Selamat datang...
Semisal menemukan typo, mohon dimaklumkan karena manusia tidak luput dari kesalahan. Budidayakan vote sebelum baca dan comment sebanyak-banyaknya untuk Om Pierre tersayang❤
°°°
Deru mobil menghiasi sunyinya malam perkarangan rumah megah. Ketika suara mobil itu terdengar, seorang wanita yang tengah membaca buku novel di kamarnya langsung tersentak. Spontan ia berdiri dengan senyuman menghiasi. Ia berjalan menuju jendela kamar. Senyumannya semakin lebar, tatkala melihat seorang pria keluar dari mobil yang terparkir di halaman rumah.
"Papa!" serunya. Bersemangat ia keluar kamar. Menuruni tangga untuk menyambut kedatangan Papanya.
Setelah turun dari tangga, ia tidak langsung menuju pintu. Melainkan ia berseru kepada seorang wanita yang berada di dapur dari kejauhan.
"Ma, Papa pulang!"
Bertepatan dengan seruannya, seorang wanita paruh baya menoleh. Kepala wanita paruh baya itu kemudian menyembul.
"Iya, Mama tau. Makanya, cepat buka pintu! Ini malah berhenti di sana!" balas wanita paruh baya itu menggerutu.
Mendengar gerutuan Mamanya, ia mendengus. Ia pun berjalan menuju pintu hendak membuka. Mempersilahkan Papanya yang ada di luar untuk masuk. Tetapi, datang seorang pria remaja dari arah seberang. Tepatnya dari arah ruang keluarga, pria remaja itu berlari kencang. Punya niatan yang sama pula, ingin membuka pintu untuk Papanya.
"Papa pulang! Biar aku aja yang buka! Kak, lo sana! Minggir!" usir pria remaja tadi, setelah sampai di ambang pintu.
"Ih, kutu kupret! Apaan sih, lo?! Lo itu yang awas! Ganggu aja!"
Terjadi lah aksi dorong mendorong di antara pria dan wanita itu. Bisa diketahui, mereka adalah Kakak beradik beda gender, juga beda usia. Akibat perdebatan Kakak beradik ini, alhasil Papanya harus lama menunggu di luar tanpa tahu tragedi apa yang terjadi di dalam.
Perdebatan Kakak beradik ini, terdengar hingga ke dapur. Saking hebohnya mereka bertengkar sebab masalah sepele. Mama dua orang itu pun datang, menengahi.
"Heh, heh, heh! Apa-apaan kalian ini?!"
Saat Mamanya datang dengan wajah marah, barulah kedua anak manusia itu diam. Tetapi, tidak dengan sepasang mata mereka yang saling melempar tatapan sinis.
"Kak Ana nih, suka rebut hak orang!" tunjuk si anak pria, mulai memberi pengaduan.
Ana terbelalak. Tuduhan dari adiknya itu, sangat tidak bisa ia terima.
"Hak orang apa, anjir?! Lo pikir, gue anggota DPR, hah?!" sentak Ana murka.
"Gak osah pakek HAH segala! Mulut lo bau bangke!"
Sekali lagi, Ana dibuat terbelalak dengan balasan sang Adik. Pandai sekali mulut Adiknya berucap. Sampai diri Ana tersentak. Terlepas dari Adiknya yang berusia enam belas tahun, tetap saja Ana tidak menyangka jawaban sang Adik bisa se-menyelekit ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me, the Adjutant's Lover (Pindah ke Karyakarsa)
Ficción históricaTertidur saat menonton film G30S/PKI bersama Papanya. Bangun-bangun Ana sudah berada di kediaman keluarga Jendral Besar Abdul Haris Nasution, salah satu pelaku film sejarah yang ia tonton. Selain bertemu Jendral Nasution, Ana juga bertemu keenam Jen...