4. MTAL - Pembantu Rumah Jendral Nasution

6.6K 770 132
                                    

Di mohon, jangan ada yang plagiat cerita ini! Semuanya! Boleh saja terinspirasi membuat cerita Om Pierre, saya tidak melarang. Saya pun terinspirasi dari cerita kebanyakan yang mengangkat kisah Om Pierre, tapi saya tidak menjiplak karya mereka! Saya membuat cerita versi saya sendiri, menggunakan otak yang saya punya! Bukan hasil otak orang! Saya hanya sedang mewanti-wanti, takut kejadian lapak Ria dan Hayam Wuruk terulang. Saya tahu, cerita ini pembacanya masih sedikit, tapi itu tidak menutup kemungkinan orang-orang berpikiran sempit mau menjiplak karya orang lain. Please lah, saya udah muak menghadapi kasus begini. Udah 4 kali karya saya di plagiat. Muak. Jadi tolong, sekiranya gak punya otak membuat sebuah karya, jangan memaksakan sampai merugikan karya orang😉.

Kalo kalian berpikir, saya terlalu lebay. Atau ada pernah saya nemuin komentar readers yang bilang, "Halah, thor! Jadi penulis harus terima risiko karyanya di kritik atau apa lah!"

Hell! Kayaknya kalian harus baca ini deh.

Hell! Kayaknya kalian harus baca ini deh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalo kalian di sini pernah nonton channel Youtube Sarah Wijayanto, kalian pasti tahu apa DiaryMisteriSara ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kalo kalian di sini pernah nonton channel Youtube Sarah Wijayanto, kalian pasti tahu apa DiaryMisteriSara ini. Asli, saya jadi bisa membedakan KRITIKKAN atau yang sekedar NYINYIRAN dari sini. Ternyata kiritikan dan nyinyir itu beda loh. Hehehe, jadi stop nyinyir dengan dalih ingin mengkritik.

Ps: Gak ada niatan nyindir pihak manapun. Murni keinginan saya mau membahas perkara ini.

°°°

Lama melihat Pierre tanpa ada pergerakan dari kedua belah pihak. Secara mengejutkan, Ana sontak menangis segugukan. Lagi-lagi perbuatan Ana menciptakan suasana ricuh.

"Ana cuma mau pulang! Hiks, hiks! Tapi... Tapi, Ana gak tau pulangnya ke mana. Takut... Ana takut..."

Dua orang wanita yang berada di sebelah kiri dan kanan Pierre, langsung berjongkok. Sebab posisi Ana saat menangis sedang berjongkok. Tepatnya meringkuk menutupi muka.

"Eh, kamu jangan nangis. Kami akan berusaha mengantarkanmu pulang, jadi kamu tenangkan diri dulu ya. Berhenti menangis." pinta salah seorang wanita itu. Ia menghapus air mata Ana yang membasahi kedua pipi.

Me, the Adjutant's Lover (Pindah ke Karyakarsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang