36. MTAL - Menjelang G30S/PKI

3.1K 460 244
                                    

Alhamdulillah saya memilih update, tapi seterusnya saya sibuk. Jadi mohon pengertiannya dan tetap tunggu saja jadwal update dengan sabar temen-temen. Kalo saya ada waktu, saya update. Sejarah G30S/PKI gak mudah, kudu riset banyak😁.

Vote & Comment! Ramaikan lapak yaww! Total part ini 4.300 kata loh! Apalagi part kali ini menjelang Gestapu. Sayang kalo gak rame😄.

Happy Reading! Maaf kalau masih ditemukan typo setelah revisi☺🙏.

Dipublish pada 21 Juli 2023

°°°

Di kediaman Jenderal Nasution. Dengan menggunakan setelan kowad lengkap, Ade mengambil sikap hormat di depan lukisan besar Ayahnya sambil menyanyikan lagu Gugur Bunga. Lagu itu di putar melalui piringan hitam. Tingkah Ade tersebut diketahui oleh sang Kakak. Bersama Alpiah, Asisten Rumah Tangga mereka, Yanti mendekati Adiknya.

"Dek, kenapa sih, tiap hari dengerin lagu Gugur Bunga? Hormat di depan foto Ayah pula. Itu kan lagu sedih."

Ade berbalik menatap Kakaknya. "Sudah mirip Ayah belum?"

"Iya, sama seperti Ayah." sahut Alpiah dengan lembut menanggapi, sementara Yanti lebih sering menggoda kebiasaan Adiknya itu. Yanti menilai kebiasaan Ade akhir-akhir ini aneh.

"Ini sama, ini juga sama, dasi juga." Ade menunjuk segala atribut yang melekat di setelannya. Membandingkan setelan Ayahnya di lukisan, wajah Ade berubah murung. "Tapi, Ade tidak punya bintang seperti Ayah."

Ade berlari menuju cermin di kamar guna melihat tampilan dirinya. Bu Nas datang membawa hanger yang tergantung rapih setelan dinas Pak Nas di sana. Mendapati Anaknya tengah bersolek di depan cermin, Bu Nas tersenyum lebar.

"Aduh, Anak Mama! Bukan main cakepnya!"

Ade menoleh ke Mamanya. Masih menampilkan raut murung yang sama.

"Tapi, Ade tidak ada kayak yang Ayah punya, Ma."

"Apanya yang tidak ada, Piah?" tanya Bu Nas ke Alpiah. Ia tidak mengerti maksud Anaknya.

"Ade mau bintang di dada!" cetus Ade langsung mengutarakan niatnya.

Bu Nas ber-O ria. "Kalau mau dapat bintang di dada, Ade harus berjuang dulu. Baru bisa dapat bintang."

"Piah bisa buatkan untuk Ade, asal Ade makin pintar berhitung." celetuk Alpiah yang berdiri di dekat pintu.

Deru mesin mobil terdengar. Sedetik dari itu, bola mata Ade membulat. Ia tahu betul mobil yang datang itu adalah mobil Ayahnya. Yanti pun tak lama berteriak dari arah ruang tamu. Mengabarkan kedatangan Ayahnya.

"Ayah pulang!"

Ade dan Yanti berlari keluar menyambut kedatangan Ayahnya. Mereka berjalan mengiringi Pak Nas masuk ke dalam rumah.

 Mereka berjalan mengiringi Pak Nas masuk ke dalam rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Me, the Adjutant's Lover (Pindah ke Karyakarsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang