tolong! Kak Rion Tolongin gue!!"
Ah, seandainya Veela tahu bahwa Rion sudah tak lagi di sana, mungkin tak akan mau gadis itu menyebut namanya.
"Siapapun tolong!!!"
"Ayah, mama tolongin Veela," suara gadis itu akhirnya melemah seiring dengan nafasnya yang semakin memberat. Nafasnya sesak, amat sesak. Ditambah dengan rasa sakit di kakinya yang kembali, membuat Veela tak mampu untuk menopang tubuhnya lagi.
"To.. long..." dengan lemah gadis itu masih mencoba untuk bersuara. Sampai Veela akhirnya pasrah. Entah apa yang akan terjadi padanya nanti, yang jelas sekarang gadis itu sudah tak kuat untuk mempertahankan matanya agar tetap terbuka kini.
Satu detik, dua detik, tiga... dan akhirnya seseorang menemukannya. Seseorang datang ke sana, membuka pintu yang terkunci dan langsung meraih Veela. Menggendongnya dan membawanya keluar dari sana.
"Vee, Veela lo bertahan oke!" ucap seseorang yang sudah tak dapat Veela lihat dengan jelas bagaimana rupanya. Dan hanya satu nama yang terlintas di benaknya kini.
"Kak..."
"Kak Rion..." ucap gadis itu sebelum kesadaran benar-benar direnggut darinya.
Ada langkah yang memelan saat lelaki itu mendengar kata yang diucap oleh Veela yang saat ini ada di punggungnya. Pun ada pula rasa nyeri yang entah mengapa menyerang hatinya. Agak goyah rasanya, tetapi ia tak boleh berhenti. Ia harus segera membawa Veela pergi dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Starts With Strawberry [Complete]
Roman pour Adolescents[𝐓𝐞𝐞𝐧 𝐅𝐢𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧] Veela ga pernah tau, keputusannya buat jadi secret admirer Rion malah berakhir dengan kesepakatan gila yang membuatnya makan hati dengan terpaksa. ***** Berawal dari tertangkapnya Veela saat tengah meletakkan sekotak strob...