Chapter 18'Arlong Park

691 100 8
                                    

Sudah cukup lama aku duduk di atap rumah Bellemere, melihat Mariner korupsi yang sedang mencari 100 juta berry di kebun jeruk Bellemere.

"Jangan-jangan! Arlong yang mengirinmu ke sini!" Teriak Nami.

"Entahlah, kami hanya menjalankan kewajiban sebagai angkatan laut." Ucap Mariner Tikus.

"Bajingan!" Geram pria yang memiliki kincir angin di topinya.

"Tidak ku sangka angkatan laut akan bekerja sama dengan Bajak laut!" Teriak Nojiko.

"Aku menemukannya!" Tetiak salah satu prajurit angkatan laut.

Yosh, saatnya beraksi.

Aku melayang tanganku, dan ku ubah air menjadi beberapa kristal es runcing yang ku layangkan ke kaki para prajurit angkatan laut.

"Arghhhhh!!"

"Apa yang terjadi?!"

"Dari mana asal es itu?!"

Aku turun dari atap rumah, "Menjijikkan" Ucapku pada mariner tentu saja.

"[Name]..." Lirih Nami.

Aku kembali mengayunkan salah satu tanganku, dan ku arahkan jariku pada leher mariner tikus itu. Hal itu membuat air yang ke kendalikan kini mencekik lehernya.

"A..pa i-ini...?" Ucap mariner tikus sambil meraba lehernya karena ia merasakan sulit untuk bernafas.

Aku menghela nafas, "Menjauhlah dari kebun jeruk itu sebelum kristal es ku menusuk jantung kalian." Ucapku.

Astaga, aku sama sekali gak punya bakat untuk jadi villain, guys. Ngomong begino aja, langsung ngerasa alay.

Mendengar ancamanku sudah pasti membuat para prajurit angkatan laut itu pun langsung berlari menjauh dari kebun jeruk. Ku lirik Nami yang sepertinya masih menggenggam marah pada Arlong.

Sret!

Mataku kembali fokus pada si mariner tikus, ketika dia mengeluarkan pistolnya dan menyerahkannya padaku.

"[Name]!" Seru Nojiko.

Air yang melingkar di leher tikus itu ku eratkan cekikannya, membuat si tikus berteriak lebih keras. Dan di saat yang bersamaan pun Nami berlari, sudah pasti dia akan berlari ke tempat Arlong.

Aku menatap Nojiko, "Kejar Nami! Jangan sampai dia hilang kendali, Nojiko! Pak kincir!" Teriakku.

Ku lihat Nojiko dan pak kincir mengangguk dan berlari mengejar nami. Aku kembali menatap mariner tikus dan para bawaannya.

"Mass Freeze." Ucapku seketika daerah sekitarku langsung membeku, begitu juga dengan tubuh-rubuh angkatan laut itu.

"Sharp rain!" Teriakku dan secara tiba-tiba pun tusukan air hujan yang begitu tajam seperti jarum menusuk-nusuk tubuh mereka yang masih membeku.

Bruk!

Aku jatuh terduduk dan nafasku tidak beraturan, "Mengubah es sebanyak itu, benar-benar membutuhkan banyak energi... Seharusnya aku menggunakan sharp rain saja... Tapi jika tidak dibekukan dulu, maka mereka akan langsung mati saat terkena serangan Sharp rain..." Ucapku sambil memandang langit.

Naif, aku masih belum siap untuk membunuh manusia meskipun ia adalah musuhku...

Ku pandangi tanganku yang masih bergetar. Jurus sharp rain sebenarnya terinfirsi dari kami no ika 'megido' milik Rimuru, dimana jurus itu adalah tetesan air kecil yang dibentuk oleh Elemen Air untuk membuat lensa yang memfokuskan cahaya menjadi sinar laser yang mematikan.

Namun, aku mengubahnya menjadi tetesan hujan yang tajamnya seperti jarum. Tapi jika sudah saatnya, mungkin aku juga akan mencoba jurus kami no ika 'megido' milik Rimuru. Siapa tahu aku juga dapat melakukannya.

TRUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang