Hari makin gelap, kami semua kini berkumpul di ruangan berserta Vivi. Nami yang tengah duduk di atas kursi membuka topik pembicaraan jika malam ini kita harus pergi, aku hanya mendengarkan.
Tanganku membenarkan posisi bantal yang berada di bawah kepalaku, saat ini aku tengah berbaring dengan kedua kakiku yang berada di atas pangkuan Luffy, karena saat ini dia sedang duduk di pojok kasur yang sama tempatku berbaring.
"Kita pergi dari sini?" Sahut Chopper yang sedikit bingung dengan ucapan mendadak dari Nami.
Zoro saat ini duduk di kursi yang berada di sampingnya kasur yang ku tiduri, tangannya mengambil Oreo yang saat ini sedang tidur pulas di atas perutku, hal itu tentu saja membuatku menatap tajam ke arahnya.
Lelaki berambut hijau itu ternyata bukan mengambil Oreo tapi memindahkan Oreo ke sebelah ku, seperti Zoro peka melihatku sedikit kesulitan bernafas karena perutku yang sebelumnya tertindih oleh Oreo yang sedang tidur.
"Yah, kurasa ada benarnya juga. Karena sudah tak ada alasan untuk berlama-lama disini." Ucap Zoro dengan kedua Indra penglihatannya yang masih terfokus melihat ke arahku.
Sanji mengangguk sejenak, "Benar, aku mengkhawatirkan pergerakan angkatan laut." Ucapnya.
Mataku melirik ke arah Zoro dan Sanji bergantian, lihatlah kapan lagi kita bisa dapat melihat mereka berdua memiliki pendapat yang sama.
Kedua Indra penglihatannya Luffy kini terlihat fokus menatap ke arah yang lain, berbeda dengan tangannya yang justru bertingkah jahil dengan cara menggelitiki telapak kaki ku.
Aku tertawa di saat mereka tengah berdiskusi serius, bahkan semua mata kini menoleh ke arahku sejenak, "Hentikan itu!" Teriakku pada Luffy.
Dengan perasaan kesal langsung saja ku angkat kakiku untuk menendang wajah Luffy yang kini masih terlihat menatap fokus ke yang lain, ia bahkan tak menoleh ke arahku sedikitpun dan tidak ada raut rasa bersalah.
Tangan kanan Luffy berhasil menggenggam kakiku yang bahkan belum berhasil menendang wajahnya, ekspresinya saat ini persis seperti ketika dia sedang memperhatikan sesuatu dengan serius namun tangannya justru sedang mencuri makanan untuk memakannya.
Kini tangan kiri Luffy kembali menggelitiki kaki ku yang masih di genggam olehnya. Hal itu sukses membuatku kembali tertawa, sedangkan kakiku terus meronta-ronta agar terlepas dari genggamannya.
"Yosh! Kita akan pergi dari sini setalah satu kali jamuan makan lagi!" Ucap Luffy dengan ekspresi serius menatap ke yang lain, tapi tangannya masih terus menggelitiki kakiku.
"Kita harus segera pergi, dasar bodoh!" Seru Zoro.
Aku masih tidak bisa berhenti tertawa, "Nami..." Lirikku menatap ke arah Nami dengan pandangan yang berkaca-kaca.
Nami melemparkan sebuah buku ke arah kepala Luffy, "Hentikan itu, Luffy!" Teriaknya.
1 benjolan muncul di kepala Luffy, "Wakatta." Ucapnya.
Nami menghela nafas sejenak, "Kita akan pergi sekarang, jadi bersiap-siaplah." Ucapnya yang langsung di setujui oleh yang lain.
Luffy berdiri dari duduknya, tangannya meletakkan topi jerami di atas kepalanya yang masih terbaring. "Kalau begitu aku akan membawa semua makanan yang ada di meja!" Ujar Luffy langsung berlari ke arah meja di dalam ruangan.
Aku mengatur pernafasanku, "Aku tidak punya tenaga lagi..." Lirikku yang sedari tadi terus tertawa.
Sanji mengulurkan tangan padaku untuk membantu duduk, "Minumlah dulu, [Name]-Chan." Ucapnya seraya menyodorkan sebuah gelas berisi air minum.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUTH
FantasyOne Piece x Reader Aku berengkarnasi di suatu dunia yang aku sendiri tahu alur kehidupan di sana. Tapi, kurasa ini bukan hanya rengkarnasi biasa. Karena bagaimana mungkin di dunia lama dan di dunia ini namaku tetap sama? Bahkan gelombang lautan se...