Maaf ya, lambat update sudah 2 minggu. Mungkin banyak yang gak tau karena yang comment kebanyakan readers baru minta update. Jadi, gini. Tiap sibuk saya akan lambat update, jadi jangan bilang-bilang minta update lagi ya. Saya tetap update kok. Buktinya cerita ini udah sampe part 47, gak berhenti di jalan. So, kuncinya sabar. Saya ini sibuk, jalan kaki nyeberang sungai, pergi pagi pulang jam 4 sore habis ngajar Anak itu capek. Suara serak, tenaga habis, jadi pulang-pulang itu bawaannya capek dan ngantuk. Tolong pengertian serta kerja samanya ya, para Readersku. Jangan khawatir, cerita ini bakal terus jalan🙏.
JANGAN LUPA VOTE & COMMENT SEBANYAK-BANYAKNYA! RAMAIKAN LAPAK☺.
Dipublish pada 16 September 2023
°°°
"Coy, gue nitip Anak gue yak, hari ini."
Ucapan orang di seberang telepon, sontak membuat mata Ana terbuka lebar. Rasa kantuknya seketika lenyap. Ana langsung duduk tegak.
"Nitip apa nih?!"
"Hari ini Anak gue ada tugas kunjungan resmi dari sekolahnya ke Museum Jenderal Nasution. Lo temenin tolong, An."
"Kok gue?!"
"Bapak lo kan Jenderal. Maksud gue biar ada orang dalem gitu lah! Gue dan laki gue sibuk, An, serius deh!"
"Makanya kalo udah nikah gak usah sok-sok mau kerja lo pada!" oceh Ana kepada perempuan yang ia simpan nomornya dengan nama 'Renatta Sepupu'. Perempuan tersebut adalah sepupu Ana dari pihak Ibu. Ia seorang keturunan Belanda tulen, namun lahir dan besar di Indonesia. Suaminya seorang pribumi asal Jawa Barat.
"Kalo gue gak kerja, Anak gue makan apa, tolol! Mikir dong lo!" jeda tiga detik, sepupunya kembali bersuara. Kali ini ucapan wanita itu justru membuat Ana senang. "Kirim nomor rekening lo! Gue minta tolong juga gak cuma-cuma lah! Gue bayar lo, asal jagain aja Anak gue!"
"Nah gitu dong! Ada uang ada jasa."
"Yeuw, giliran duit aja, semangat lo! Dasar mata duitan!"
"Bodo, yang penting duit. Wle!" ledek Ana tak peduli. "Bye the way, Anak lo sampe di rumah jam berapa dan kunjungannya jam berapa?"
"Nyampe rumah lo kata Eyangnya bakal di anter sekitar pukul 7. Kunjungannya jam 9 pagi, An."
"Oke, biar bisa gue minta tolong Ajudan Papa gue buat konfirmasi ke sana. Soalnya kami apa-apa mesti ngabarin kalau mau kunjungan ke tempat-tempat milik TNI."
"Oh, gitu... Ribet juga hidup lo, An. Semangat deh! Oke, gue tutup ya. Makasih banyak loh, An!"
"Sama-sama. Kalau bisa sering-sering, supaya gue ada pemasukan."
"Yeuw, gak ikhlas lo jadi orang! Apa-apa makek duit!"
"Dibilangin bodo amat! Jaman sekarang apa-apa uang, Sist!"
Percakapan Ana dengan sepupunya berakhir setelah obrolan singkat. Ana menaruh ponselnya di meja nakas. Untuk beberapa waktu Ana hanya duduk di tepi kasur. Perempuan itu menghela napas.
"Museum Jenderal Abdul Haris Nasution, ya? Udah lama gue gak ke sana."
°°°
Bersambung...
Saya cuma mau bilang di sini, intinya siap-siap aja. Sudah semakin mendekati. Doakan Jenderal Nasution dan rekan di Filipina🙏. Dan yah... Ana comeback ke rumah Bapak dan Ibu Angkatnya. Kira-kira di sini Ana bakal inget gak ya?
Sampai saat ini saya masih belum bisa memutuskan untuk cast Jenderal Nasution, karena takut gak sesuai sama bayangan kalian. Dan tidak ada para aktor yang bisa mendekati gambaran di kepala saya pada sosok Jenderal Nasution Ahmad ini. Jadi nanti saja saya publish. Sekarang biar Alaska dan Mama Ana yang go public.
SUDAH VOTE & COMMENT? KALAU BELUM AYO VOTE & COMMENT SEBANYAK-BANYAKNYA! RAMAIKAN LAPAK DONG, BAGI YANG NGAKU PECINTA OM PIERRE DAN FANS ALAY ANA🤣.
❤Follow IG:
Nafla_Cahya08
Nafla.Stories
KAMU SEDANG MEMBACA
Me, the Adjutant's Lover (Pindah ke Karyakarsa)
Ficción históricaTertidur saat menonton film G30S/PKI bersama Papanya. Bangun-bangun Ana sudah berada di kediaman keluarga Jendral Besar Abdul Haris Nasution, salah satu pelaku film sejarah yang ia tonton. Selain bertemu Jendral Nasution, Ana juga bertemu keenam Jen...