Chapter 36'Jaya

280 44 4
                                    

Ini sudah memasuki arc Jaya ya... Aku menatap ke arah lautan yang tenang, kembali mengingat jika saat di arc Jaya ada momen yang membuatku sangat kesal.

Momen saat Luffy dan Zoro hanya diam ketika ke hajar, jadi nanti apa yang harus ku lakukan? Haruskah aku menghajar mereka duluan atau membiarkannya?

Karena mau bagaimana pun itu adalah perintah Luffy untuk tetap diam, tapi tetap saja rasanya kesal ketika mengingat Luffy, Zoro, dan Nami di tertawakan seperti itu.

Bahkan sampai saat ini pun aku masih tak mengerti sebenarnya apa yang di pikirkan Luffy, kalau terus di ingat rasanya benar-benar menjengkelkan.

Ditambah lagi, di arc ini dia akan muncul... Aku mengepalkan tanganku dengan erat, Marshall D. Teach... Gempalan tanganku semakin erat sehingga kuku jariku memutihkan.

Apa aku harus membunuhnya sekarang? Dengan begitu ia tidak bisa menyerahkan Ace ke angkatan laut bukan?

Yeah, sepertinya itu ide yang bagus meskipun aku tidak mungkin bisa membunuhnya karena Teach pasti memiliki pengalaman bertarung lebih banyak ketimbang diriku.

"Jangan mengepalkan tangan seperti itu, kau bisa melukai tanganmu sendiri." Ujar Zoro.

Aku menoleh ke arahnya, "Oh, aku tidak sadar melakukannya." Kataku yang hendak berjalan menghampiri Oreo yang tengah berbincang dengan Chopper sepertinya.

Namun belum saja aku melangkah tiba-tiba saja butiran-butiran kayu terjatuh layaknya hujan, aku sontak menoleh ke atas ketika yang lain mengira itu adalah hujan.

"Itu kapal!" Teriakku sukses membuat yang lain ikut menatap ke atas melihat kapal yang cukup besar itu terjatuh.

Akibat kapal yang terjatuh itu membuat Going Merry terombang ambing, salah satu tangan Zoro melingkar di pinggang ku untuk membantu diriku agar tidak terjatuh.

"Berhati-hatilah!" Teriak Sanji dengan panik.

Nami berpegang dengan tiang erat dengan tiang, ia juga tak kalah panik saat ini. "Cepat putar kemudian!" Teriaknya.

Zoro mengeratkan tangannya di pinggangku ketika Going Merry kembali berguncang, "Mustahil dalam keadaan seperti ini!" Teriaknya pada Nami.

Aku menatap ke arah Luffy yang menempel untuk berpegangan pada dinding layaknya cicak, "Luffy lindungi Going Merry!" Teriakku.

"Siap!" Teriak Luffy seraya memanjangkan tangannya untuk menghempaskan runtuhan-runtuhan kapal yang hendak mengenai Going Merry.

Usopp berteriak sangat keras ketika di depannya terdapat tengkorak yang jatuh bersama dengan kapal sebelumnya, "Tengkorak!" Teriaknya yang terkejut.

"Bodoh! Jangan dilempar ke sini!" Teriak Nami yang juga ketakutan ketika melihat Usopp dengan refleks melempar tengkorak ke arahnya.

Beberapa saat setalah bangkai kapal jatuh, laut kembali tenang dan Going Merry sudah tak terombang ambing seperti tadi, kayu-kayu bangkai kapal juga berserakan di permukaan laut.

Keadaan juga sudah kembali tenang sebelum Nami kembali berteriak kaget ketika melihat jarum Log Pose yang terus mengarah ke atas.

Awalnya Namu berfikir jika Log pose-nya telah rusak, namun Robin meyakinkan jika jarum Log pose itu di tarik oleh pulau dengan medan yang lebih kuat, yang berarti ada pulau di langit.

"Jadi ada pulau yang melayang di langit?!" Seru Luffy dengan antusias seraya menunjuk ke arah langit, "Bagus! Ayo pergi ke sana!" Lanjutnya.

Robin membongkar sebuah peti yang jatuh bersama bangkai kapal sebelumnya, ia juga menjelaskan jika tengkorak di dalam peti itu mati seketika 200 tahun yang lalu.

TRUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang