Chapter 23'Whisky Peak

721 94 5
                                    

Saat ini kami tengah berlayar menuju Whisky Peak, di perjalanan tiba-tiba saja cuaca menjadi bersalju.

Lalu berubah menjadi petir, hingga akhirnya Nami menyadari keanehan ini dan langsung memerintahkan untuk memutar kapal 180 derajat.

"Terima angin dari sisi kanan! Putar kapal 180 derajat ke kiri!" Saru Nami.

Kami langsung membagi tugas. Tenang saja, aku sudah lepas dari genggaman Zoro kok.

"Aku melihat gunung es di arah jam 10!" Teriak Usopp.

"Ini mulai berkabut!" Sahut Sanji, aku berlari ke arahnya membantu untuk mengarahkan kemudi agar tidak menabraknya gunung es.

Dan setelah kami berhasil melewati gunung es, angin kecang datang. Bahkan, angin kencang itu mengakibatkan layar Going Merry robek.

Kami kembali terombang-ambing di lautan dengan cuaca yang tetus berubah, dan arah angin yang tak menentu.

Dan saat semuanya sudah stabil dengan santainya Zoro bangun dari tidurnya dan berkata, "Hei, tidak peduli seberapa bagus cuacanya, kalian tidak boleh bermalas-malasan. Jangan sampai kita berada di jalur yang salah."

Gigit dia Junpei!

Gigit dia Junpei!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bugh!

Bagh!

Aku dan Nami sontak langsung memukul kepala sang rambut hijau, yang tak lain adalah Roro Joro.

Nami mehela nafas sejenak, "Lihat! Perjalanan pertama kita telah selesai." Ucap Nami sambil menunjuk pulau Whisky Peak.

"Jadi, itu Whisky Peak. Namun, itu benar-benar pulau yang lucu." Sahut Sanji ketika melihat kaktus-kaktus besar yang ada di pulau.

Vivi dan Rekannya berpamitan dan langsung berenang ke pulau mereka, tapi kami tidak terlalu mempedulikan mereka.

Kami memilih untuk menepi di pulau Whisky Peak. Suara sorakan terdengar, dapat di bilang jika saat ini penduduk pulau sedang menyambut kedatangan kami.

Di saat yang lain sedang fokus berbicara pada mamama, aku justru terfokus pada duri kaktus-kaktus raksasa, jika terlihat dari jauh memang terlihat seperti duri tapi itu sebenarnya makam, kan?

"Baiklah semuanya! Kita akan mengadakan pesta!" Teriak Mamama dan di sambut sorakan para penduduk.

Mereka membawa kami ke sebuah rumah. Bernyanyi, makan, dan minum pada intinya mereka terus berpesta hingga malam hari.

Dan saat ini aku sedang duduk di sofa bersama dengan Zoro yang berada di sampingku, menjadi tempat sandaran.

Mamama memberikanku satu gelas alkohol, "Mohon jangan menahan diri, minumlah." Ucapnya.

Aku mengangguk, dan mengambil satu gelas yang diberikan olehnya. "Terima kasi—"

"Kau tidak boleh meminumnya." Celetuk Zoro mengambil gelasku.

TRUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang