Chapter 25'Little Garden

667 79 7
                                    

Kini kami sudah sampai di sebuah pulau, Going Merry memasuki arus sungai yang mengalir di pulau Little Garden untuk menepi.

"Jadi, ini adalah Little Garden! Pulau kedua kita di Grand Line!" Seru Luffy.

"Apa yang 'kecil' dari pulau ini?" Ungkap Zoro saat melihat pepohonan di pulau Little Garden yang begitu besar.

"Tempat ini tidak cocok dengan namanya yang imut" Sambung Nami.

Namun, tak lama kemudian munculah seekor harimau yang cukup besar di daratan, tapi anehnya tiba-tiba saja harimau itu terjatuh akibat mendapatkan sebuah luka.

Melihat hal itu tentu saja membuat yang lain sontak merinding, terkecuali Luffy yang kini terlihat sangat bersemangat untuk melakukan sebuah petualangan.

Zoro menurunkan jangkar, lalu dengan bersemangat Luffy meminta Sanji untuk menyiapkan bekal karena ia ingin berpetualang layaknya bocah ilang.

Vivi menatap ke arah Luffy, "Hei, apakah aku juga boleh ikut denganmu?" Tanyanya.

Mendengar hal itu membuat Luffy mengangguk setuj, "Tentu saja! [Name], kau juga ikut!" Serunya.

Aku menggelengkan kepalaku, "Tidak!" Tolakku.

"Ayolah [Name]!" Seru Luffy menggoncang-goncangkan tubuhku.

"Nami..." Aku meminta pertolongan Nami.

Nami memukul kepada Luffy, "Jangan memaksanya!" Ucapnya.

Dengan wajah penuh benjolan Luffy pun hanya berjawab, "Wakatta."

Tak lama dari itu akhirnya Sanji membawakan bekal untuk Luffy dan Vivi, setelah itu mereka berdua bersama dengan karoo memulai perjalanan.

"Aku juga bosan. Jadi, aku akan pergi jalan-jalan." Ucap Zoro dan turun ke peramukan.

"Ah! Hei, Zoro! Tunggu!" Ujar Sanji.

Zoro menoleh ke atas kapal tempat Sanji, "Hmm?" Beonya.

"Kita kekurangan makanan. Jika kau melihat hewan yang terlihat dapat di makan, bawalah kembali."

"Bawalah kembali, pfttt— dia saja buta arah." Celetukku menatap Zoro sengit.

Jika biasanya Zoro akan marah dikatakan buta arah, maka kali ini ekspresinya hanya menatap ke arahku dengan menaikkan satu alisnya heran.

"Ada apa denganmu?" Tanya Zoro.

"Oi! Dengarkan yang ku katakan tadi!" Seru Sanji pada Zoro.

"Ya, aku akan membawakan satu yang tidak mungkin bisa kau tangkap." Ujar Zoro.

Merasa di remehkan membuat Perempatan imajiner muncul di kepala Sanji, "Tunggu, brengs— Ekhem... Kepala lumut!" Ucap Sanji.

"Hah?!" Ujar Zoro menghentikan langkahnya, membuat Sanji dan Zoro saling mengeluarkan tatapan tajam.

"Kalau begitu, ini adalah pertandingan berburu." Ucap Sanji dan melompat dari kepal ke permukaan, "Lihat! Kita akan bersaing atas berapa kilo daging yang kita dapatkan." Lanjutnya.

"Tunggu! Sanji! Aku ikut!" Seruku lalu melompat ke arah Sanji dari atas kapal dan dengan cepat Sanji langsung menagkapku, "Tangkapan yang bagus!" Lanjutku terkekeh.

Sanji menurunkanku lalu ia mencium punggung tanganku, "Oh~ My Queen~♡, aku pasti tidak akan membiarkanmu terluka~" Ucapnya.

"Oi, [Name]. Kau akan berbahaya jika bersamanya." Ceketuk Zoro.

"Apa yang kau bilang kepala lumut?!" Teriak Sanji tak terima.

"Yosh, yosh. Abaikan dia, ayo Sanji!" Ucapku dan berjalan duluan.

TRUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang