Halo, selamat berjumpa lagi di kisah Ana dan Pierre. Saya sangat berterima kasih karena kalian senantiasa menunggu cerita ini, walau sering publish unpublish. Fyi, saya akan terus begitu setiap kali liburan berakhir untuk menghindari potensi plagiarism. Doakan saja cerita ini cepat tamat.
Sebelum baca, jangan lupa vote dan comment yang banyak karena katanya rindu kan? Makanya tuangkan rasa kangen kalian di lapak ini. Terlebih rasa kangen kalian kepada Bung Hatta.
Mohon maaf apabila masih ditemukan typo, karena saya manusia yang tak luput dari salah. Happy reading🙏.
Ditulis pada: 13 Desember 2022
°°°
Ana memandang rumah besar di depannya dengan wajah tegang kentara. Ia menelan saliva susah payah. Terhitung selama 15 menit sudah Ana berdiri di seberang jalan raya, hanya berdiri tegang tanpa melakukan apapun sejak ia turun dari mobil. Ana sendiri yang minta pada Hamdan untuk diturunkan di sini. Alasannya ia akan gugup apabila diturunkan di pekarangan rumah Bung Hatta, lantas bertemu orang-orang asing di sana.
Untuk memperkuat alasannya, Ana juga memberi tahu Hamdan kemungkinan Bung Hatta tidak ada di rumah karena ini merupakan jam kerja. Bisa saja Bung Hatta sedang dalam perjalanan kunjungan ke suatu tempat. Mendengar alasan Ana yang masuk akal, Hamdan pun menuruti keinginan wanita itu. Ia menurunkan Ana di seberang jalan. Begitulah kilas balik mengapa Ana bisa berdiri sendirian di ujung jalan seperti patung.
Ana menengok jam yang melingkar di tangannya. Jarum jam menunjukkan pukul sembilan pagi. Masih terlalu dini untuk berkunjung, namun Bung Karno yang berpesan di surat itu untuk datang pagi hari apabila menjadi Sekretaris Bung Hatta.
"Tapi, kan, bukan mau gue jadi Sekretaris Bung Hatta!" teriak Ana tiba-tiba. Detik selanjutnya, Ana berteriak geram mengucap nama Bung Karno. "Bung Karnooo! Aish! Kenapa sih, tuh, orang tiba-tiba nyuruh gue jadi Sekretarisnya Bung Hatta?! Kek gak ada orang lain aja di Indonesia Raya ini yang bisa dan lebih kompeten?! Kalau bukan karena Presiden, udah gue tolak sumpah!"
Ana mendengus. Napasnya naik turun mengoceh tanpa titik koma lagi, meluapkan seluruh amarahnya yang tertahan. Setelah puas mengoceh, Ana mengatur napas. Ia mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya. Ia berkaca menggunakan kamera depan ponsel, merapikan rambut serta penampilannya yang berantakan. Setelah merasa penampilannya tertata, Ana menyimpan kembali ponsel tersebut ke dalam tas. Ia menghembuskan napas sekali pertanda siap menjalankan tugas.
Karena niatnya sudah terkumpul, Ana melangkahkan kaki hendak menyebrang jalan. Namun, belum lagi kakinya menginjak setapak jalan, sebuah mobil sedan datang dari arah berlawanan. Di depan mobil itu tertancap bendera merah putih sebagaimana yang Ana sering lihat di mobil-mobil pejabat. Hadirnya bendera merah putih itu tentu Ana ketahui, bahwa mobil yang sedang melaju masuk ke halaman rumah Bung Hatta sesungguhnya itu ialah Bung Hatta. Ada Bung Hatta di dalam mobil itu.
Terpaku dengan kedatangan mobil Bung Hatta, membuat Ana tidak sadar bahwa gerbang mulai di tutup. Apabila gerbang sudah tertutup sempurna, maka ia akan susah masuk.
"Eh, eh, eh, tunggu! Eh! Jangan di tutup dulu! Walaahh, anjrit, sial banget hari ini woiii!"
Teriakan kencang Ana rupanya sampai ke pendengaran orang-orang di dalam pekarangan, termasuk Bung Hatta. Spontan saja Bung Hatta menoleh ke arah gerbang masuk. Di sana Bung Hatta melihat seorang wanita dihalangi oleh beberapa Ajudan penjaga gerbang.
"Siapa itu?" tanya Bung Hatta ke supirnya.
°°°
°°°
Bersambung...
Part selanjutnya lebih menegangkan. Saya harap, kalian sabar menunggu karena sebenarnya saya masih dalam situasi ujian.
Fakta Sejarah!
Sebenarnya ada banyak, tapi lupa saya foto. Namun semua fakta sejarah di part ini saya dapat di buku yang sama, yaitu: buku "Bung Hatta di Mata Tiga Putrinya".
1. Bu Rachmi emang manggil Bung Hatta itu " Kak Hatta", dan Bung Hatta memanggil istrinya "Yuke" bukan RachmiDan, saya juga mau mempromosikan cerita saya yang akan datang. Cerita ini masih dalam proses pembuatan, karena insyaAllah akan publish di wattpad dan webtoon. Saya kembali dapat kesempatan berkolaborasi, namun kali ini dengan tiga orang komikus kece.
Blurb cerita
Karakter cerita
(Untuk sementara saya promosikan ke kalian pakai nama artis yang memerankan dulu, tidak nama tokoh ceritanya karena ada beberapa hal yang perlu didiskusikan lagi)
Trailer "Sweet Fairytale"
(Semoga suka dengan penggambarannya, dan boleh minta like serta comment di video ini sebagai bentuk dukungan☺. Boleh juga beri komentar di sini mengenai cerita Sweet Fairytale setelah kalian menonton trailer di atas☺🙏)Sekian, jangan lupa mampir di cerita "Sweet Fairytale" yang akan publish di Webtoon dan Wattpad. Saya harap kalian bakal suka sama ceritanya🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Me, the Adjutant's Lover (Pindah ke Karyakarsa)
Ficção HistóricaTertidur saat menonton film G30S/PKI bersama Papanya. Bangun-bangun Ana sudah berada di kediaman keluarga Jendral Besar Abdul Haris Nasution, salah satu pelaku film sejarah yang ia tonton. Selain bertemu Jendral Nasution, Ana juga bertemu keenam Jen...