"Shushu!" Ucap seorang pria yang sedang memanggil si anjing.
Zoro yang sepertinya tadi tertidur kembali membuka matanya, "Siapa kau?" Tanyanya.
"Aku kepala desa ini, namaku Boodie." Ucap pria itu.
"Oh, pas sekali!" Seruku dan berjalan mendekati Boodie, "Ossan! Bisa kau menolong Pria hidau itu? Ia tertusuk." Lanjutku.
Boodie melirik Zoro sejenak lalu mengangguk, "Baiklah." Ucapnya lalu mengantarkan Zoro ku ramahnya, aku juga ikut.
Setelah berada rumah Boodie, dia pun meletakkan Zoro di tempat tidur lalu tak lama Bloidie membawa kotak obat.
Melihat itu aku langsung mengambilnya, "Biar aku saja!" Seruku, Boodie mengangguk setuju dan memilih untuk pergi keluar menemui Luffy dan Shushu.
Aku manatap luka Zoro, mencoba membersihkannya terlebih dahulu menggunakan kapas yang sudah ku beri alkohol.
Namun Zoro menahan tangan kiriku yang sedang memegang kapas itu, membuatku harus menatapnya bingung.
"Ada apa?" Tanyaku.
"Rawatlah lukamu dulu." Ucap Zoro sambil memejamkan kedua matanya.
Kedua alisku mengerut, "Lukamu lebih parah." Ucapku, tapi jika aku tidak menahannya mungkin luka ini akan lebih parah.
"Ini bukan apa-apa." Sela Zoro.
Tangan kananku yang tidak terluka terangkat membekap mulut Zoro, "Ini bikin ipi-ipi." Cibirku tak lama menghela nafas, "Mending kau tidur." Lanjutku.
Salah satu tangan Zoro yang tadi memegang tangan kiriku, sekarang malah memegang tangan kananku yang masih membekap mulutnya.
Zoro membawa tanganku unruk menutupi matanya, "Silau." Lontarnya.
Aku terdiam, bagaimana caraku mengobati lukanya menggunakan satu tangan dan tangan itupun kini sedang terluka.
Aku menghela nafas panjang, dan tetap melanjutkan pengobatannya, dan itu sedikit memakan waktu karena hanya kenggunakan satu tangan.
Aku manatap wajahnya yang seperti sudah tertidur, dengan perlahan aku menarik tanganku, berharap ini tidak akan membangunkannya.
Setelah tangan kiriku bebas, aku langsung melepaskan bandana berwarna hijau tua milik Zoro yang masih terikat di tangan Kiriku.
Sekarang bandana itu telah kotor oleh darahku, tangan kiriku terangkat tak lama butir-butiran air muncul.
Aku mengarahkan jariku ke bandana Zoro dan air itupun langsung membersihkan warna darah yang berada di bandana, kini butir-butiran air yang awalnya berwarna bening barubah menjadi merah.
Ini sama saja seperti proses mencuci, kembali menghela nafas lalu aku mengobati tangan kananku dan membalutnya dengan perban.
Tanganku mengambil bandana milik Zoro lalu mengikatkannya kembali ke bahu sang pemuda, tentu saja itu sudah kering karena aku sudah menyerap airnya.
Mengingat sesuatu yang mungkin akan terjadi membuatku memasukkan obat luka dan beberapa gulungan perban di kantong.
Lalu saat merasa pekerjaan ku sudah selesai, aku berdiri melangkahkan kaki ke pintu untuk pergi menemin Luffy.
Boom!
HUH?! Jangan bilang itu Buggy Ball?! Oi, oi, oi! Aku bahkan belum sempat keluar rumah, sialan!
Aku mengguncang badan Zoro, "Zoro! Bangun! Bangun! Rumah ini akan dikedakkan!" Teriakku sambil memukul-mukul wajahnya, teringat jika Chopper selalu melakukan ini untuk membangunkan orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUTH
FantasyOne Piece x Reader Aku berengkarnasi di suatu dunia yang aku sendiri tahu alur kehidupan di sana. Tapi, kurasa ini bukan hanya rengkarnasi biasa. Karena bagaimana mungkin di dunia lama dan di dunia ini namaku tetap sama? Bahkan gelombang lautan se...