Chapter 4'Pulau Dawn

1.2K 168 24
                                    

Aku membuka mataku perlahan, Rumah Dadan, dan juga sudah malam.

Sudahku duga aku hanya kehabisan energi, buktinya aku sudah terbangun setelah tidur. Aku mencoba berdiri, aku ingin melihat kondisi Ace, Sabo, dan Luffy.

Bruk!

Otot kakiku terasa sangat lemah dan hal itu membuatku malah terjatuh, "Huh?" Beoku.

"[Name]..."

Mendengar namaku di panggil membuatku menoleh, terlihat di sana ada Ace, Sabo, dan Luffy.

Aku menghela nafas lega ketika tidak melihat perban di tubuh mereka, "Syukurlah kalian baik-baik saja! Tadi aku ingin mencari kalian tapi saat aku berdiri aku malah terjatuh. Sepertinya otot kakiku melemah karena aku melebihi batasanku, jadi mulai sekarang kalian harus menggendongku lo—" Ucapku terpotong.

Srak!

Aku tersentak ketika merasakan pelukan hangat dari mereka dapatku rasakan juga bahuku mulai basah.

"HUAAAAAA [NAME]!! KU KIRA KAU MATI!!!" Teriak Luffy di sela isak tangisnya.

"Bodoh! Jangan membuat khawatir setelah kau tertidur selama dua hari!" Ujar Sabo.

"Dua hari?" Beoku.

Ace melepaskan pelukannya begitu juga dengan yang lain, tangan Ace terangkat memegang pundakmu dengan wajahnya yang masih menunduk, "Tidak ada yang menyurumu untuk melakukan serangan bukan?! Kenapa kau melakukan hal ceroboh itu?! Bukankah kau tahu jika kau sudah kehabisan energi?!" Bentaknya.

Mendengar bentakannya membuat mataku berkaca-kaca, "Ace... Ace membentakku... Huaaaaa...!" tangisanku pecah ketika mendengar Ace membentakku.

Karena biasanya Ace selalu bersifat hangat dan lembut padaku, jadi ketika dia membantakku untuk pertama kalinya seperti ini membuatku menangis.

Meskipun Ace membentakku karena khawatir sekalipun, tapi tetap saja di mataku itu sangat menakutkan.

"Ace bodoh! Kau malah menbuat [Name] menangis!!" Teriak Luffy.

Ace tercengang, dengan cepet dia membawaku ke pelukannya, "Maaf, aku tidak bermaksud membentakmu, [Name]. Aku hanya khawatir, maaf ya? Aku tidak akan mengulanginya, aku janji." Ucapnya sambil mengelus rambutku.

[Name] memberontak, mencoba untuk melepasnya pelukan Ace, dan kembali merengek, "Huaaaa...! Sabooo!" Isak tangisnya.

Mendengar namanya di panggil membuat Sabo membawaku ke dalam pelukannya, "Iya, aku di sini. Berhentilah menangis, okay?" Ucap Sabo mencoba menenangkan [Name].

"Jahat! Dia membentakku...!" Tangis [Name] sambil menenggelamkan wajahnya di pelukan Sabo.

Sabo melirik Ace yang sedang merasa bersalah lalu ia menghela nafas, Sabo mengelus kepala [Name] dengan lembut untuk menenangkan sang gadis.

Hingga saat tangisan [Name] sudah tidak terdengar Ace membuka suara, "Bagaimana keadaannya?" Tanyanya khawatir.

"Dia tertidur." Jawab Sabo, "Seharusnya kau tidak berkata dengan nada yang tinggi." Lanjut Sabo.

TRUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang